Puluhan Pedagang Positif Corona, DPRD DKI: Harus Ada Tindakan Tegas
loading...
A
A
A
JAKARTA - Sejumlah pedagang pasar yang berada di wilayah DKI Jakarta dilaporkan positif terpapar virus Corona atau Covid-19. Hal ini diketahui berdasarkan tes swab dengan menggunakan metode polymerase chain reaction (PCR).
Menanggapi hal itu, Anggota Komisi D DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PDI Perjuangan Hardiyanto Kenneth mengatakan, dirinya selalu mewanti-wanti soal penyebaran virus Corona di pasar tradisional saat pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) lalu. Pasalnya, saat itu belum ada ketegasan dalam pemberian sanksi bagi yang melanggar.
"Saya sudah mewanti-wanti pasti akan ada penyebaran virus Corona di pasar tradisional, dan akhirnya kejadian," kata Kenneth dalam keterangannya, Sabtu (13/6/2020). ( )
Pasalnya, sambung pria yang kerap disapa Kent ini, saat masa pandemi Covid-19 banyak pasar tradisional yang masih beraktivitas. Pedagang maupun pengunjung tidak mengindahkan protokol kesehatan, seperti memakai masker, jaga jarak, dan rajin mencuci tangan. Hal yang paling massif itu terjadi disaat Bulan Suci Ramadhan dan menjelang Hari Raya Idul Fitri 1441 Hijriah.
"Banyaknya pedagang yang positif terpapar virus Corona karena tidak mengindahkan protokol kesehatan. Artinya tidak ada pengawasan dan ketegasan dari Pemprov DKI Jakarta, seharusnya sejumlah petugas bisa melakukan penjagaan di pasar-pasar," katanya.
Saat ini, kata Kent, warga yang berada di sekitar pasar yang berada zona merah tersebut perlu diwaspadai dan harus masuk Orang Dalam Pemantauan (ODP) Covid-19, serta harus dilakukan isolasi mandiri dengan cepat agar penyebaran virus tidak lebih meluas.
"Saya khawatir pasar tradisional ini akan bisa menjadi kluster baru. Pemprov harus bisa bergerak cepat untuk menghentikan penyebaran Covid-19 di wilayah sekitaran pasar tersebut, harus berani mengisolasi seluruh warga di daerah tersebut," tegasnya.
Menurut Kent, Pemprov DKI Jakarta dalam hal ini PD Pasar Jaya harus lebih gencar dalam melakukan sosialisasi dalam program penanganan Covid-19 di pasar-pasar tradisional, seperti program sosialisasi bahaya Covid-19, pelaksanaan protokol kesehatan, bantuan penyediaan masker maupun hand sanitizer dan facemask atau pelindung wajah untuk pedagang, serta penyemprotan disinfektan secara rutin dan berkala saat pasar berhenti beroperasi.
"Harus lebih digalakkan lagi imbauan kepada pedagang pasar tradisional maupun warga tentang bahaya Covid-19, dan juga harus dilakukan penyemprotan disinfektan secara rutin dan berkala," kata Kent. ( )
Kent juga sangat menyayangkan dengan program yang dicanangkan Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan dengan PD Pasar Jaya perihal belanja kebutuhan sehari-hari via online dari rumah, guna mencegah kontak langsung antara penjual dan pembeli secara langsung. Namun, program tersebut tidak juga membantu penurunan kurva penyebaran covid-19. "Program tersebut ternyata tidak bisa menurunkan angka penyebaran covid-19," tuturnya.
Menanggapi hal itu, Anggota Komisi D DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PDI Perjuangan Hardiyanto Kenneth mengatakan, dirinya selalu mewanti-wanti soal penyebaran virus Corona di pasar tradisional saat pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) lalu. Pasalnya, saat itu belum ada ketegasan dalam pemberian sanksi bagi yang melanggar.
"Saya sudah mewanti-wanti pasti akan ada penyebaran virus Corona di pasar tradisional, dan akhirnya kejadian," kata Kenneth dalam keterangannya, Sabtu (13/6/2020). ( )
Pasalnya, sambung pria yang kerap disapa Kent ini, saat masa pandemi Covid-19 banyak pasar tradisional yang masih beraktivitas. Pedagang maupun pengunjung tidak mengindahkan protokol kesehatan, seperti memakai masker, jaga jarak, dan rajin mencuci tangan. Hal yang paling massif itu terjadi disaat Bulan Suci Ramadhan dan menjelang Hari Raya Idul Fitri 1441 Hijriah.
"Banyaknya pedagang yang positif terpapar virus Corona karena tidak mengindahkan protokol kesehatan. Artinya tidak ada pengawasan dan ketegasan dari Pemprov DKI Jakarta, seharusnya sejumlah petugas bisa melakukan penjagaan di pasar-pasar," katanya.
Saat ini, kata Kent, warga yang berada di sekitar pasar yang berada zona merah tersebut perlu diwaspadai dan harus masuk Orang Dalam Pemantauan (ODP) Covid-19, serta harus dilakukan isolasi mandiri dengan cepat agar penyebaran virus tidak lebih meluas.
"Saya khawatir pasar tradisional ini akan bisa menjadi kluster baru. Pemprov harus bisa bergerak cepat untuk menghentikan penyebaran Covid-19 di wilayah sekitaran pasar tersebut, harus berani mengisolasi seluruh warga di daerah tersebut," tegasnya.
Menurut Kent, Pemprov DKI Jakarta dalam hal ini PD Pasar Jaya harus lebih gencar dalam melakukan sosialisasi dalam program penanganan Covid-19 di pasar-pasar tradisional, seperti program sosialisasi bahaya Covid-19, pelaksanaan protokol kesehatan, bantuan penyediaan masker maupun hand sanitizer dan facemask atau pelindung wajah untuk pedagang, serta penyemprotan disinfektan secara rutin dan berkala saat pasar berhenti beroperasi.
"Harus lebih digalakkan lagi imbauan kepada pedagang pasar tradisional maupun warga tentang bahaya Covid-19, dan juga harus dilakukan penyemprotan disinfektan secara rutin dan berkala," kata Kent. ( )
Kent juga sangat menyayangkan dengan program yang dicanangkan Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan dengan PD Pasar Jaya perihal belanja kebutuhan sehari-hari via online dari rumah, guna mencegah kontak langsung antara penjual dan pembeli secara langsung. Namun, program tersebut tidak juga membantu penurunan kurva penyebaran covid-19. "Program tersebut ternyata tidak bisa menurunkan angka penyebaran covid-19," tuturnya.