Kisah Preman Kejam Tanjung Priok yang Bertobat setelah Didatangi Habib Munzir dan Cium Tangan

Minggu, 13 Juni 2021 - 07:04 WIB
loading...
Kisah Preman Kejam Tanjung Priok yang Bertobat setelah Didatangi Habib Munzir dan Cium Tangan
Moment saat Habib Mundzir mendatangi rumah preman di Tanjung Priok dan mencium tangannya. Foto:Ist/Muslimpos
A A A
AKSI premanisme di kawasan Tanjung Priok, Jakarta Utara, menjadi sorotan setelah kunjungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Dermaga Jakarta International Container Terminal (JICT) dan Terminal Peti Kemas Koja, Jakarta Utara, Kamis (10/6/2021).

Sejak dulu, kawasan Tanjung Priok sudah dikenal "daerah keras", karena menjadi salah satu pusat ekonomi di Jakarta, dengan keberadaan pelabuhan internasional di sana.

Kelompok premanisme Tanjung Priok juga cukup banyak disegani. Habib Munzir, sebagaimana dikutip dari akun Facebook Muslimpos yang diposting pada 18 Februari 2019, pernah mengisahkan, di suatu daerah Tanjung Priuk terdapat tempat yang sangat rawan dengan aksi kriminalitas. Di sana ada seorang preman yang sangat ditakuti. Ia konon kebal senjata dan menguasai ilmu-ilmu kejahatan.



Suatu ketika, ada pemuda sekitar wilayah tersebut ingin mengadakan majelis, namun takut kepada preman itu. Lantas pemuda itu mengadu kepada Habib Munzir bin Fuad al-Musawa atau lebih dikenal dengan Munzir Al-Musawa atau Habib Munzir. Pimpinan Majelis Rasulullah SAW itu lalu mendatangi rumah preman itu. Habib Munzir mengucapkan salam tapi tidak dijawab.

Preman tersebut hanya mendelik dengan bengis sambil melihat Habib Munzir dari atas hingga bawah, seraya berkata, “Mau apa kamu!”. Ia lalu mungulurkan tangan dan kemudian Habib Munzir mencium tangan si preman, seraya memandang wajahnya dengan lembut dan penuh keramahan.

Habib Munzir memulai pembicaraan dengan suara rendah dan lembut. “Saya mau mewakili pemuda di sini untuk mohon restu dan izin pada bapak agar mereka diizinkan membuat majlis di musala dekat sini".

Mendengar ucapan Habib Munzir itu, sang preman terdiam dan roboh terduduk di kursinya seraya menunduk. Ia menutup kedua matanya. Saat ia mengangkat kepalanya Habib Munzir tersentak. Ia mengira preman tersebut akan menghardik dan mengusirnya. Ternyata wajah preman tersebut memerah dan matanya sudah penuh dengan air mata.


Ia tersedu- sedu sembari berkata, “Seumur hidup saya, belum pernah ada ustaz datang ke rumah saya. Lalu kini, Pak Ustaz datang ke rumah saya, mencium tangan saya? Tangan ini belum pernah dicium siapapun. Bahkan anak-anak saya pun jijik dan tidak pernah mencium tangan saya".

"Semua tamu saya adalah penjahat, mengadukan musuhnya untuk dibantai, menghamburkan uangnya pada saya agar saya berbuat jahat. Lalu kini datang tamu minta izin pengajian pada saya. Saya ini bajingan, kenapa minta izin pengajian suci pad bajingan seperti saya!”
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1542 seconds (0.1#10.140)