Lampu Kuning! Tempat Tidur RSDC Wisma Atlet Kemayoran Tersisa 723 Bed
loading...
A
A
A
JAKARTA - Bed Occupancy Rate atau BOR Rumah Sakit Darurat COVID-19 (RSDC) Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta Pusat, menembus 90,22%. Kondisi ini seiring meningkatnya kasus aktif COVID-19 di Ibu Kota Jakarta yang melonjak tajam.
"Lampu kuning nih sudah 90%," kata Komandan Lapangan sekaligus Humas RSDC Wisma Atlet Kemayoran, Letkol Laut M. Arifin, Rabu (23/6/2021). "Bed terpakai 90,22% atau 6.671, sisa bed 723 atau 9,78% dari total 7.394 bed yang tersedia," imbuhnya. (Baca juga; Sekolah Tatap Muka di Kota Tangerang Batal, Arief Wismansyah Fokus Turunkan Angka COVID-19 )
Arifin mengatakan, jumlah tersebut mencakup tower 4,5,6, dan 7 RSDC Wisma Atlet Kemayoran hingga pukul 06.00 WIB. Sementara pasien masuk tercatat sebanyak 705 dan pasien keluar 436 orang. Untuk itu, Arifin mengajak masyarakat Indonesia dan DKI Jakarta khususnya untuk disiplin patuhi protokol kesehatan (Prokes).
"Masyarakat Indonesia semua harus sadar saat ini tidak ada lagi yang tidak percaya COVID-19. Kemudian protokol kesehatan itu harga mati, protokol kesehatan harga mati, kemudian yang melanggar protokol kesehatan berani mati gitu aja udah," ujar Arifin. (Baca juga; Daya Tampung Melebihi Batas, RSUP Fatmawati Tidak Terima Lagi Pasien Non COVID-19 )
"Lampu kuning nih sudah 90%," kata Komandan Lapangan sekaligus Humas RSDC Wisma Atlet Kemayoran, Letkol Laut M. Arifin, Rabu (23/6/2021). "Bed terpakai 90,22% atau 6.671, sisa bed 723 atau 9,78% dari total 7.394 bed yang tersedia," imbuhnya. (Baca juga; Sekolah Tatap Muka di Kota Tangerang Batal, Arief Wismansyah Fokus Turunkan Angka COVID-19 )
Arifin mengatakan, jumlah tersebut mencakup tower 4,5,6, dan 7 RSDC Wisma Atlet Kemayoran hingga pukul 06.00 WIB. Sementara pasien masuk tercatat sebanyak 705 dan pasien keluar 436 orang. Untuk itu, Arifin mengajak masyarakat Indonesia dan DKI Jakarta khususnya untuk disiplin patuhi protokol kesehatan (Prokes).
"Masyarakat Indonesia semua harus sadar saat ini tidak ada lagi yang tidak percaya COVID-19. Kemudian protokol kesehatan itu harga mati, protokol kesehatan harga mati, kemudian yang melanggar protokol kesehatan berani mati gitu aja udah," ujar Arifin. (Baca juga; Daya Tampung Melebihi Batas, RSUP Fatmawati Tidak Terima Lagi Pasien Non COVID-19 )
(wib)