Penasaran, Ini Mahakarya Gubernur DKI dari Sutiyoso hingga Anies

Senin, 12 April 2021 - 06:05 WIB
loading...
A A A
Proyek MRT Jakarta dimulai dengan pembangunan jalur MRT Fase I sepanjang 16 kilometer dari Terminal Lebak Bulus hingga Bundaran HI yang memiliki 13 stasiun berikut 1 Depo.

Selain itu, Jokowi juga melanjutkan proyek JEDI dengan menormalisasi 13 sungai dan waduk. Rumah susun menjadi solusi utama untuk relokasi dalam jumlah besar.

Pada banjir Jakarta 2013, warga Waduk Pluit, Waduk Ria Rio, dan Kali Pakin misalnya direlokasi antara lain ke Rumah Susun Pinus Elok, Rumah Susun Marunda, Rumah Susun Tambora, dan lainnya. Dalam merelokasi, Jokowi menggunakan pendekatan humanis seperti makan bersama dan sebagainya.
Baca juga: Melihat Keberpihakan Anies dan Ahok Terkait Sepeda

Belum selesai pembangunan, Jokowi tergiur konstalasi Pemilihan Presiden 2014. Dia pun berhasil menang dan mewariskan kursinya kepada wakilnya, Ahok.

Berbeda dengan Jokowi, Ahok lebih kenal dengan sikapnya yang arogan dalam menertibkan warga di bantaran sungai atau waduk. Alhasil berbagai perlawanan terjadi di beberapa tempat.

Hal yang paling dikenal dalam pembangunan di masa kepemimpinan Ahok adalah Simpang Susun Jalan Layang Semanggi. Simpang Susun Semanggi menjadi salah satu infrastruktur ikonik di Jakarta. Sebab, bangunannya melingkar di jantung kota Jakarta dan adanya lampu warna-warni yang menyala di malam hari. Hebatnya lagi infrastruktur ikonik tersebut dibangun tanpa APBD dan tanpa utang.
Penasaran, Ini Mahakarya Gubernur DKI dari Sutiyoso hingga Anies

Simpang Susun Semanggi dikenal pada masa Ahok kemudian diresmikan oleh Presiden Jokowi. Foto: Dok SINDOnews

Jalan layang sepanjang 1,6 kilometer ini mulai dibangun pada 8 April 2016 dengan total biaya Rp345,067 miliar. Pembangunan jalan ini sama sekali tidak menggunakan APBD. Berdasarkan catatan Pemprov DKI, proyek ini dibiayai dari dana kompensasi atas kelebihan koefisien luas bangunan (KLB) dari PT Mitra Panca Persada, anak perusahaan asal Jepang Mori Building Company. KLB merupakan instrumen penataan ruang yang diatur dalam UU Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang.

Simpang Susun Semanggi diresmikan Presiden Jokowi pada 17 Agustus 2017. Jokowi didampingi Gubernur DKI saat itu Djarot Saiful Hidayat yang menggantikan Ahok karena terjerat kasus penistaan agama.
Baca juga: Kisah Ali Sadikin dan Rumitnya Lalu Lintas Jakarta

Djarot tidak bisa meneruskan kepemimpinannya pada Pilkada 2017 lantaran kalah oleh Anies-Sandiaga Uno. Dalam kepemimpinannya yang tengah berjalan hampir empat tahun, Anies banyak melakukan terobosan meski kerap berkontroversi.

Misalnya pembangunan jalur sepeda berikut tugu sepeda yang tengah dibangun di kawasan Sudirman, Jakarta Pusat; program naturalisasi untuk mengendalikan banjir; program DP 0 Rupiah untuk mengatasi hunian, serta pembangunan lainnya.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1333 seconds (0.1#10.140)