Stasiun Jakarta Kota; Misteri Sebutan Beos, 2 Kepala Kerbau, dan Filosofi Yunani

Sabtu, 24 April 2021 - 05:30 WIB
loading...
A A A
Ada dua versi asal usul sebutan Stasiun Beos, pertama diambil dari singkatan Batavia Spoorweg Maatschaappij (BEOS) atau Maskapai Angkutan Kereta Api Batavia Timur. Kedua berasal dari istilah Batavia en Omstreken (BEOS) atau daerah Batavia dan sekitarnya.
Stasiun Jakarta Kota; Misteri Sebutan Beos, 2 Kepala Kerbau, dan Filosofi Yunani

Het spoorwegstation Kota in aanbouw, Batavia/1929. Hoofdingang. steigerwerk en formeelen © Asselbergs F.B.H.; Ghijsels F.J.L. (Frans Johan Louwrens) Ir.; Hes H.A. (Hendrik); Aiko fotografisch atelier (sumber: colonialarchitecture.eu)

Stasiun Beos yang dirancang Arsitek dari biro konsultan Algemeen Ingenieurs- en Architectenbureau (AIA), Franz Johan Lauwrens Ghijsels, memiliki kesan sederhana namun cantik. Ciri khas gaya Arsitek lulusan Technische Hogeschool Delft, Belanda ini ditandai dengan pilar-pilar sederhana digabungkan pada dinding bangunan putih yang monumental.

Dengan balutan art deco yang kental, stasiun rancangan Ghijsels terkesan sederhana sesuai dengan filosofi Yunani Kuno, kesederhanaan adalah jalan terpendek menuju kecantikan. Prinsip Ghijsels yang dikenal dengan ungkapan Het Indische Bouwen, melahirkan karya perpaduan antara struktur dan teknik modern barat dengan bentuk-bentuk tradisional setempat.

Bangunan Stasiun Jakarta Kota terdiri dari unit kepala, sayap, gerbang masuk utama, dan peron. Sekilas konfigurasi itu membentuk huruf T. Kesederhanaan ini yang membuat bangunan Stasiun Jakarta Kota yang memiliki 12 peron terlihat unik dan cantik. (Baca juga; Si Bon-Bon Simbol Elektrifikasi Jalur Kereta di Tanah Air )

Pada setiap bagian pintu masuk terdapat jendela kaca besar dan merupakan ciri khas Stasiun Jakarta Kota. Bagian atap barrel-vault terlihat jelas pada hall utama yang ditopang pilar-pilar baja yang dipesan langsung dari negeri Belanda. Begitu juga rangka ke-12 peron berupa kanopi memanjang dengan atap berbentuk huruf V yang disangga struktur kantilever kolom tunggal dari baja.
Stasiun Jakarta Kota; Misteri Sebutan Beos, 2 Kepala Kerbau, dan Filosofi Yunani

https://heritage.kai.id/

Lunette berbentuk busur semisirkular dengan unit bukaan vertikal sebanyak tujuh buah pada bagunan utama stasiun sebagai jalan cahaya masuk ke hall utama. Dinding Hall Concourse atau konter loket dilapisi keramik kuning ke hijauan berpola waffel. Lantai stasiun menggunakan ubin berwarna kuning dan abu-abu, sekarang diganti keramik. Lantai asli terlihat di lantai dua dan terdapat anak tangga dari kayu jati.

Konstruksi Stasiun Jakarta Kota dilakukan oleh Hollandsche Beton Maatschappij. Sampai saat ini semua masih terlihat kokoh berdiri dan menjadi saksi perkembangan transportasi kota Jakarta. Pada 25 April 2005 Stasiun Jakarta Kota ditetapkan menjadi bangunan cagar budaya.

Diolah dari berbagai sumber; heritage.kai.id, wikipedia.org, kelananusantara.com.
(wib)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1005 seconds (0.1#10.140)