Jadi Korban PHK dan Tak Bisa Bayar Kontrakan, Alasan 6.000 Orang Mudik dari Kalideres
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ekonomi tidak stabil membuat ratusan ribu pekerja terpaksa memilih mudik. Tak ada pekerjaan dan tak bisa membayar kontrakan menjadi alasan mereka memilih mudik.
Pemudik bernama Nana (43) mengaku tak bisa berbuat banyak dengan kondisi saat ini. Dia pun terpaksa pulang kampung ke Lampung. “Saya sudah dipecat seminggu lalu, Kami di sini tak bisa bayar kontrakan, daripada menyusahkan tetangga lebih baik pulang,” tuturnya, Selasa (21/4/2020).
Menurut dia, di tengah kondisi saat ini mencari pekerjaan baru tidaklah mudah. Selain beberapa perusahaan belum membuka pekerja baru, pesangon yang ada juga tak mencukupi untuk membangun usaha baru. “Mau usaha apapun sangat sulit dengan himpitan ekonomi begini,” ucapnya.
Dia menyadari pulang kampung berbahaya bagi keluarganya di rumah. Sebab, Jakarta yang menjadi episentrum Covid-19 mengancam keluarga. “Makanya kami sudah siap bila harus diisolasi,” kata Nana bersama istri dan tiga anaknya. (Baca juga: 34 Perusahaan di DKI dengan Jumlah Pekerja Ribuan Langgar PSBB)
Kepala Terminal Bus Kalideres Revi Zulkarnaen membenarkan banyak warga nekat mudik ke kampung halaman saat pendemi Corona. "Kebanyakan alasan mereka saat ditanya kenapa mudik, gimana saya enggak pulang kampung pak, saya sudah enggak kerja, buat bayar kontrakan saya enggak punya duit lagi, jawabannya begitu," ujar Revi.
Meski demikian, dia tetap mengimbau dengan pendekatan dialog. Akhirnya, sebagian kecil penumpang yang berangkat karena sudah mengantongi tiket, ada juga yang kembali ke kontrakannya lantaran bus tujuan kampungnya tidak beroperasi.
Hingga April 2020 pihak terminal mencatat 6.000 orang yang keluar Jakarta. Mereka kebanyakan menuju sejumlah kota di Sumatera. (Baca juga: Luhut Tegaskan Pemerintah Bakal Beri Sanksi Warga yang Nekat Mudik)
Pemudik bernama Nana (43) mengaku tak bisa berbuat banyak dengan kondisi saat ini. Dia pun terpaksa pulang kampung ke Lampung. “Saya sudah dipecat seminggu lalu, Kami di sini tak bisa bayar kontrakan, daripada menyusahkan tetangga lebih baik pulang,” tuturnya, Selasa (21/4/2020).
Menurut dia, di tengah kondisi saat ini mencari pekerjaan baru tidaklah mudah. Selain beberapa perusahaan belum membuka pekerja baru, pesangon yang ada juga tak mencukupi untuk membangun usaha baru. “Mau usaha apapun sangat sulit dengan himpitan ekonomi begini,” ucapnya.
Dia menyadari pulang kampung berbahaya bagi keluarganya di rumah. Sebab, Jakarta yang menjadi episentrum Covid-19 mengancam keluarga. “Makanya kami sudah siap bila harus diisolasi,” kata Nana bersama istri dan tiga anaknya. (Baca juga: 34 Perusahaan di DKI dengan Jumlah Pekerja Ribuan Langgar PSBB)
Kepala Terminal Bus Kalideres Revi Zulkarnaen membenarkan banyak warga nekat mudik ke kampung halaman saat pendemi Corona. "Kebanyakan alasan mereka saat ditanya kenapa mudik, gimana saya enggak pulang kampung pak, saya sudah enggak kerja, buat bayar kontrakan saya enggak punya duit lagi, jawabannya begitu," ujar Revi.
Meski demikian, dia tetap mengimbau dengan pendekatan dialog. Akhirnya, sebagian kecil penumpang yang berangkat karena sudah mengantongi tiket, ada juga yang kembali ke kontrakannya lantaran bus tujuan kampungnya tidak beroperasi.
Hingga April 2020 pihak terminal mencatat 6.000 orang yang keluar Jakarta. Mereka kebanyakan menuju sejumlah kota di Sumatera. (Baca juga: Luhut Tegaskan Pemerintah Bakal Beri Sanksi Warga yang Nekat Mudik)
(jon)