Gandeng Aplikasi Digital, Dinas LH Pantau Sampah Warga Jaksel
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pengangkutan sampah di lingkungan warga kini bisa dipantau melalui handphone. Sebuah aplikasi kini dijajaki Sudin Lingkungan Hidup Jakarta Selatan dan akan diterapkan di sejumlah lokasi.
Kasudin Lingkungan Hidup Jakarta Selatan M Amin menjelaskan, teman-teman penggiat lingkungan hidup mempunyai program untuk memantau alur sampah rumah tangga. Bermodalkan barcode, setiap sampah yang disetor ke petugas sampah bisa diketahui identitasnya.
Barcode tersebut nantinya akan dipasang di gerobak motor sampah. Petugas pengangkut sampah dan warga bisa memindai barcode tersebut, informasi terkait pun langsung diketahui. Seperti dari mana sampah diangkut, waktu pengangkutan, berapa banyak sampah dan jenisnya.
”Simplenya kita bisa tahu apa saja sampah yang kita buang dan kita bisa tahu sampah kita sudah sampai mana. Jadi kalau petugas telat setor ke dipo sampah juga ketauan,” kata Amin, Jumat (11/2/2022).
Menindak lanjuti program tersebut, Amin menuturkan akan menerapkannya di dua dipo sampah seperti di Kecamatan Tebet dan Pesanggrahan. ”Kita sudah diskusi dengan Kaktus dan ketemu dengan mereka. Bagaimana kalau kita terapkan sistem itu di dua tempat tadi,” tambah Amin.
Secara umum, Amin menginkan pengurangan sampah di lingkungan warga bisa diketahui identitasnya dengan rinci. Disatu sisi, pemilahan sampah organik menjadi prioritas, karena berguna untuk pakan Black Soldier Flies (BSF) atau maggot.
”Kaktus mempunyai relasi dengan berbagai pihak, salah satunya tempat usaha yang mempunyai sampah organik. Sampah mereka itu jelas berguna untuk pakan BSF tadi. Makanya kita ingin follow up agar kerjasama ini berkelanjutan,” ungkapnya.
Menilik data terbaru, Amin memaparkan pihak Kaktus sudah mereduksi sampah organik hingga 40,9 ton. Sampah diambil dari Kecamatan Pesanggrahan dan Dipo Tebet Baru.
”Kaktus membawa sisa makanan untuk dijadikan kompos dan pakan maggot. Sampah organik yang diambil masing-masing 1,3 ton dari Pesanggrahan dan 1 ton dari Dipo Tebet Baru,” katanya.
Pengambilan dilakukan sejak 11 Januari dan berkelanjutan hingga saat ini. Amin menambahkan, awalnya sampah yang diambil hanya 300 kilogram di Pesanggrahan dan 600 kilogram di Tebet. Namun perlahan angka tersebut meningkat.
Kasudin Lingkungan Hidup Jakarta Selatan M Amin menjelaskan, teman-teman penggiat lingkungan hidup mempunyai program untuk memantau alur sampah rumah tangga. Bermodalkan barcode, setiap sampah yang disetor ke petugas sampah bisa diketahui identitasnya.
Barcode tersebut nantinya akan dipasang di gerobak motor sampah. Petugas pengangkut sampah dan warga bisa memindai barcode tersebut, informasi terkait pun langsung diketahui. Seperti dari mana sampah diangkut, waktu pengangkutan, berapa banyak sampah dan jenisnya.
”Simplenya kita bisa tahu apa saja sampah yang kita buang dan kita bisa tahu sampah kita sudah sampai mana. Jadi kalau petugas telat setor ke dipo sampah juga ketauan,” kata Amin, Jumat (11/2/2022).
Menindak lanjuti program tersebut, Amin menuturkan akan menerapkannya di dua dipo sampah seperti di Kecamatan Tebet dan Pesanggrahan. ”Kita sudah diskusi dengan Kaktus dan ketemu dengan mereka. Bagaimana kalau kita terapkan sistem itu di dua tempat tadi,” tambah Amin.
Secara umum, Amin menginkan pengurangan sampah di lingkungan warga bisa diketahui identitasnya dengan rinci. Disatu sisi, pemilahan sampah organik menjadi prioritas, karena berguna untuk pakan Black Soldier Flies (BSF) atau maggot.
”Kaktus mempunyai relasi dengan berbagai pihak, salah satunya tempat usaha yang mempunyai sampah organik. Sampah mereka itu jelas berguna untuk pakan BSF tadi. Makanya kita ingin follow up agar kerjasama ini berkelanjutan,” ungkapnya.
Menilik data terbaru, Amin memaparkan pihak Kaktus sudah mereduksi sampah organik hingga 40,9 ton. Sampah diambil dari Kecamatan Pesanggrahan dan Dipo Tebet Baru.
”Kaktus membawa sisa makanan untuk dijadikan kompos dan pakan maggot. Sampah organik yang diambil masing-masing 1,3 ton dari Pesanggrahan dan 1 ton dari Dipo Tebet Baru,” katanya.
Pengambilan dilakukan sejak 11 Januari dan berkelanjutan hingga saat ini. Amin menambahkan, awalnya sampah yang diambil hanya 300 kilogram di Pesanggrahan dan 600 kilogram di Tebet. Namun perlahan angka tersebut meningkat.
(ams)