Telan Anggaran Rp261 Miliar, Warga Rasakan Manfaat Flyover Cakung Atasi Kemacetan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Keberadaan Flyover Cakung sepanjang 1,5 meter yang menghubungkan Kecamatan Cakung dan Kecamatan Duren Sawit di Jakarta Timur mulai dirasakan manfaatnya. Sebagai penghubung jalur di dua kecamatan, arus lalu lintas pun tak lagi mengalami kemacetan .
Solihin (48) warga sekitar mengatakan, sebelum Flyover Cakung dibangun Jalan I Gusti Ngurah Rai kerap dilanda kemacetan. Apalagi, pada waktu jam kerja pukul 07.00 WIB hingga 09.00 WIB. "Ini dulu tuh kalau pagi mulai jam 7 pasti macet. Motor mobil tumpah ruah di sini ya mungkin karena mayoritas mau berangkat kerja," ujarnya, Kamis (2/9/2021).
Kemacetan sebelum ada Flyover Cakung karena kawasan tersebut juga merupakan jalan penghubung antara wilayah Bekasi dengan wilayah Jakarta Timur. Wajar saja lantaran volume kendaraan yang padat sehingga membuat arus lalu litas di Jalan I Gusti Ngurah Rai menjadi macet.
"Pokoknya itu kalau jam berangkat sampai pulang kerja sudah pasti macet, enggak ada istilahnya enggak macet. Pasti selalu macet. Tapi sekarang sejak ada Flyover Cakung udah enggak ada lagi yang namanya macet," ucapnya. (Baca juga; Mobilitas Kendaraan di Jakarta Selama PPKM Level 3 Naik 7-20% )
Solihin menuturkan, pembangunan Flyover Cakung dinilai sebagai langkah cerdas Pemprov DKI Jakarta dalam mengatasi permasalahan kemacetan di sudut Timur Jakarta. Pembangunan yang menghabiskan dana sebesar Rp261 miliar itu kini dapat dirasakan manfaatnya.
"Kalau boleh dibilang sih udah berhasil, karena ada Flyover kendaraan yang lewat udah enggak kena macet, terus juga bisa selamet dari kereta api yang lewat. Kalau dulu kan motong lewat perlintasan kereta api," tuturnya. (Baca juga; Ini Rute KRL Commuter Line Lengkap untuk Mobilitas Harian di Jabodetabek )
Sebagai informasi Flyover Cakung merupakan proyek Dinas Binar Marga DKI Jakarta dengan anggaran tahun jamak 2019-2021. Flyover Cakung sendiri berada di perlintasan antara jalan rel kereta Jakarta-Bekasi di Jalan I Gusti Ngurah Rai, mengarah ke sisi barat BKT dengan panjang 1,5 meter.
Solihin (48) warga sekitar mengatakan, sebelum Flyover Cakung dibangun Jalan I Gusti Ngurah Rai kerap dilanda kemacetan. Apalagi, pada waktu jam kerja pukul 07.00 WIB hingga 09.00 WIB. "Ini dulu tuh kalau pagi mulai jam 7 pasti macet. Motor mobil tumpah ruah di sini ya mungkin karena mayoritas mau berangkat kerja," ujarnya, Kamis (2/9/2021).
Kemacetan sebelum ada Flyover Cakung karena kawasan tersebut juga merupakan jalan penghubung antara wilayah Bekasi dengan wilayah Jakarta Timur. Wajar saja lantaran volume kendaraan yang padat sehingga membuat arus lalu litas di Jalan I Gusti Ngurah Rai menjadi macet.
"Pokoknya itu kalau jam berangkat sampai pulang kerja sudah pasti macet, enggak ada istilahnya enggak macet. Pasti selalu macet. Tapi sekarang sejak ada Flyover Cakung udah enggak ada lagi yang namanya macet," ucapnya. (Baca juga; Mobilitas Kendaraan di Jakarta Selama PPKM Level 3 Naik 7-20% )
Solihin menuturkan, pembangunan Flyover Cakung dinilai sebagai langkah cerdas Pemprov DKI Jakarta dalam mengatasi permasalahan kemacetan di sudut Timur Jakarta. Pembangunan yang menghabiskan dana sebesar Rp261 miliar itu kini dapat dirasakan manfaatnya.
"Kalau boleh dibilang sih udah berhasil, karena ada Flyover kendaraan yang lewat udah enggak kena macet, terus juga bisa selamet dari kereta api yang lewat. Kalau dulu kan motong lewat perlintasan kereta api," tuturnya. (Baca juga; Ini Rute KRL Commuter Line Lengkap untuk Mobilitas Harian di Jabodetabek )
Sebagai informasi Flyover Cakung merupakan proyek Dinas Binar Marga DKI Jakarta dengan anggaran tahun jamak 2019-2021. Flyover Cakung sendiri berada di perlintasan antara jalan rel kereta Jakarta-Bekasi di Jalan I Gusti Ngurah Rai, mengarah ke sisi barat BKT dengan panjang 1,5 meter.
(wib)