PPKM Level 4 Diperpanjang, Ganjil Genap di Kota Bogor Berlaku pada Hari Kerja Selama Sepekan

Senin, 26 Juli 2021 - 10:25 WIB
loading...
PPKM Level 4 Diperpanjang,...
Satgas Penanganan COVID-19 Kota Bogor memutuskan memperpanjang kebijakan Ganjil Genap selama sepekan ke depan, terhitung mulai 26 Juli-2 Agustus 2021. Foto/SINDOnews
A A A
BOGOR - Satgas Penanganan COVID-19 Kota Bogor memutuskan memperpanjang kebijakan Ganjil Genap selama sepekan ke depan, terhitung mulai 26 Juli-2 Agustus 2021. Kebijakan ini diambil menyusul diperpanjangnya PPKM Level 4 untuk tetap menekan mobilitas warga dalam upaya mengendalikan COVID-19.

Kapolresta Bogor Kota, Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro menuturkan, kebijakan Ganjil Genap selama 24 jam diperpanjang untuk mengubah dari melarang menjadi mengatur warga agar menahan diri tidak keluar rumah, baik untuk berbelanja kebutuhan dan sebagainya. "Jadi berlaku di hari kerja, tidak hanya weekend (akhir pekan) saja," katanya dalam keterangan pers yang diterima, Senin (26/7/2021).

Dia berharap peran serta masyarakat bisa menyukseskan kebijakan ini dalam mengurangi mobilitas, sehingga angka COVID-19 bisa dikendalikan. "(Aturan) masih sama. Kami tetap berlakukan Ganjil Genap 24 jam di 17 titik sekat dengan 4 pola," tegasnya. (Baca juga; Ampuh Tekan Mobilitas, Ganjil Genap di Kota Bogor Dilanjutkan Sepekan )

Sementara itu, Ketua Satgas Penanganan COVID-19 Kota Bogor, Bima Arya menyebut, ada tren kasus positif sedikit melandai walaupun belum signifikan. "Kasus positif turun sedikit grafiknya, walaupun belum signifikan. Jadi, mobilitas warga masih perlu ditekan lagi, karena trennya sudah bagus," ujarnya.

Di sisi lain kata Wali Kota Bogor ini, pihaknya masih khawatir angka kematian masih tinggi. Tercatat, sejak PPKM diberlakukan ada 99 warga yang meninggal saat isoman atau isolasi mandiri. "Karena itu kami saat ini ekstra kerja keras untuk mengurangi warga yang isoman," tuturnya. (Baca juga; 3 Hari Ganjil Genap di Bogor, 21.749 kendaraan Bermotor Dipaksa Putar Balik )

Bima Arya menyebut, ada tiga kriteria warga yang meninggal saat isoman, yakni 85% adalah mereka yang belum divaksin, sebagian besar di atas 50 tahun dan terakhir, memiliki komorbid (penyakit penyerta). "Karena itu apabila warga isoman yang memiliki tiga kriteria tadi itu tidak boleh isoman di rumah,” ucapnya.
(wib)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1380 seconds (0.1#10.140)