Cegah Kerumunan, Pemkot Tiadakan Solat Ied di Kebun Raya Bogor
loading...
A
A
A
BOGOR - Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor meniadakan Salat Ied di tingkat kota seperti Kebun Raya Bogor . Hal itu guna mencegah kerumunan dalam jumlah besar yang dikhawatirkan terjadi penyebaran Covid-19 .
"Jadi begini, Salat Ied di tingkat kota yang biasa diadakan oleh Forkopimda dan sebagainya itu ditiadakan. Kedua adalah untuk di tempat terbuka juga kita minta ditiadakan seperti di Kebun Raya," kata Wali Kota Bogor Bima Arya, Sabtu 1 Mei 2021.
Meski begitu, untuk Salat Ied di dalam masjid masih dilakukan dengan protokol kesehatan ketat. "Tapi di masjid silakan dengan protokol kapasitas maksimal 50 persen. Jadi tidak ada di Sempur, tidak ada, di Kebun Raya. Di masjid-masjid silakan tapi dengan protokol kesehatan 50 persen," tambahnya.
Bima melihat, banyak kasus warga yang terpapar dua kali. Sehingga, perlu kewaspadaan dari masyarakat serta tidak abai dalam hal protokol kesehatan.
"Kasus tinggi di India ada mutasi tren Covid yang lebih cepat menyebar dan lebih membahayakan yang di picu karena kelalaian warga untuk berkerumun dan tetap mengabaikan protokol kesehatan. Berulangkali sudah tegaskan oleh Presiden Indonesia akan menjadi India kedua apabila kita lalai," kata Bima.
Karena itu, kata dia, pihaknya bersama Forkompimda segera membuat langkah-langkah cepat mengantisipasi kembali terjadinya kenaikan kasus covid-19.
"Nah karena itu kita mengambil langkah-langkah cepat untuk mengingatkan terus kepada warga. Bahwa kondisinya belum aman. Dari pada terjadi kondisi seperti di India lebih baik sekarang kita berusaha keras mengantisipasi hal itu. Walaupun bagi sebagian warga masih tidak nyaman," tutupnya.
"Jadi begini, Salat Ied di tingkat kota yang biasa diadakan oleh Forkopimda dan sebagainya itu ditiadakan. Kedua adalah untuk di tempat terbuka juga kita minta ditiadakan seperti di Kebun Raya," kata Wali Kota Bogor Bima Arya, Sabtu 1 Mei 2021.
Meski begitu, untuk Salat Ied di dalam masjid masih dilakukan dengan protokol kesehatan ketat. "Tapi di masjid silakan dengan protokol kapasitas maksimal 50 persen. Jadi tidak ada di Sempur, tidak ada, di Kebun Raya. Di masjid-masjid silakan tapi dengan protokol kesehatan 50 persen," tambahnya.
Bima melihat, banyak kasus warga yang terpapar dua kali. Sehingga, perlu kewaspadaan dari masyarakat serta tidak abai dalam hal protokol kesehatan.
"Kasus tinggi di India ada mutasi tren Covid yang lebih cepat menyebar dan lebih membahayakan yang di picu karena kelalaian warga untuk berkerumun dan tetap mengabaikan protokol kesehatan. Berulangkali sudah tegaskan oleh Presiden Indonesia akan menjadi India kedua apabila kita lalai," kata Bima.
Karena itu, kata dia, pihaknya bersama Forkompimda segera membuat langkah-langkah cepat mengantisipasi kembali terjadinya kenaikan kasus covid-19.
"Nah karena itu kita mengambil langkah-langkah cepat untuk mengingatkan terus kepada warga. Bahwa kondisinya belum aman. Dari pada terjadi kondisi seperti di India lebih baik sekarang kita berusaha keras mengantisipasi hal itu. Walaupun bagi sebagian warga masih tidak nyaman," tutupnya.
(mhd)