Tanding Silat Berujung Protes, IPSI Tangsel: Hanya Kesalahpahaman

Sabtu, 18 Desember 2021 - 14:29 WIB
loading...
Tanding Silat Berujung Protes, IPSI Tangsel: Hanya Kesalahpahaman
.Hasil salah satu pertandingan semifinal dalam kejuaraan silat di Kota Tangsel menuai protes. Kini berakhir damai. Foto: MNC Portal/Hambali
A A A
TANGERANG SELATAN - Hasil salah satu pertandingan semifinal dalam kejuaraan silat di Kota Tangerang Selatan ( Tangsel ) menuai protes. Hal itu dipicu saat salah satu peserta dinyatakan kalah lantaran terluka di bagian mulut hingga tak bisa melanjutkan pertandingan.

Kejuaraan itu digelar oleh Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Kota Tangsel di GOR Ciputat tanggal 26 hingga 28 November 2021. Sejumlah perguruan silat ikut serta mengerahkan muridnya guna menyabet gelar juara IPSI Cup 2 yang digelar rutin setiap tahun.

Pada penyelenggaraannya, peserta tingkat pelajar yang mewakili Perguruan Canda Birawa berinisial MFAA (13) berhadapan dengan pelajar lainnya dari Perguruan Tapak Suci. Dalam pertandingan, MFAA, terkena pukulan di bagian wajah hingga mengeluarkan darah.

Wasit pertandingan lantas menghentikan pertandingan. Setelah berdiskusi dengan tim medis, maka MFAA dinyatakan "unfit" atau tidak bisa melanjutkan pertandingan. Dengan demikian, akhirnya diputuskan jika MFAA kalah dan lawan tandingnya keluar sebagai pemenang.

Polemik pun muncul, kekalahan MFAA dianggap sebagai salah satu praktik kecurangan. Keluarga MFAA memprotes hasil pertandingan tersebut. Bahkan terakhir, kasusnya sempat diunggah ke media sosial dan dilaporkan ke Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora).

Pertemuan pun digelar guna menyelesaikan kesalahpahaman itu. IPSI Tangsel memanggil seluruh pihak terkait dalam pertandingan tersebut, termasuk perguruan silat dan pelatih MFAA, panitia penyelenggara, wasit, tim medis, serta tim juri. Mediasi membahas secara detil fakta-fakta yang terjadi dalam pertandingan.

"Persoalan yang terjadi adalah adanya peserta yang dalam bertanding luka di mulut, lalu kemudian menurut dokter itu dinyatakan unfit dan tidak dapat melanjutkan pertandingan maka sesuai aturan dan tata tertib pertandingan maka si peserta dinyatakan unfit. Hasil pertandingan kemudian dimenangkan oleh lawannya," terang Ketua IPSI Tangsel Tomy Patria Edwardy di Tangsel, Sabtu (18/12/21).

Dilanjutkan Tomy, dalam pertandingan semifinal turut menyaksikan 3 wasit dan seorang kepala pertandingan. Seluruhnya menyatakan tak ada kecurangan. Kekalahan peserta MFAA murni akibat luka yang dialami, hingga diputuskan menghentikan pertandingan demi keamanan peserta itu sendiri.

"Dan bisa dipastikan dalam pertandingan itu tidak ada kecurangan, karena memang kami IPSI Tangsel serapih mungkin, sebaik mungkin, dan setepat mungkin tidak boleh ada kesalahan," sambungnya.

Hasil mediasi akhirnya menyepakati bahwa tudingan kecurangan tak lain hanyalah buntut kesalahpahaman. Baik panitia, wasit, pelatih, dan keluarga MFAA saling meminta maaf. Mereka secara bulat tak lagi memersoalkan hasil pertandingan tersebut.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1336 seconds (0.1#10.140)