Angka Kematian Covid-19 di Jakarta Melonjak, Dinkes: Masih Terkendali
loading...
A
A
A
JAKARTA - Dinas Kesehatan DKI menjelaskan meski kasus positif dan angka kematian melonjak situasi Covid-19 di Ibu Kota masih sangat terkendali. Untuk itu masyarakat Jakarta diminta tetap menerapkan prokes.
”Situasi Covid-19 di Jakarta sangat terkendali walau jumlah kasus positif dan kematian meningkat,” kata Kepala Seksi Surveilans, Epidemiologi dan ImunisasiDinkesDKI Jakarta,NgabilaSalama dalam keterangannya dikutip, Selasa (2/5/2023).
Ngabila menambahkan bahwa angka kasus positif melonjak salah satunya banyak kasus yang tidak terdiagnosis di lapangan. ”Positivity rate meningkat tajam tanda banyak kasus tidak terdiagnosis di lapangan,” ucapnya.
Ngabila juga menyebut keterisian rumah sakit atau bed occupancy rate (BOR) pasien Covid-19 meningkat menjadi 16 persen selama sepekan terakhir. BOR RS naik seminggu terakhir menjadi 16%, kematian 16 orang. Semua 30 tahun ke atas, belum dosis 4.
”Bahkan 10 di antaranya belum vaksinasi sama sekali. Puncak kematian akan terjadi 7-14 hari dari puncak kasus. Trend masih naik, prediksi puncak minggu depan (6 minggu dari 23 Maret Arcturus pertama kali terdeteksi),” jelasnya.
Lebih lanjut, Ngabila mengimbau masyarakat tetap mematuhi protokol kesehatan dengan memakai masker dan menghindari orang yang sedang sakit.
”Apa pun variannya, cegah sakit dengan memakai masker di keramaian, transportasi publik, hindari orang yang sedang sakit. Masker dapat melindungi dari berbagai penyakit menular seperti batuk pilek oleh virus/bakteri lainnya, campak, rubella, TBC, difteri,” tuturnya.
”Situasi Covid-19 di Jakarta sangat terkendali walau jumlah kasus positif dan kematian meningkat,” kata Kepala Seksi Surveilans, Epidemiologi dan ImunisasiDinkesDKI Jakarta,NgabilaSalama dalam keterangannya dikutip, Selasa (2/5/2023).
Ngabila menambahkan bahwa angka kasus positif melonjak salah satunya banyak kasus yang tidak terdiagnosis di lapangan. ”Positivity rate meningkat tajam tanda banyak kasus tidak terdiagnosis di lapangan,” ucapnya.
Ngabila juga menyebut keterisian rumah sakit atau bed occupancy rate (BOR) pasien Covid-19 meningkat menjadi 16 persen selama sepekan terakhir. BOR RS naik seminggu terakhir menjadi 16%, kematian 16 orang. Semua 30 tahun ke atas, belum dosis 4.
”Bahkan 10 di antaranya belum vaksinasi sama sekali. Puncak kematian akan terjadi 7-14 hari dari puncak kasus. Trend masih naik, prediksi puncak minggu depan (6 minggu dari 23 Maret Arcturus pertama kali terdeteksi),” jelasnya.
Lebih lanjut, Ngabila mengimbau masyarakat tetap mematuhi protokol kesehatan dengan memakai masker dan menghindari orang yang sedang sakit.
”Apa pun variannya, cegah sakit dengan memakai masker di keramaian, transportasi publik, hindari orang yang sedang sakit. Masker dapat melindungi dari berbagai penyakit menular seperti batuk pilek oleh virus/bakteri lainnya, campak, rubella, TBC, difteri,” tuturnya.
(ams)