Sejarah Hotel Tertua di Indonesia yang Dibangun Tahun 1856
loading...
A
A
A
Tahun 1932, setelah berganti manajemen hotel kemudian ini berganti nama menjadi Hotel Bellevue-Dibbets. Hotel Bellevue-DIbbets kerap menampilkan tulisan onder Europ beheer, Eropeesch beheer (dikelola atau di bawah manajemen orang Eropa). Hal ini menunjukkan bahwa para turis tidak perlu mengkhawatirkan pelayanan dan fasilitas hotal, karena pengelolanya adalah orang Eropa yang memahami keinginan para tamunya.
Hotel Bellevue te Buitenzorg Tahun 1867.
Pihak manajemen juga sangat gencar mempromosikan hotel Bellevue-Dibbets dan Buitenzorg di Eropa. Alhasil, para wisatawan yang berkunjung ke Eropa akan menyempatkan diri untuk menginap di Hotel mereka.
Kedatangan militer Jepang ke Indonesia pada tahun 1942 membuyarkan semuanya. Belanda harus menyerah kalah pada Jepang dan harus segera hengkang dari tanah jajahannya. Hotel Salak the Heritage yang sempat terlantar kemudian digunakan oleh pihak Jepang sebagai markas militer mereka atau Kempetai.
Kekuasaan Jepang di Indonesia tidak berlangsung lama, pada tahun 1945 dua buah bom atom memporakporandakan Kota Hiroshima dan Nagasaki. Kondisi tersebut membuat Jepang harus terpaksa menyerah kalah pada Sekutu. Selama masa transisi dari tahun 1945-1947, bangunan hotel ini kembali menjadi markas bagi para tentara Sekutu.
Setelah tahun 1948, bangunan hotel ini kemudian diserahkan sepenuhnya kepada pemerintah Republik Indonesia. Oleh Pemerintah yang berkuasa saat itu, hotel ini tidak mendapatkan perhatian karena mereka masih sibuk mengurusi negara yang masih seumuran jagung. Baru lah pada tahun 1950, bangunan hotel ini direnovasi dan mendapatkan nama baru yaitu Hotel Salak.
Perubahan nama kembali dilakukan pada September 1998 dengan nama baru yang masih digunakan hingga kini, yaitu Hotel Salak the Heritage. Perubahan nama kembali dilakukan pada September 1998 dengan nama baru yang masih digunakan hingga kini, yaitu Hotel Salak the Heritage.
Hotel Bellevue te Buitenzorg Tahun 1867.
Pihak manajemen juga sangat gencar mempromosikan hotel Bellevue-Dibbets dan Buitenzorg di Eropa. Alhasil, para wisatawan yang berkunjung ke Eropa akan menyempatkan diri untuk menginap di Hotel mereka.
Kedatangan militer Jepang ke Indonesia pada tahun 1942 membuyarkan semuanya. Belanda harus menyerah kalah pada Jepang dan harus segera hengkang dari tanah jajahannya. Hotel Salak the Heritage yang sempat terlantar kemudian digunakan oleh pihak Jepang sebagai markas militer mereka atau Kempetai.
Kekuasaan Jepang di Indonesia tidak berlangsung lama, pada tahun 1945 dua buah bom atom memporakporandakan Kota Hiroshima dan Nagasaki. Kondisi tersebut membuat Jepang harus terpaksa menyerah kalah pada Sekutu. Selama masa transisi dari tahun 1945-1947, bangunan hotel ini kembali menjadi markas bagi para tentara Sekutu.
Setelah tahun 1948, bangunan hotel ini kemudian diserahkan sepenuhnya kepada pemerintah Republik Indonesia. Oleh Pemerintah yang berkuasa saat itu, hotel ini tidak mendapatkan perhatian karena mereka masih sibuk mengurusi negara yang masih seumuran jagung. Baru lah pada tahun 1950, bangunan hotel ini direnovasi dan mendapatkan nama baru yaitu Hotel Salak.
Perubahan nama kembali dilakukan pada September 1998 dengan nama baru yang masih digunakan hingga kini, yaitu Hotel Salak the Heritage. Perubahan nama kembali dilakukan pada September 1998 dengan nama baru yang masih digunakan hingga kini, yaitu Hotel Salak the Heritage.
(thm)