Dosen Vokasi UI Uji Coba Aplikasi Mobile Deteksi Dini Penurunan Fungsi Tubuh Lansia di Tangsel
loading...
A
A
A
TANGERANG SELATAN - Dosen Vokasi Universitas Indonesia (UI) melalui program hibah prototype yang diberikan Direktorat Inovasi dan Science Techno Park (DISTIP) UI, melakukan uji coba aplikasi Lantera (Lansia Sejahtera) di wilayah Tangerang Selatan (Tangsel).
Lantera merupakan sebuah Mobile App yang membantu mewujudkan terciptanya SDG’s Goals - Good Health and Well-being melalui deteksi dini terhadap penurunan fungsi (impairment) lansia. Hal ini dilakukan dengan memanfaatkan keterlibatan masyarakat untuk menghindari terjadinya implikasi dari keterlambatan tindakan pencegahan penyakit pada lansia.
Aplikasi Lantera dapat digunakan oleh puskesmas dalam memantau kesehatan lansia dalam wilayah cakupannya dengan melibatkan kader ujung tombak untuk melakukan fungsi promotif dan preventif bagi kesehatan lansia.
Dirjen Pendidikan Vokasi Kemendikbud Wikan Sakarinto dalam berbagai kesempatan meminta agar riset para dosen vokasi tidak hanya menghasilkan publikasi untuk kenaikan jabatan. Namun lebih diutamakan agar risetnya menghasilkan sebuah produk yang dapat berguna bagi pasar maupun masyarakat.
Menjawab kebijakan tersebut, tim lantera melakukan penelitian tentang lansia dilakukan bersama dengan tim dosen dengan latar jurusan yang berbeda. Ketua Tim Lantera DISTP UI Thesa Adi mengatakan, aplikasi lantera saat ini, masih dalam proses pengembangan dengan berfokus pada dua fitur utama yaitu pemetaan posisi serta kondisi lansia, dan fitur lapor darurat bagi lansia.
"Fitur selanjutnya yang sedang dalam pengembangan adalah pengembangan Artificial Intellegence Lantera, dalam melakukan deteksi dini penurunan fungsi tubuh para lansia," ujar Thesa dalam keterangan tertulis diterima Selasa (1/2/2022).
Thesa Adi lebih lanjut mengatakan bahwa Lantera akan bekerja sama dengan Kyushu University dalam melakukan pengembangan AI serta pengadaan Portable Health Clinic (PHC).
Dosen Vokasi sekaligus Anggota Tim Lantera Wahyu Nofiantoro menambahkan, selain mengembangkan aplikasi deteksi impairement pada lansia, tim lantera, bersama para dosen stikes banten, menyusun dan mengembangkan skema kompetensi Operator Klinik Berjalan, bagi para kader.
Skema kompetensi ini rencananya akan diusulkan ke Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) untuk dijadikan skema resmi dalam melakukan sertifikasi kompetensi bagi para kader.
Melalui skema ini dipastikan kompetensi para kader dalam melakukan kunjungan dan pemeriksaan dasar untuk para lansia dan memasukkan datanya ke dalam Aplikasi Mobile Lantera. Setelah data dari kader masuk, maka informasi tentang kondisi lansia akan disajikan ke dalam dasboard yang dapat dipantau oleh puskesmas.
Staf Puskesmas Pondok Ranji Hanna yang bertugas memonitor lansia di wilayahnya, menilai Aplikasi Lantera merupakan aplikasi yang sangat berguna bagi puskesmas. terutama dalam melakukan monitoring terhadap kesehatan para lansia. Aplikasi untuk Lansia, terutama untuk kegiatan pencegahan/preventif kondisi sakit lansia saat ini belum ada, dan dirasakan sangat perlu. Sebab banyak lansia yang berada dalam cakupan Puskesmas Pondok Ranji.
Kegiatan pemantauan kondisi lansia, dirasa sulit dilakukan tanpa adanya sebuah sistem informasi yang secara khusus dirancang untuk kegiatan promotif atau preventif pada puskesmas.
Alumni Program Pendidikan Vokasi yang juga Mentor Manajemen Project Tim Lantera Nisa Ismundari Wildan, mengatakan bahwa Aplikasi Lantera saat ini digunakan oleh mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Banten, dalam melakukan Project Based Learning Pemetaan Lansia di wilayah Puskesmas Pondok Ranji.
Pada kegiatan ini mahasiswa STIKes Banten diberikan proyek untuk melakukan pemetaan lansia menggunakan aplikasi lantera, berkomunikasi dengan masyarakat, mencari permasalahan riil yang dihadapi oleh masyarakat, dan menyusun sebuah program internvensi masyarakat menggunakan Logical Framework Analysis.
Pada akhir kegiatan mahasiswa menyusun usulan program untuk puskesmas pondok ranji dan Pemerintah Kota Tangerang Selatan sebagai solusi permasalahan lansia yang ada.
“kegiatan ini merupakan kolaborasi yang luar biasa, kami dari pihak Pemerintah Kota Tangerang Selatan sangat terbuka dengan usulan program yang diberikan para mahasiswa untuk kami dukung dan kami tindaklanjuti” kata Samsuni dari Bidang Kesra Pemkot Tangerang Selatan.
Lantera merupakan sebuah Mobile App yang membantu mewujudkan terciptanya SDG’s Goals - Good Health and Well-being melalui deteksi dini terhadap penurunan fungsi (impairment) lansia. Hal ini dilakukan dengan memanfaatkan keterlibatan masyarakat untuk menghindari terjadinya implikasi dari keterlambatan tindakan pencegahan penyakit pada lansia.
Aplikasi Lantera dapat digunakan oleh puskesmas dalam memantau kesehatan lansia dalam wilayah cakupannya dengan melibatkan kader ujung tombak untuk melakukan fungsi promotif dan preventif bagi kesehatan lansia.
Dirjen Pendidikan Vokasi Kemendikbud Wikan Sakarinto dalam berbagai kesempatan meminta agar riset para dosen vokasi tidak hanya menghasilkan publikasi untuk kenaikan jabatan. Namun lebih diutamakan agar risetnya menghasilkan sebuah produk yang dapat berguna bagi pasar maupun masyarakat.
Menjawab kebijakan tersebut, tim lantera melakukan penelitian tentang lansia dilakukan bersama dengan tim dosen dengan latar jurusan yang berbeda. Ketua Tim Lantera DISTP UI Thesa Adi mengatakan, aplikasi lantera saat ini, masih dalam proses pengembangan dengan berfokus pada dua fitur utama yaitu pemetaan posisi serta kondisi lansia, dan fitur lapor darurat bagi lansia.
"Fitur selanjutnya yang sedang dalam pengembangan adalah pengembangan Artificial Intellegence Lantera, dalam melakukan deteksi dini penurunan fungsi tubuh para lansia," ujar Thesa dalam keterangan tertulis diterima Selasa (1/2/2022).
Thesa Adi lebih lanjut mengatakan bahwa Lantera akan bekerja sama dengan Kyushu University dalam melakukan pengembangan AI serta pengadaan Portable Health Clinic (PHC).
Dosen Vokasi sekaligus Anggota Tim Lantera Wahyu Nofiantoro menambahkan, selain mengembangkan aplikasi deteksi impairement pada lansia, tim lantera, bersama para dosen stikes banten, menyusun dan mengembangkan skema kompetensi Operator Klinik Berjalan, bagi para kader.
Skema kompetensi ini rencananya akan diusulkan ke Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) untuk dijadikan skema resmi dalam melakukan sertifikasi kompetensi bagi para kader.
Melalui skema ini dipastikan kompetensi para kader dalam melakukan kunjungan dan pemeriksaan dasar untuk para lansia dan memasukkan datanya ke dalam Aplikasi Mobile Lantera. Setelah data dari kader masuk, maka informasi tentang kondisi lansia akan disajikan ke dalam dasboard yang dapat dipantau oleh puskesmas.
Staf Puskesmas Pondok Ranji Hanna yang bertugas memonitor lansia di wilayahnya, menilai Aplikasi Lantera merupakan aplikasi yang sangat berguna bagi puskesmas. terutama dalam melakukan monitoring terhadap kesehatan para lansia. Aplikasi untuk Lansia, terutama untuk kegiatan pencegahan/preventif kondisi sakit lansia saat ini belum ada, dan dirasakan sangat perlu. Sebab banyak lansia yang berada dalam cakupan Puskesmas Pondok Ranji.
Kegiatan pemantauan kondisi lansia, dirasa sulit dilakukan tanpa adanya sebuah sistem informasi yang secara khusus dirancang untuk kegiatan promotif atau preventif pada puskesmas.
Alumni Program Pendidikan Vokasi yang juga Mentor Manajemen Project Tim Lantera Nisa Ismundari Wildan, mengatakan bahwa Aplikasi Lantera saat ini digunakan oleh mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Banten, dalam melakukan Project Based Learning Pemetaan Lansia di wilayah Puskesmas Pondok Ranji.
Pada kegiatan ini mahasiswa STIKes Banten diberikan proyek untuk melakukan pemetaan lansia menggunakan aplikasi lantera, berkomunikasi dengan masyarakat, mencari permasalahan riil yang dihadapi oleh masyarakat, dan menyusun sebuah program internvensi masyarakat menggunakan Logical Framework Analysis.
Pada akhir kegiatan mahasiswa menyusun usulan program untuk puskesmas pondok ranji dan Pemerintah Kota Tangerang Selatan sebagai solusi permasalahan lansia yang ada.
“kegiatan ini merupakan kolaborasi yang luar biasa, kami dari pihak Pemerintah Kota Tangerang Selatan sangat terbuka dengan usulan program yang diberikan para mahasiswa untuk kami dukung dan kami tindaklanjuti” kata Samsuni dari Bidang Kesra Pemkot Tangerang Selatan.
(thm)