Antisipasi Premanisme Usai Pembubaran Diskusi Din Syamsuddin Cs, PHRI Imbau Ini ke Anggotanya
loading...
A
A
A
JAKARTA - Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) meminta agar semua manajemen hotel di Jakarta untuk memperkuat sistem pengamanan masing-masing. Hal itu guna mengantisipasi peristiwa premanisme sebagaimana yang terjadi di Hotel Grand Kemang, Mampang, Jakarta Selatan tak lagi terulang ke depannya.
“Belajar dari kasus ini, kami imbau rekan-rekan untuk memperkuat pengamanan di dalam. Sebagaimana saya sampaikan, polisi sudah bekerja dengan sangat profesional, tapi kalau kita enggak siap, ada yang bisa bobol juga," ujar Ketua Umum PHRI Hariyadi BS Sukamdani dalam konferensi pers di Hotel Sahid Jaya, Jakarta, Senin (30/9/2024).
Pihaknya pun bakal melakukan peningkatan standar pengamanan di internal PHRI. Sehingga, saat ada aksi-aksi perusakan sebagaimana terjadi di Hotel Grand Kemang, pihak keamanan bisa melakukan tindakan pencegahan.
"Karena kalau sudah sampai mau merusak, kan kita juga harus bertindak. Apalagi, sampai mengancam keselamatan pengunjung atau dari karyawan kita sendiri," tuturnya.
Dia menerangkan, di antaranya dengan meningkatkan pelatihan keamanan dalam hingga penambahan personel. Trennya sendiri, manajemen hotel biasanya dalam melakukan pengamanan suatu acara yang berpotensi ada risiko menggunakan jasa keamanan pihak ketiga, sehingga kelak bisa melakukan penambahan personel dengan pihak ketiga pula.
"Kan enggak tiap hari seperti ini muncul, yang kita anggap potensial akan ada keriuhan atau kegaduhan kita tambahkan. Di hotel kita sangat fleksibel cara kerjanya, apalagi sekarang trennya hampir semua hotel menyerahkan jasa keamanannya pada pihak ketiga, jadi selain karyawan sendiri pihak ketiga. Jadi, kalau kita pandang ada kerawanan maka kita perbanyak orang dan training pun kita tingkatkan," katanya.
Sejauh ini, pihaknya belum menerima secara detail dari pihak manajemen Hotel Grand Kemang tentang kerusakan apa saja dan ada tidaknya orang terluka akibat tindak premanisme tersebut. Pihaknya hanya menerima laporan jika pihak manajemen telah melakukan upaya pengurusan pemberitahuan kegiatan sesuai prosedur yang ada ke polisi.
“Belajar dari kasus ini, kami imbau rekan-rekan untuk memperkuat pengamanan di dalam. Sebagaimana saya sampaikan, polisi sudah bekerja dengan sangat profesional, tapi kalau kita enggak siap, ada yang bisa bobol juga," ujar Ketua Umum PHRI Hariyadi BS Sukamdani dalam konferensi pers di Hotel Sahid Jaya, Jakarta, Senin (30/9/2024).
Pihaknya pun bakal melakukan peningkatan standar pengamanan di internal PHRI. Sehingga, saat ada aksi-aksi perusakan sebagaimana terjadi di Hotel Grand Kemang, pihak keamanan bisa melakukan tindakan pencegahan.
"Karena kalau sudah sampai mau merusak, kan kita juga harus bertindak. Apalagi, sampai mengancam keselamatan pengunjung atau dari karyawan kita sendiri," tuturnya.
Dia menerangkan, di antaranya dengan meningkatkan pelatihan keamanan dalam hingga penambahan personel. Trennya sendiri, manajemen hotel biasanya dalam melakukan pengamanan suatu acara yang berpotensi ada risiko menggunakan jasa keamanan pihak ketiga, sehingga kelak bisa melakukan penambahan personel dengan pihak ketiga pula.
"Kan enggak tiap hari seperti ini muncul, yang kita anggap potensial akan ada keriuhan atau kegaduhan kita tambahkan. Di hotel kita sangat fleksibel cara kerjanya, apalagi sekarang trennya hampir semua hotel menyerahkan jasa keamanannya pada pihak ketiga, jadi selain karyawan sendiri pihak ketiga. Jadi, kalau kita pandang ada kerawanan maka kita perbanyak orang dan training pun kita tingkatkan," katanya.
Baca Juga
Sejauh ini, pihaknya belum menerima secara detail dari pihak manajemen Hotel Grand Kemang tentang kerusakan apa saja dan ada tidaknya orang terluka akibat tindak premanisme tersebut. Pihaknya hanya menerima laporan jika pihak manajemen telah melakukan upaya pengurusan pemberitahuan kegiatan sesuai prosedur yang ada ke polisi.