Dosen Unpak Bogor Rancang Pembelajaran Nahwu Berbasis Web di Pondok Pesantren
loading...
A
A
A
JAKARTA - Dosen Program Studi Ilmu Komputer FMIPA Universitas Pakuan (Unpak) Bogor melakukan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat ( PKM ) di Pesantren Nurul Imdad Jalan Babakan Fakultas, Tegallega, Bogor Tengah, Kota Bogor. Tim yang terdiri dari tiga orang tersebut mengimplementasikan aplikasi web untuk pembelajaran Nahwu di pondok pesantren .
Ketua tim PKM, Teguh Puja Negara mengatakan, dirinya bersama dua rekannya, Syamsul Arifin dan Abdul Haris, melakukan PKM sejak Februari 2021. Diawali dengan beberapa kali pertemuan dalam bentuk kunjungan ke lokasi PKM sebagai tahap penerapan aplikasi web.
"Tim PKM kemudian merancang strukturisasi materi, merancang aplikasi sistem berbasis web, dan juga membantu dalam pengujian aplikasi sistem. Tim PKM juga membantu dalam penggunaan aplikasi sistem," kata Teguh Puja Negara dalam keterangan tertulisnya, Senin (14/2/2022).
Ia menjelaskan, PKM dilatarbelakangi situasi pandemi Covid-19 yang menyebabkan pembelajaran di pondok pesantren terhenti. Hal ini menyebabkan pembelajaran Nahwu sebagai kunci dalam memahami ilmu-ilmu lain juga terkendala. Santri yang biasa belajar Nahwu langsung dengan Ustaz Ja'far Shodiq di Ponpes Nurul Imdad, tiba-tiba dipulangkan karena PPKM berlevel.
Keadaan itu memaksa tim dosen Unpak memunculkan ide kreatif merancang pembelajaran Nahwu berbasis web, sehingga dapat dipelajari oleh para santri di luar pondok pesantren. Selain itu, para ustaz juga dapat mengukur tingkat kepahaman santri karena sistem juga dilengkapi dengan soal latihan.
"Tim PKM berharap dengan dibuatkan pembelajaran Nahwu berbasis web dapat lebih meningkatkan motivasi belajar santri di tengah pandemi Covid-19," kata Teguh.
Sementara itu, pemimpin podok pesantren Nurul Imdad, Ustaz Ahmad Mutsalats Mubarok mengakui adanya penurunan motivasi belajar santri ketika pulang ke rumah dan tidak ada pembelajaran langsung. Santri sibuk dengan gadgetnya masing-masing.
Dengan adanya sistem pembelajaran Nahwu berbasis web, maka santri tetap bisa belajar seperti sejarah ilmu Nahwu, materi ilmu Nahwu, penerapan Nahwu dalam kalimat, dan soal latihan. Sistem ini dapat melengkapi referensi dasar ilmu Nahwu yang masih berbasis kitab kuning, belum terstruktur dan membutuhkan waktu yang relatif cukup lama untuk memahaminya.
Ketua tim PKM, Teguh Puja Negara mengatakan, dirinya bersama dua rekannya, Syamsul Arifin dan Abdul Haris, melakukan PKM sejak Februari 2021. Diawali dengan beberapa kali pertemuan dalam bentuk kunjungan ke lokasi PKM sebagai tahap penerapan aplikasi web.
"Tim PKM kemudian merancang strukturisasi materi, merancang aplikasi sistem berbasis web, dan juga membantu dalam pengujian aplikasi sistem. Tim PKM juga membantu dalam penggunaan aplikasi sistem," kata Teguh Puja Negara dalam keterangan tertulisnya, Senin (14/2/2022).
Ia menjelaskan, PKM dilatarbelakangi situasi pandemi Covid-19 yang menyebabkan pembelajaran di pondok pesantren terhenti. Hal ini menyebabkan pembelajaran Nahwu sebagai kunci dalam memahami ilmu-ilmu lain juga terkendala. Santri yang biasa belajar Nahwu langsung dengan Ustaz Ja'far Shodiq di Ponpes Nurul Imdad, tiba-tiba dipulangkan karena PPKM berlevel.
Keadaan itu memaksa tim dosen Unpak memunculkan ide kreatif merancang pembelajaran Nahwu berbasis web, sehingga dapat dipelajari oleh para santri di luar pondok pesantren. Selain itu, para ustaz juga dapat mengukur tingkat kepahaman santri karena sistem juga dilengkapi dengan soal latihan.
"Tim PKM berharap dengan dibuatkan pembelajaran Nahwu berbasis web dapat lebih meningkatkan motivasi belajar santri di tengah pandemi Covid-19," kata Teguh.
Sementara itu, pemimpin podok pesantren Nurul Imdad, Ustaz Ahmad Mutsalats Mubarok mengakui adanya penurunan motivasi belajar santri ketika pulang ke rumah dan tidak ada pembelajaran langsung. Santri sibuk dengan gadgetnya masing-masing.
Dengan adanya sistem pembelajaran Nahwu berbasis web, maka santri tetap bisa belajar seperti sejarah ilmu Nahwu, materi ilmu Nahwu, penerapan Nahwu dalam kalimat, dan soal latihan. Sistem ini dapat melengkapi referensi dasar ilmu Nahwu yang masih berbasis kitab kuning, belum terstruktur dan membutuhkan waktu yang relatif cukup lama untuk memahaminya.
(mhd)