Atasi Krisis Iklim, Anies: Transportasi Publik adalah Masa Depan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memastikan komitmen Jakarta untuk mewujudkan moda transportasi publik yang aman dan nyaman. Hal ini menjadi komitmen bersama seluruh gubernur/wali kota anggota C40 Cities.
Anies melalui akun media sosialnya membagikan pernyataan bersama para gubernur/Wali Kota anggota C40 Cities pada COP26 Transport Day, Glasgow. "Sebagai C40 Sustainable Mobility Vice Chair, Jakarta berperan penting dalam koalisi," tulis Anies, dikutip dari akun Facebooknya, Kamis (18/11/2021).
Anggota C40 Cities telah sepakat menyerukan investasi jangka panjang untuk mendukung transportasi umum di kota-kota pada 2030. "Mari ubah jalanan kita menjadi ruang yang setara untuk semua, dan hadirkan tulang punggung transportasi perkotaan yang adil dan lestari di mana warganya menjadi denyut nadi kota. Transportasi publik adalah masa depan," kata Anies.
Indonesia dalam statement-nya pada forum COP26 Transport Day, Glasgow, menyerukan perlunya memberikan akses ke transportasi umum kepada semua orang jika ingin
menghentikan krisis iklim.
"Setiap orang yang tinggal di daerah perkotaan harus memiliki akses ke transportasi umum yang aman, sering, terjangkau, dan mudah diakses dalam 10 menit berjalan kaki dari rumah," tulis pernyataan tersebut.
Akses yang adil ke transportasi umum adalah landasan bagi persamaan hak. Setiap orang di kota besar memanfaatkan transportasi umum, baik dengan mengakses pekerjaan, pendidikan, perawatan kesehatan, budaya, dan hiburan, atau dengan berkurangnya kepadatan lalu lintas, polusi udara, dan kecelakaan di jalan raya. "Transportasi pribadi menghasilkan biaya sosial bagi masyarakat yang 28 kali lebih tinggi dari yang dihasilkan transportasi umum," sebut pernyataan tersebut.
Disebutkan, penggunaan transportasi umum telah berubah dalam dua tahun terakhir. Setelah menurunnya perjalanan akibat COVID-19, kini terlihat adanya peningkatan yang konsisten dalam jumlah penumpang transportasi umum di perkotaan.
Orang-orang tidak ingin transportasi umum dikurangi melainkan ditambah, yakni lebih tersebar merata dan rutin, lebih efisien dan terhubung, lebih bersih, lebih cepat dan dengan daya angkut yang lebih besar. Hal ini dapat dicapai bila investasi disediakan dan kota-kota sudah diarahkan ke sana. Jakarta, misalnya, menargetkan layanan transportasi umum harus ada dalam jarak 500 meter dari 95% perumahan penduduk, paling lambat tahun 2022.
Anies melalui akun media sosialnya membagikan pernyataan bersama para gubernur/Wali Kota anggota C40 Cities pada COP26 Transport Day, Glasgow. "Sebagai C40 Sustainable Mobility Vice Chair, Jakarta berperan penting dalam koalisi," tulis Anies, dikutip dari akun Facebooknya, Kamis (18/11/2021).
Anggota C40 Cities telah sepakat menyerukan investasi jangka panjang untuk mendukung transportasi umum di kota-kota pada 2030. "Mari ubah jalanan kita menjadi ruang yang setara untuk semua, dan hadirkan tulang punggung transportasi perkotaan yang adil dan lestari di mana warganya menjadi denyut nadi kota. Transportasi publik adalah masa depan," kata Anies.
Indonesia dalam statement-nya pada forum COP26 Transport Day, Glasgow, menyerukan perlunya memberikan akses ke transportasi umum kepada semua orang jika ingin
menghentikan krisis iklim.
"Setiap orang yang tinggal di daerah perkotaan harus memiliki akses ke transportasi umum yang aman, sering, terjangkau, dan mudah diakses dalam 10 menit berjalan kaki dari rumah," tulis pernyataan tersebut.
Akses yang adil ke transportasi umum adalah landasan bagi persamaan hak. Setiap orang di kota besar memanfaatkan transportasi umum, baik dengan mengakses pekerjaan, pendidikan, perawatan kesehatan, budaya, dan hiburan, atau dengan berkurangnya kepadatan lalu lintas, polusi udara, dan kecelakaan di jalan raya. "Transportasi pribadi menghasilkan biaya sosial bagi masyarakat yang 28 kali lebih tinggi dari yang dihasilkan transportasi umum," sebut pernyataan tersebut.
Disebutkan, penggunaan transportasi umum telah berubah dalam dua tahun terakhir. Setelah menurunnya perjalanan akibat COVID-19, kini terlihat adanya peningkatan yang konsisten dalam jumlah penumpang transportasi umum di perkotaan.
Orang-orang tidak ingin transportasi umum dikurangi melainkan ditambah, yakni lebih tersebar merata dan rutin, lebih efisien dan terhubung, lebih bersih, lebih cepat dan dengan daya angkut yang lebih besar. Hal ini dapat dicapai bila investasi disediakan dan kota-kota sudah diarahkan ke sana. Jakarta, misalnya, menargetkan layanan transportasi umum harus ada dalam jarak 500 meter dari 95% perumahan penduduk, paling lambat tahun 2022.
(thm)