Diabadikan Nama Jalan di Bogor, Berikut 5 Fakta tentang Tirto Adhi Soerjo

Rabu, 10 November 2021 - 15:51 WIB
loading...
A A A
4. Corong suara rakyat lawan kolonialisme.
Tirto benar-benar memanfaatkan media yang ia terbitkan sebagai corong suara rakyat melawan kolonialisme. Titro tak gentar dengan risiko atas tulisannya, mulai dari dibuang, diasingkan, hingga dimiskinkan. Bahkan, meskipun sebagai "pemilik media" namun wafatnya tanpa pemberitaan besar.

Dalam buku 'Pers Pergerakan dan Kebangsaan' yang ditulis Iswara Noor Raditya Akbar, disebutkan kritik-ktritik Tirto melalui tulisan pemberitaan benar-benar membuat gerah pejabat kolonial Belanda saat itu.

5. Ungkap kisah cinta para nyai.
Surat kabar Medan Prijaji yang diterbitkan Tirto pada tahun 1907 tidak hanya berisi kritikan kepada Pemerintah Kolonial. Dalam rubriknya ternyata ada cerita roman fiksi yang dimuat bersambung. Cerita roman yang ditulis Tirto merupakan gambaran kehidupan pada masa itu.

Temanya adalah kisah cinta para nyai atau wanita simpanan dengan segala intriknya. Cukup banyak bumbu seks yang disuguhkan dalam tulisan. Namun hal itu bukan pornografi, karena dianggap lumrah dalam kehidupan masyarakat saat itu.

Sumber: ensiklopedia.kemdikbud/Diolah dari berbagai sumber

(thm)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1034 seconds (0.1#10.140)