DKI Tertinggi Sumbang Kasus Covid-19, Wagub DKI: Akibat Pelonggaran PPKM
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melalui Satuan Tugas Penanganan Covid-19, mencatat DKI Jakarta menyumbang kasus positif tertinggi yakni 117 kasus pada Minggu, 7 November 2021. Namun demikian, Jakarta tidak menambah kasus kematian Covid-19.
Menanggapi hal itu, Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengatakan, sebenarnya kasus aktif Covid-19 di Jakarta dapat dikendalikan. "Terkait kasus Covid-19 sesungguhnya kita bersyukur sampai hari ini terjadi penurunan tempat tidur dari 4.577 jadi 200 terpakai jadi 4%. ICU juga dari 207 yang disiapkan terpakai 69 turun menjadi 10%. Kemudian vaksinnya demikian, vaksin terus meningkat sudah 10.954.750 itu dosis 1. Dosis dua sudah 8.549.211 dosis. Target kita 11.426.456 mudah-mudahan dalam beberapa pekan ke depan sudah bisa terlampaui target bsrubyang diputuskan oleh DKI Jakarta," urainya.
Baca juga: Meski Jakarta PPKM Level 1, Pembukaan CFD Masih Tunggu Perkembangan Covid-19
Terkait jumlah positif Covid-19 yang mencapai 117 kasus itu memang terjadi seiring dengan PPKM yang terus menurun sampai level 1. "Itu artinya terjadi pelonggaran, konsekuensinya kita mulai melonggarkan. Adanya pelonggaran juga ada konsekuensi. Artinya, orang semakin besar yang keluar rumah berarti semakin dibukanya restoran, perkantoran, pabrik semua tempat-tempat usaha tempat-tempat kegiatan semakin terbuka semakin besar kapasitasnya dan jam operasionalnya semakin lama itu tentu berpotensi orang yang keluar semakin besar," urainya.
Menurut Ariza, semakin besar orang yang keluar rumah itu artinya potensi interaksi juga semakin tinggi dan pada akhirnya potensi kerumunan semakin besar. "Itu juga dapat menyebabkan potensi penyebaran yang juga meningkat. Untuk itu tidak ada pilihan. Pilihannya tetap berada di rumah karena rumah adalah tempat yang terbaik kita terbebas dari penyebaran Covid-19," terang politisi Partai Gerindra itu.
Kedua, laksanakan protokol kesehatan 5M dengan ketat dan jangan kendor. Selain itu, masyarakat diimbau untuk tetap waspada dan tidak euforia. Termasuk mengikuti program vaksinasi.
"Jadi itu saja pilihannya. Perlu kami sampaikan, kita memasuki akhir tahun, Libur Natal dan Tahun Baru ini juga terjadi potensi penyebaran. Seperti yang sudah disampaikan jangan sampai di Jakarta terjadi gelombang ketiga. Butuh kerja sama semua pihak, kami minta ditunda dulu kalau perlu dibatalkan yang ingin berpergian jauh ke daerah dan sebagainya," tutupnya.
Menanggapi hal itu, Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengatakan, sebenarnya kasus aktif Covid-19 di Jakarta dapat dikendalikan. "Terkait kasus Covid-19 sesungguhnya kita bersyukur sampai hari ini terjadi penurunan tempat tidur dari 4.577 jadi 200 terpakai jadi 4%. ICU juga dari 207 yang disiapkan terpakai 69 turun menjadi 10%. Kemudian vaksinnya demikian, vaksin terus meningkat sudah 10.954.750 itu dosis 1. Dosis dua sudah 8.549.211 dosis. Target kita 11.426.456 mudah-mudahan dalam beberapa pekan ke depan sudah bisa terlampaui target bsrubyang diputuskan oleh DKI Jakarta," urainya.
Baca juga: Meski Jakarta PPKM Level 1, Pembukaan CFD Masih Tunggu Perkembangan Covid-19
Terkait jumlah positif Covid-19 yang mencapai 117 kasus itu memang terjadi seiring dengan PPKM yang terus menurun sampai level 1. "Itu artinya terjadi pelonggaran, konsekuensinya kita mulai melonggarkan. Adanya pelonggaran juga ada konsekuensi. Artinya, orang semakin besar yang keluar rumah berarti semakin dibukanya restoran, perkantoran, pabrik semua tempat-tempat usaha tempat-tempat kegiatan semakin terbuka semakin besar kapasitasnya dan jam operasionalnya semakin lama itu tentu berpotensi orang yang keluar semakin besar," urainya.
Menurut Ariza, semakin besar orang yang keluar rumah itu artinya potensi interaksi juga semakin tinggi dan pada akhirnya potensi kerumunan semakin besar. "Itu juga dapat menyebabkan potensi penyebaran yang juga meningkat. Untuk itu tidak ada pilihan. Pilihannya tetap berada di rumah karena rumah adalah tempat yang terbaik kita terbebas dari penyebaran Covid-19," terang politisi Partai Gerindra itu.
Kedua, laksanakan protokol kesehatan 5M dengan ketat dan jangan kendor. Selain itu, masyarakat diimbau untuk tetap waspada dan tidak euforia. Termasuk mengikuti program vaksinasi.
"Jadi itu saja pilihannya. Perlu kami sampaikan, kita memasuki akhir tahun, Libur Natal dan Tahun Baru ini juga terjadi potensi penyebaran. Seperti yang sudah disampaikan jangan sampai di Jakarta terjadi gelombang ketiga. Butuh kerja sama semua pihak, kami minta ditunda dulu kalau perlu dibatalkan yang ingin berpergian jauh ke daerah dan sebagainya," tutupnya.
(cip)