Banyak Masalah di Transjakarta, Dirut Salahkan Operator Swasta dan Ogah Libatkan KNKT
loading...
A
A
A
JAKARTA - Banyaknya masalah yang terjadi di bus Transjakarta dinilai sebagai hal biasa. PT Transportasi Jakarta enggan disalahkan dan memilih tak melibatkan KNKT untuk menginvestigasi masalah tersebut.
Hal itu diungkapkan Direktur Utama PT Transportasi Jakarta Sardjono Jhony Tjitrokusumo saat menanggapi banyaknya rentetan kasus yang menimpa armadanya.
Baca juga: Ngetem Terlalu Lama, Warganet Keluhkan Pelayanan Transjakarta
Dia menilai kejadian itu lebih disebabkan operator swasta. "Sejak tiga bulan lalu kami telah membuat kerja sama baru dengan operator swasta. Jadi kita serahkan semuanya ke sana," ujarnya, Kamis (10/6/2021).
Rentetan kejadian menimpa Transjakarta, mulai dari bus yang berasap di jalan Kyai Tapa, bus mogok di persimpangan sebidang di Halimun, hingga pecah ban vulkanisir di Harmoni.
Dari sejumlah rentetan itu, Transjakarta mengklaim sudah memperketat operasional bus miliknya yang kini dikendalikan oleh sejumlah operator swasta.
Baca juga: PT Transjakarta Tegaskan Tidak Pernah Gunakan Ban Vulkanisir
Punishment and reward secara keras bagi operator swasta yang nakal akan diberikan setelah audit 4 bulan. Sanksi tegas akan diberikan kepada mereka yang terbukti melanggar aturan.
"Salah satunya tak diperbolehkan membawa bus selama empat bulan bila dalam audit terbukti tak melayani dengan benar," tegasnya.
Dari rentetan kasus terjadi, Sardjono enggan melibatkan Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT). Alasannya semua insiden itu adalah hal yang biasa terjadi dalam transportasi darat.
Termasuk pecah ban, bila kejadian itu merupakan hal yang lumrah dan biasa menimpa kendaraan manapun. "Rumah saya di pinggir tol dalam setahun bisa terjadi banyak kasus pecah ban. Jadi bisa disampaikan itu hal yang umum," ucapnya.
Termasuk mengenai pecah ban beberapa hari lalu, sekalipun ban yang digunakan diketahui berumur 5 tahun, namun itu bukan masalah. Ketahanan dan pergantian ban Transjakarta didasari jauhnya perjalanan bus atau kilometer kendaraan. "Tapi, teknisnya berapa saya ngga hafal," ucapnya.
Hal itu diungkapkan Direktur Utama PT Transportasi Jakarta Sardjono Jhony Tjitrokusumo saat menanggapi banyaknya rentetan kasus yang menimpa armadanya.
Baca juga: Ngetem Terlalu Lama, Warganet Keluhkan Pelayanan Transjakarta
Dia menilai kejadian itu lebih disebabkan operator swasta. "Sejak tiga bulan lalu kami telah membuat kerja sama baru dengan operator swasta. Jadi kita serahkan semuanya ke sana," ujarnya, Kamis (10/6/2021).
Rentetan kejadian menimpa Transjakarta, mulai dari bus yang berasap di jalan Kyai Tapa, bus mogok di persimpangan sebidang di Halimun, hingga pecah ban vulkanisir di Harmoni.
Dari sejumlah rentetan itu, Transjakarta mengklaim sudah memperketat operasional bus miliknya yang kini dikendalikan oleh sejumlah operator swasta.
Baca juga: PT Transjakarta Tegaskan Tidak Pernah Gunakan Ban Vulkanisir
Punishment and reward secara keras bagi operator swasta yang nakal akan diberikan setelah audit 4 bulan. Sanksi tegas akan diberikan kepada mereka yang terbukti melanggar aturan.
"Salah satunya tak diperbolehkan membawa bus selama empat bulan bila dalam audit terbukti tak melayani dengan benar," tegasnya.
Dari rentetan kasus terjadi, Sardjono enggan melibatkan Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT). Alasannya semua insiden itu adalah hal yang biasa terjadi dalam transportasi darat.
Termasuk pecah ban, bila kejadian itu merupakan hal yang lumrah dan biasa menimpa kendaraan manapun. "Rumah saya di pinggir tol dalam setahun bisa terjadi banyak kasus pecah ban. Jadi bisa disampaikan itu hal yang umum," ucapnya.
Termasuk mengenai pecah ban beberapa hari lalu, sekalipun ban yang digunakan diketahui berumur 5 tahun, namun itu bukan masalah. Ketahanan dan pergantian ban Transjakarta didasari jauhnya perjalanan bus atau kilometer kendaraan. "Tapi, teknisnya berapa saya ngga hafal," ucapnya.
(jon)