Perajin Batik New Normal Bogor Dibekali Pengolahan Limbah
loading...
A
A
A
JAKARTA - Para perajin di Kampung Batik New Normal , Desa Tegal, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor , diajari cara mengolah limbah produksi. Pengolahan limbah agar tidak menimbulkan dampak negatif ke lingkungan.
Kepala Pusat Pengabdian Masyarakat Universitas Pakuan (Unpak) Bogor Eneng Tita Tosida mengatakan, pihaknya bersama dosen dan mahasiswa telah membentuk Kampung Batik New Normal Bogor pada Desember 2021. Program ini terlaksana melalui Bantuan Pendanaan Program Penelitian Kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) dan Pengabdian Masyarakat Berbasis Penelitian dan Purwarupa Perguruan Tinggi Swasta, Ditjen Dikti Ristek, Kemendikbud 2021.
"Program pembentukan Kampung Batik ini melibatkan dosen dan mahasiswa dari multidisiplin ilmu di antaranya Ilmu Komputer, Kimia, Farmasi, Manajemen, dan Pendidikan Dasar," kata Eneng dalam keterangan tertulisnya dikutip, Selasa (18/1/2022).
Menurutnya, Kampung Batik New Normal di Desa Tegal diharapkan dapat menghasilkan batik yang ramah lingkungan. Karena itu para perajin dibekali cara pengolahan limbah agar limbah yang dihasilkan dari produksi batik tidak langsung dibuang ke lingkungan.
Pembekalan pengolahan limbah batik di Kampung Batik New Normal diberikan oleh beberapa dosen Ilmu Kimia yakni Siti Warnasih, Ani Iryani, dan Fahru Rozi. Ketiganya telah berpengalaman dalam melakukan pengolahan limbah zat warna.
Menurut Ani, limbah batik cukup berbahaya jika langsung dibuang ke lingkungan. Sebab, limbah berasal dari hasil pewarnaan batik yang menggunakan zat warna sintetik. Selain sulit didegradasi, pewarna sintetis juga bersifat karsinogenik yang bisa menyebabkan kanker.
"Pengolahan limbah dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti fisika, kimia, dan biologi. Salah satu cara sederhana yang dapat diterapkan untuk pengolahan limbah batik adalah dengan cara kimia yaitu dengan menambahkan zat koagulan seperti tawas atau sejenisnya yang mampu mengendapkan zat pencemar yang ada pada limbah. Jika limbah yang telah diolah tersebut dibuang pun sudah aman dan tidak berdampak negatif bagi lingkungan," kata Siti.
Selain itu, karena kegiatan ini harus bisa mengintegrasikan dengan program MBKM, maka mahasiswa Program Studi Kimia yang terlibat pada kegiatan ini juga diberi proyek mempelajari terkait karakteristik limbah cair yang dihasilkan dari produksi batik. Diharapkan nantinya dapat ditentukan metode yang sesuai untuk proses penanganan limbah batik di Kampung Batik New Normal Bogor.
Kepala Pusat Pengabdian Masyarakat Universitas Pakuan (Unpak) Bogor Eneng Tita Tosida mengatakan, pihaknya bersama dosen dan mahasiswa telah membentuk Kampung Batik New Normal Bogor pada Desember 2021. Program ini terlaksana melalui Bantuan Pendanaan Program Penelitian Kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) dan Pengabdian Masyarakat Berbasis Penelitian dan Purwarupa Perguruan Tinggi Swasta, Ditjen Dikti Ristek, Kemendikbud 2021.
"Program pembentukan Kampung Batik ini melibatkan dosen dan mahasiswa dari multidisiplin ilmu di antaranya Ilmu Komputer, Kimia, Farmasi, Manajemen, dan Pendidikan Dasar," kata Eneng dalam keterangan tertulisnya dikutip, Selasa (18/1/2022).
Menurutnya, Kampung Batik New Normal di Desa Tegal diharapkan dapat menghasilkan batik yang ramah lingkungan. Karena itu para perajin dibekali cara pengolahan limbah agar limbah yang dihasilkan dari produksi batik tidak langsung dibuang ke lingkungan.
Pembekalan pengolahan limbah batik di Kampung Batik New Normal diberikan oleh beberapa dosen Ilmu Kimia yakni Siti Warnasih, Ani Iryani, dan Fahru Rozi. Ketiganya telah berpengalaman dalam melakukan pengolahan limbah zat warna.
Menurut Ani, limbah batik cukup berbahaya jika langsung dibuang ke lingkungan. Sebab, limbah berasal dari hasil pewarnaan batik yang menggunakan zat warna sintetik. Selain sulit didegradasi, pewarna sintetis juga bersifat karsinogenik yang bisa menyebabkan kanker.
"Pengolahan limbah dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti fisika, kimia, dan biologi. Salah satu cara sederhana yang dapat diterapkan untuk pengolahan limbah batik adalah dengan cara kimia yaitu dengan menambahkan zat koagulan seperti tawas atau sejenisnya yang mampu mengendapkan zat pencemar yang ada pada limbah. Jika limbah yang telah diolah tersebut dibuang pun sudah aman dan tidak berdampak negatif bagi lingkungan," kata Siti.
Selain itu, karena kegiatan ini harus bisa mengintegrasikan dengan program MBKM, maka mahasiswa Program Studi Kimia yang terlibat pada kegiatan ini juga diberi proyek mempelajari terkait karakteristik limbah cair yang dihasilkan dari produksi batik. Diharapkan nantinya dapat ditentukan metode yang sesuai untuk proses penanganan limbah batik di Kampung Batik New Normal Bogor.
(mhd)