Bergerak Bersama untuk Jakarta Bangkit
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pada Selasa 22 Juni 2021, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta berusia 494 tahun. Di usianya ke-494 DKI Jakarta optimistis menggenjot perekonomian di tengah pandemi Covid-19. Wakil Gubernur (Wagub) DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengatakan, serangkaian kegiatan digelar untuk mengisi perayaan hari ulang tahun (HUT) ke-494.
Dia menyebut, kegiatan tersebut di antaranya pemadaman lampu di tujuh simbol Kota Jakarta untuk memperingati Hari Lingkungan Hidup pada 5 Juni 2021 lalu. Tujuh simbol Kota Jakarta tersebut adalah Gedung Balaikota DKI Jakarta, Monas dan Air mancurnya, Bundaran HI dan air mancurnya, Patung Pemuda dan air mancurnya, patung pahlawan dan patung Jenderal Soedirman.
Baca juga: Ini Filosofi Tema HUT Jakarta ke-494 'Jakarta Bangkit'
Menurut Riza, memasuki 2021 jumlah kasus Covid-19 di Jakarta terus melandai. Pada tahun sebelumnya, semua kegiatan menurun, seperti perekonomian terus menurun, kegiatan kebudayaan pun bekurang.
“Kami ingin di 2021 ini DKI bangkit dengan perekonomian terus meningkat, aktifitas sosial dan kebudayaan bermunculan,” kata Ahmad Riza Patria, saat menjadi pembicara kunci pada webinar dengan tema “Jakarta Bangkit Ekonomi Pulih: Peran UMKM Jakarta Dalam Mendukung Kebangkitan Ekonomi di Masa Pandemi” di Jakarta, Rabu (23/6/2021).
Ia mengatakan, Jakarta milik seluruh warga Jakarta. Warga DKI dari berbagai elemen turut bertanggung membangun Jakarta. Dengan berkarya hingga berkreasi untuk mewujudkan Jakarta maju kotanya dan bahagia warganya.
“Kita akan segera bangkit. Saat ini lonjakan kasus Covid-19 masih signifikan. Oleh karena itu, kami lakukan pengetatan dengan penerapan PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) mikro,” kata Ariza, sapaan karib Ahmad Riza Patria.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Biro Perekonomian dan Keuangan Sekretariat Daerah (Setda) Pemprov DKI Jakarta Muhammad Abas mengatakan, perkembangan Covid-19 per 21 Juni lalu angka Covid-19 tembus 2 juta kasus. Dan ini hanya membutuhkan waktu 147 hari. Artinya, perkembangan kasus Covid-19 sangat masih di Indonesia.
“Data Covid-19 Jakarta pada 20 Juni mencapai 5.582 kasus, angka ini tertinggi sejak pandemi ada di DKI Jakarta. Pada 21 Juni menjadi 5.014 kasus dan di 22 Juni ada 3.200 kasus. Kami berharap Covid-19 terus turun dan melandai,” ungkapnya.
Menurut dia, perekonomian di DKI sejak 2012-2022 secara normal di atas nasional. Namun, memasuki resesi, perekonomian di Jakarta turun di bawah perekonomian nasional. Saat ini laju year on year (yoy) perekonomian di Jakarta membentuk kurva V seiring dengan peningkatan kondisi ekonomi di Jakarta.
Baca juga: Sebut Pandemi Gelombang Kedua, Anies: Jakarta Masih dalam Kondisi Baik
“Potret produk domestik regional bruto (PDRB) pada triwulan pertama 2021 sektor akomodasi (makanan dan minuman) mengalami keterpurukan. Sementara pertumbuhan positif dialami sektor kesehatan dan informasi komunikasi,” katanya.
Dia menyebut, kegiatan tersebut di antaranya pemadaman lampu di tujuh simbol Kota Jakarta untuk memperingati Hari Lingkungan Hidup pada 5 Juni 2021 lalu. Tujuh simbol Kota Jakarta tersebut adalah Gedung Balaikota DKI Jakarta, Monas dan Air mancurnya, Bundaran HI dan air mancurnya, Patung Pemuda dan air mancurnya, patung pahlawan dan patung Jenderal Soedirman.
Baca juga: Ini Filosofi Tema HUT Jakarta ke-494 'Jakarta Bangkit'
Menurut Riza, memasuki 2021 jumlah kasus Covid-19 di Jakarta terus melandai. Pada tahun sebelumnya, semua kegiatan menurun, seperti perekonomian terus menurun, kegiatan kebudayaan pun bekurang.
“Kami ingin di 2021 ini DKI bangkit dengan perekonomian terus meningkat, aktifitas sosial dan kebudayaan bermunculan,” kata Ahmad Riza Patria, saat menjadi pembicara kunci pada webinar dengan tema “Jakarta Bangkit Ekonomi Pulih: Peran UMKM Jakarta Dalam Mendukung Kebangkitan Ekonomi di Masa Pandemi” di Jakarta, Rabu (23/6/2021).
Ia mengatakan, Jakarta milik seluruh warga Jakarta. Warga DKI dari berbagai elemen turut bertanggung membangun Jakarta. Dengan berkarya hingga berkreasi untuk mewujudkan Jakarta maju kotanya dan bahagia warganya.
“Kita akan segera bangkit. Saat ini lonjakan kasus Covid-19 masih signifikan. Oleh karena itu, kami lakukan pengetatan dengan penerapan PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) mikro,” kata Ariza, sapaan karib Ahmad Riza Patria.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Biro Perekonomian dan Keuangan Sekretariat Daerah (Setda) Pemprov DKI Jakarta Muhammad Abas mengatakan, perkembangan Covid-19 per 21 Juni lalu angka Covid-19 tembus 2 juta kasus. Dan ini hanya membutuhkan waktu 147 hari. Artinya, perkembangan kasus Covid-19 sangat masih di Indonesia.
“Data Covid-19 Jakarta pada 20 Juni mencapai 5.582 kasus, angka ini tertinggi sejak pandemi ada di DKI Jakarta. Pada 21 Juni menjadi 5.014 kasus dan di 22 Juni ada 3.200 kasus. Kami berharap Covid-19 terus turun dan melandai,” ungkapnya.
Menurut dia, perekonomian di DKI sejak 2012-2022 secara normal di atas nasional. Namun, memasuki resesi, perekonomian di Jakarta turun di bawah perekonomian nasional. Saat ini laju year on year (yoy) perekonomian di Jakarta membentuk kurva V seiring dengan peningkatan kondisi ekonomi di Jakarta.
Baca juga: Sebut Pandemi Gelombang Kedua, Anies: Jakarta Masih dalam Kondisi Baik
“Potret produk domestik regional bruto (PDRB) pada triwulan pertama 2021 sektor akomodasi (makanan dan minuman) mengalami keterpurukan. Sementara pertumbuhan positif dialami sektor kesehatan dan informasi komunikasi,” katanya.