Warga Pademangan Keluhkan Air Bau dan Kotor, Aetra: Karena Ada Pipa Putus
loading...
A
A
A
JAKARTA - Warga Pademangan Timur mengeluhkan sulitnya mendapat air bersih akibat adanya pembangunan gorong-gorong di wilayah sekitar. Keluhan warga ini pun langsung ditindaklanjuti pihak PT Aetra Air Jakarta selaku pengelola air di Jakarta Utara .
Corporate and Customer Communication Manager PT Aetra Air Jakarta Astriena Veracia mengatakan, pihaknya telah menangani kendala yang dialami warga Pademangan Timur.
“Komplain ke kami itu masuk baru tanggal 31 Agustus atau tanggal 1 September gitu,” ujar Veracia saat dihubungi, Jumat (3/9/2021).
Menurut Veracia, keluhan tersebut akibat adanya perbaikan saluran air yang telah menimbulkan kerusakan pipa air bersih bagi kebutuhan warga.
“Sekarang sudah disambung lagi. Jadi kemarin itu ada perbaikan gorong-gorong. Kemudian mengakibatkan putus pipanya, tapi sekarang sudah sambung lagi,” kata Veracia.
Dengan adanya keluhan warga yang mengeluh kondisi air kotor dan berbau setelah dibuka kembali, menurut Veracia hal tersebut dikarenakan proses normalisasi.
“Kalau air berbau itu wajar, karena putus. Habis putus berarti kotoran mungkin kotoran masuk ke dalam, jadi pertama akan terasa bau menurut saya,” kata Veracia.
Menurut dia, hal itu wajar. Karena, air kotor itu masuk ke saluran pipa. “Karena kan habis putus, wajar aja air gorong-gorongnya masuk ke dalam. Jadi air gorong-gorongnya masuk ke dalam, jadi kotor, jadi bau, wajar aja,” pungkasnya.
Masyarakat di Jalan Pademangan Timur III, Pademangan Timur, Kecamatan Pademangan, Jakarta Utara, mengeluhkan adanya proyek perbaikan saluran air di wilayah tersebut.
Warga mengeluhkan, semenjak adanya proyek yang dikerjakan mulai dari awal bulan Agustus 2021, membuat warga kesulitan mendapat pasokan air bersih.
Salah satu warga di RT 09 RW 02 Pademangan Timur, Akhiang (45) mengatakan, adanya proyek perbaikan saluran air ini sebenarnya untuk kepentingan warga yakni mengantisipasi banjir.
Akan tetapi adanya proyek tersebut, justru membawa dampak lebih besar terhadap dirinya maupun warga sekitar yang dalam beberapa hari belakangan ini kesulitan mendapat air bersih
"Kalau memang untuk sosial sih ya kita namanya juga untuk kelancaran kita. Cuman kita kan kena imbasnya. Kita nggak ada air, air nggak jalan. Ini sudah kedua kali, sudah dua hari. Sebelumnya dua hari juga," Katanya.
Dikatakan Akhiang, untuk mendapatkan air bersih selama ini dirinya dan warga lainnya harus rela ke pasar elang yang berada di depan tokonya untuk mandi maupun mencuci baju.
Sementara itu untuk memenuhi air di tempat dagangannya, Akhiang mengaku harus mengeluarkan kocek tambahan sebesar 40 ribu untuk air gerobak.
"Untuk air bersih beli gerobakan. Satu gerobaknya Rp40.000. Untuk cuci kuali dan piring kita beli air lah," kata Akhiang. Akhiang berharap krisis air bersih ini dapat teratasi segera.
Sementara itu, Ketua RT 09 RW 02 Pademangan Timur, Trivia Riany mengatakan, proyek yang sedang berjalan ialah pembuatan gorong-gorong yang sudah berjalan dua pekan.
Diakui Trivia adanya proyek ini memang berimbas ke rumah-rumah warga yang kesulitan mendapat air bersih akibat adanya proyek tersebut.
"Ini pembangunan untuk pembuatan gorong-gorong. Kurang lebih hampir dua minggu. Dampaknya ke warga, penyaluran air PAM-nya bocor, otomatis semua air-air pada mati," ucapnya.
Dijelaskan Trivia, imbas dari proyek ini tidak hanya terjadi di lingkungannya saja, bahkan ada sekitar 11 RT yang mengalami kesulitan air bersih. Meskipun bisa mengalir, namun air kondisinya keruh dan berbau tidak sedap.
"Adapun yang ada airnya dibuka, yang bisa keluar airnya bau, kecil, mati, kotor. Itu sudah beberapa hari, ada yang seminggu, empat hari, tiga hari," ujarnya.
Berdasarkan pantauan MNC Portal di lokasi pada Jumat (3/9/2021), perbaikan saluran air itu memakan badan jalan permukiman. Sejumlah titik terlihat sudah selesai di perbaiki.
Selain itu, beberapa titik di trotoar sepanjang jalan terlihat masih dibongkar dalam rangka perbaikan saluran air. Lumpur serta material proyek pun tak luput berceceran ke jalanan.
Sejumlah pekerja proyek masih melakukan aktivitas perbaikan dengan alat berat. Sementara itu petugas Sumber Daya Air (SDA) tampak bekerja menyelesaikan proyek tersebut.
Corporate and Customer Communication Manager PT Aetra Air Jakarta Astriena Veracia mengatakan, pihaknya telah menangani kendala yang dialami warga Pademangan Timur.
“Komplain ke kami itu masuk baru tanggal 31 Agustus atau tanggal 1 September gitu,” ujar Veracia saat dihubungi, Jumat (3/9/2021).
Menurut Veracia, keluhan tersebut akibat adanya perbaikan saluran air yang telah menimbulkan kerusakan pipa air bersih bagi kebutuhan warga.
“Sekarang sudah disambung lagi. Jadi kemarin itu ada perbaikan gorong-gorong. Kemudian mengakibatkan putus pipanya, tapi sekarang sudah sambung lagi,” kata Veracia.
Dengan adanya keluhan warga yang mengeluh kondisi air kotor dan berbau setelah dibuka kembali, menurut Veracia hal tersebut dikarenakan proses normalisasi.
“Kalau air berbau itu wajar, karena putus. Habis putus berarti kotoran mungkin kotoran masuk ke dalam, jadi pertama akan terasa bau menurut saya,” kata Veracia.
Menurut dia, hal itu wajar. Karena, air kotor itu masuk ke saluran pipa. “Karena kan habis putus, wajar aja air gorong-gorongnya masuk ke dalam. Jadi air gorong-gorongnya masuk ke dalam, jadi kotor, jadi bau, wajar aja,” pungkasnya.
Masyarakat di Jalan Pademangan Timur III, Pademangan Timur, Kecamatan Pademangan, Jakarta Utara, mengeluhkan adanya proyek perbaikan saluran air di wilayah tersebut.
Warga mengeluhkan, semenjak adanya proyek yang dikerjakan mulai dari awal bulan Agustus 2021, membuat warga kesulitan mendapat pasokan air bersih.
Salah satu warga di RT 09 RW 02 Pademangan Timur, Akhiang (45) mengatakan, adanya proyek perbaikan saluran air ini sebenarnya untuk kepentingan warga yakni mengantisipasi banjir.
Akan tetapi adanya proyek tersebut, justru membawa dampak lebih besar terhadap dirinya maupun warga sekitar yang dalam beberapa hari belakangan ini kesulitan mendapat air bersih
"Kalau memang untuk sosial sih ya kita namanya juga untuk kelancaran kita. Cuman kita kan kena imbasnya. Kita nggak ada air, air nggak jalan. Ini sudah kedua kali, sudah dua hari. Sebelumnya dua hari juga," Katanya.
Dikatakan Akhiang, untuk mendapatkan air bersih selama ini dirinya dan warga lainnya harus rela ke pasar elang yang berada di depan tokonya untuk mandi maupun mencuci baju.
Sementara itu untuk memenuhi air di tempat dagangannya, Akhiang mengaku harus mengeluarkan kocek tambahan sebesar 40 ribu untuk air gerobak.
"Untuk air bersih beli gerobakan. Satu gerobaknya Rp40.000. Untuk cuci kuali dan piring kita beli air lah," kata Akhiang. Akhiang berharap krisis air bersih ini dapat teratasi segera.
Sementara itu, Ketua RT 09 RW 02 Pademangan Timur, Trivia Riany mengatakan, proyek yang sedang berjalan ialah pembuatan gorong-gorong yang sudah berjalan dua pekan.
Diakui Trivia adanya proyek ini memang berimbas ke rumah-rumah warga yang kesulitan mendapat air bersih akibat adanya proyek tersebut.
"Ini pembangunan untuk pembuatan gorong-gorong. Kurang lebih hampir dua minggu. Dampaknya ke warga, penyaluran air PAM-nya bocor, otomatis semua air-air pada mati," ucapnya.
Dijelaskan Trivia, imbas dari proyek ini tidak hanya terjadi di lingkungannya saja, bahkan ada sekitar 11 RT yang mengalami kesulitan air bersih. Meskipun bisa mengalir, namun air kondisinya keruh dan berbau tidak sedap.
"Adapun yang ada airnya dibuka, yang bisa keluar airnya bau, kecil, mati, kotor. Itu sudah beberapa hari, ada yang seminggu, empat hari, tiga hari," ujarnya.
Berdasarkan pantauan MNC Portal di lokasi pada Jumat (3/9/2021), perbaikan saluran air itu memakan badan jalan permukiman. Sejumlah titik terlihat sudah selesai di perbaiki.
Selain itu, beberapa titik di trotoar sepanjang jalan terlihat masih dibongkar dalam rangka perbaikan saluran air. Lumpur serta material proyek pun tak luput berceceran ke jalanan.
Sejumlah pekerja proyek masih melakukan aktivitas perbaikan dengan alat berat. Sementara itu petugas Sumber Daya Air (SDA) tampak bekerja menyelesaikan proyek tersebut.
(mhd)