Sandi Bongkar Satu Persatu Persoalan di Dinas Damkar Kota Depok, Ini yang Terbaru
loading...
A
A
A
DEPOK - Petugas Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) Kota Depok, Sandi Butar Butar, membongkar persoalan baru di instansi tempatnya bekerja.
Selain dugaan korupsi pengadaan sepatu dan insentif dana Covid-19 , Sandi menyebut alat penangkap ular dibuat sendiri dari besi bekas.
"Alat penangkap ular, itu kami bikin sendiri dari besi bekas, karena kita minta ke pejabat hanya bilang ya ya ya," ujar Sandi sata ditemui MNC Portal Indonesia, Kamis (15/4/2021).
Dia menjelaskan, sebagai petugas penyelamat yang berhadapan langsung dengan masyarakat, mereka tidak punya pilihan lain selain menerima dan melakukan pertolongan.
Tanpa ada sarana yang memadai, jelas proses penyelamatan tidak mendapatkan hasil yang memuaskan. Akibatnya, ada saja masyarakat yang memberikan komplain kepada anggota di lapangan.
"Kita dituntut masyarakat. Masyarakat telepon masa sih kita tolak. Sedangkan komplain itu ke anggota di lapangan. Apakah bejabat menerima komplain tersebut? Mereka enngak tahu," katanya.
Diketahui, Sandi Butar Butar beberapa hari ini menjadi sorotan setelah membongkar dugaan korupsi pengadaan sepatu dan insentif dana Covid-19 di instansi tempatnya bekerja.
Aksi tersebut dilakukan Sandi dengan membentang poster berisi tulisan agar Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengusut dugaan korupsi di tempatnya bekerja. Foto itu kemudian viral di sosial media dan menjadi pemberitaan hangat dari sejumlah media.
Pihak Inspektorat Jenderal Kementreian Dalam Negeri bahkan meresponnya dengan melakukan klarifikasi. Begitupun dengan Kejari Kota Depok yang langsung memanggil enam orang saksi untuk diperiksa. Hingga kini, kasus dugaan korupsi itu masih bergulir.
Selain dugaan korupsi pengadaan sepatu dan insentif dana Covid-19 , Sandi menyebut alat penangkap ular dibuat sendiri dari besi bekas.
"Alat penangkap ular, itu kami bikin sendiri dari besi bekas, karena kita minta ke pejabat hanya bilang ya ya ya," ujar Sandi sata ditemui MNC Portal Indonesia, Kamis (15/4/2021).
Dia menjelaskan, sebagai petugas penyelamat yang berhadapan langsung dengan masyarakat, mereka tidak punya pilihan lain selain menerima dan melakukan pertolongan.
Tanpa ada sarana yang memadai, jelas proses penyelamatan tidak mendapatkan hasil yang memuaskan. Akibatnya, ada saja masyarakat yang memberikan komplain kepada anggota di lapangan.
"Kita dituntut masyarakat. Masyarakat telepon masa sih kita tolak. Sedangkan komplain itu ke anggota di lapangan. Apakah bejabat menerima komplain tersebut? Mereka enngak tahu," katanya.
Diketahui, Sandi Butar Butar beberapa hari ini menjadi sorotan setelah membongkar dugaan korupsi pengadaan sepatu dan insentif dana Covid-19 di instansi tempatnya bekerja.
Baca Juga
Aksi tersebut dilakukan Sandi dengan membentang poster berisi tulisan agar Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengusut dugaan korupsi di tempatnya bekerja. Foto itu kemudian viral di sosial media dan menjadi pemberitaan hangat dari sejumlah media.
Pihak Inspektorat Jenderal Kementreian Dalam Negeri bahkan meresponnya dengan melakukan klarifikasi. Begitupun dengan Kejari Kota Depok yang langsung memanggil enam orang saksi untuk diperiksa. Hingga kini, kasus dugaan korupsi itu masih bergulir.
(thm)