Pusat Studi Jepang Universitas Indonesia Jadi Tempat Isolasi Warga Depok
loading...
A
A
A
DEPOK - Pemkot Depok kembali membuka tempat isolasi untuk pasien Covid-19. Tempat isolasi yang dibuka kembali berada di Pusat Studi Jepang Universias Indonesia (PSJ UI) Depok.
”Sudah (dibuka) sejak Senin (31/1/2022) kemarin. Kapasitas tempat tidur yang tersedia sebanyak 56. Saat ini sudah terisi 10,” kata Wali Kota Depok Mohammad Idris kepada SINDOnews, Jumat (4/2/2022).
Menurut dia, lokasi isolasi itu sebelumnya juga digunakan sebagai karantina pasien dengan gejala ringan dan tanpa gejala. Kemudian sempat ditutup karena kasus melandai. Kini dibuka kembali karena terjadi lonjakan signifikan di Depok.
Tempat isolasi tersebut digunakan bagis pasien tanpa gejala atau gejala ringan yang diwajibkan karantina mandiri di rumah namun rumahnya tidak memungkinkan. ”Karena memang dia (pasien) harusnya isoman, tapi rumahnya tidak memadai,” tegasnya.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Depok Mary Liziawati menambahkan, hingga kini belum ada rencana membuka tempat isolasi berbasis masyarakat di Depok. Namun, kata Mary, pemerintah sudah meminta perangkat wilayah untuk menyiapkan tempat isolasi terpadu.
”Saat ini belum ya. Kemarin Pak Wali sudah mendorong para camat dan lurah untuk bisa menyiapkan tempat isoter di wilayah. Tapi sampai saat ini belum kita dapatkan datanya, kemungkinan dalam waktu dekat,” katanya.
Disebutkan dia tahun lalu sempat ada satu lokasi isolasi terpadu di Sukatani. Namun kini belum dilakukan lagi pengecekan terhadap lokasi tersebut. ”Waktu kenaikan kasus tahun lalu itu ada satu di Sukatani, ada satu tempat yang bisa dijadikan tempat isoter,” tegasnya.
”Sudah (dibuka) sejak Senin (31/1/2022) kemarin. Kapasitas tempat tidur yang tersedia sebanyak 56. Saat ini sudah terisi 10,” kata Wali Kota Depok Mohammad Idris kepada SINDOnews, Jumat (4/2/2022).
Menurut dia, lokasi isolasi itu sebelumnya juga digunakan sebagai karantina pasien dengan gejala ringan dan tanpa gejala. Kemudian sempat ditutup karena kasus melandai. Kini dibuka kembali karena terjadi lonjakan signifikan di Depok.
Tempat isolasi tersebut digunakan bagis pasien tanpa gejala atau gejala ringan yang diwajibkan karantina mandiri di rumah namun rumahnya tidak memungkinkan. ”Karena memang dia (pasien) harusnya isoman, tapi rumahnya tidak memadai,” tegasnya.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Depok Mary Liziawati menambahkan, hingga kini belum ada rencana membuka tempat isolasi berbasis masyarakat di Depok. Namun, kata Mary, pemerintah sudah meminta perangkat wilayah untuk menyiapkan tempat isolasi terpadu.
”Saat ini belum ya. Kemarin Pak Wali sudah mendorong para camat dan lurah untuk bisa menyiapkan tempat isoter di wilayah. Tapi sampai saat ini belum kita dapatkan datanya, kemungkinan dalam waktu dekat,” katanya.
Disebutkan dia tahun lalu sempat ada satu lokasi isolasi terpadu di Sukatani. Namun kini belum dilakukan lagi pengecekan terhadap lokasi tersebut. ”Waktu kenaikan kasus tahun lalu itu ada satu di Sukatani, ada satu tempat yang bisa dijadikan tempat isoter,” tegasnya.
(ams)