Warga Pademangan Keluhkan Air Bau dan Kotor, Aetra: Karena Ada Pipa Putus
loading...
A
A
A
Salah satu warga di RT 09 RW 02 Pademangan Timur, Akhiang (45) mengatakan, adanya proyek perbaikan saluran air ini sebenarnya untuk kepentingan warga yakni mengantisipasi banjir.
Akan tetapi adanya proyek tersebut, justru membawa dampak lebih besar terhadap dirinya maupun warga sekitar yang dalam beberapa hari belakangan ini kesulitan mendapat air bersih
"Kalau memang untuk sosial sih ya kita namanya juga untuk kelancaran kita. Cuman kita kan kena imbasnya. Kita nggak ada air, air nggak jalan. Ini sudah kedua kali, sudah dua hari. Sebelumnya dua hari juga," Katanya.
Dikatakan Akhiang, untuk mendapatkan air bersih selama ini dirinya dan warga lainnya harus rela ke pasar elang yang berada di depan tokonya untuk mandi maupun mencuci baju.
Sementara itu untuk memenuhi air di tempat dagangannya, Akhiang mengaku harus mengeluarkan kocek tambahan sebesar 40 ribu untuk air gerobak.
"Untuk air bersih beli gerobakan. Satu gerobaknya Rp40.000. Untuk cuci kuali dan piring kita beli air lah," kata Akhiang. Akhiang berharap krisis air bersih ini dapat teratasi segera.
Sementara itu, Ketua RT 09 RW 02 Pademangan Timur, Trivia Riany mengatakan, proyek yang sedang berjalan ialah pembuatan gorong-gorong yang sudah berjalan dua pekan.
Diakui Trivia adanya proyek ini memang berimbas ke rumah-rumah warga yang kesulitan mendapat air bersih akibat adanya proyek tersebut.
"Ini pembangunan untuk pembuatan gorong-gorong. Kurang lebih hampir dua minggu. Dampaknya ke warga, penyaluran air PAM-nya bocor, otomatis semua air-air pada mati," ucapnya.
Dijelaskan Trivia, imbas dari proyek ini tidak hanya terjadi di lingkungannya saja, bahkan ada sekitar 11 RT yang mengalami kesulitan air bersih. Meskipun bisa mengalir, namun air kondisinya keruh dan berbau tidak sedap.
Akan tetapi adanya proyek tersebut, justru membawa dampak lebih besar terhadap dirinya maupun warga sekitar yang dalam beberapa hari belakangan ini kesulitan mendapat air bersih
"Kalau memang untuk sosial sih ya kita namanya juga untuk kelancaran kita. Cuman kita kan kena imbasnya. Kita nggak ada air, air nggak jalan. Ini sudah kedua kali, sudah dua hari. Sebelumnya dua hari juga," Katanya.
Dikatakan Akhiang, untuk mendapatkan air bersih selama ini dirinya dan warga lainnya harus rela ke pasar elang yang berada di depan tokonya untuk mandi maupun mencuci baju.
Sementara itu untuk memenuhi air di tempat dagangannya, Akhiang mengaku harus mengeluarkan kocek tambahan sebesar 40 ribu untuk air gerobak.
"Untuk air bersih beli gerobakan. Satu gerobaknya Rp40.000. Untuk cuci kuali dan piring kita beli air lah," kata Akhiang. Akhiang berharap krisis air bersih ini dapat teratasi segera.
Sementara itu, Ketua RT 09 RW 02 Pademangan Timur, Trivia Riany mengatakan, proyek yang sedang berjalan ialah pembuatan gorong-gorong yang sudah berjalan dua pekan.
Diakui Trivia adanya proyek ini memang berimbas ke rumah-rumah warga yang kesulitan mendapat air bersih akibat adanya proyek tersebut.
"Ini pembangunan untuk pembuatan gorong-gorong. Kurang lebih hampir dua minggu. Dampaknya ke warga, penyaluran air PAM-nya bocor, otomatis semua air-air pada mati," ucapnya.
Dijelaskan Trivia, imbas dari proyek ini tidak hanya terjadi di lingkungannya saja, bahkan ada sekitar 11 RT yang mengalami kesulitan air bersih. Meskipun bisa mengalir, namun air kondisinya keruh dan berbau tidak sedap.