Antisipasi Bencana di Bogor, Bima Arya Minta Bantuan Dukungan Infrastruktur
loading...
A
A
A
BOGOR - Wali Kota Bogor , Bima Arya memimpin langsung apel dan simulasi bencana banjir dan longsor di Kampung Bebek RT 02/10, Kelurahan Kedunghalang, Kecamatan Bogor Utara, Jumat (9/4/2021).
Bersama puluhan anggota Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol-PP), unsur TNI serta Polri, Bima Arya melihat secara langsung bagaimana kesiapan petugas dalam menangani bencana.
Dalam amanatnya, Bima Arya menyampaikan bahwa bencana bukanlah hal yang harus dianggap biasa - biasa saja. Justru, kewaspadaan harus terus ditingkatkan, terutama dalam hal koordinasi lintas instansi. (Baca juga; Madrasah Aset Penting, Bima Arya: Kita Tidak Mau Anak Muda yang Maju Menjauhi Agama )
"Komunikasi ketika bencana itu datang, dan sosialisasikan kepada warga. Memang di titik ini terus dilakukan upaya untuk menyelesaikan persoalan secara permanen. Dengan meminta bantuan kepada pemerintah provinsi atau pemerintah pusat terkait dengan pembangunan infrastruktur," jelas Bima Arya.
Akan tetapi, kata dia, karena pembangunan infrastruktur ini masih berproses, tentunya kesiagaan warga yang didukung oleh kesiapan sistem koordinasi ini mutlak menjadi penting. "Hari ini kita melakukan simulasi, untuk memantapkan ketika terjadi hal - hal yang tidak diinginkan, semua sudah siap," ujarnya.
Terpisah, Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Kota Bogor, Theofilo Patrocinio Freitas menjelaskan, simulasi ini sebagai bentuk dari antisipasi bencana. Terutama membiasakan masyarakat maupun petugas agar siap apabila terjadi bencana. (Baca juga; Bima Arya Pamer Foto 'Drama Pagi' Bersama Ridwan Kamil, Warganet: Kayak FBI Stylenya )
"Masyarakat dan petugas semua bisa menempatkan diri dimana posisi jalur evakuasi atau dimana titik kumpul. Lalu masyarakat juga tahu harus lapor kemana saja dan petugas juga tahu apa yang dilakukan," kata Theo.
Simulasi dimulai dengan laporan pantauan Bendung Katulampa jika sudah mencapai ketinggian yang maksimal atau menuju siaga satu. Dengan waktu satu jam, air dari Katulampa sudah tiba di Kampung Bebek. Sehingga laporan dari Pintu Air Katulampa menjadi warning agar warga Kampung Bebek siaga.
Di tempat yang sama, Camat Bogor Utara, Marse Hendra Saputra mengungkapkan bahwa pada prinsipnya instansi di tingkat kecamatan hingga kelurahan terus memberikan imbauan kepada warga untuk selalu memantau kondisi wilayahnya.
"Di sini juga kebetulan sudah ada Satgas Ciliwung yang setiap saat begitu debit air di Katulampa naik, informasi sudah sampai. Begitu ambang di batas siaga dua, itu sudah kami persiapkan sebelum masuk ke siaga satu," kata Marse.
Bersama puluhan anggota Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol-PP), unsur TNI serta Polri, Bima Arya melihat secara langsung bagaimana kesiapan petugas dalam menangani bencana.
Dalam amanatnya, Bima Arya menyampaikan bahwa bencana bukanlah hal yang harus dianggap biasa - biasa saja. Justru, kewaspadaan harus terus ditingkatkan, terutama dalam hal koordinasi lintas instansi. (Baca juga; Madrasah Aset Penting, Bima Arya: Kita Tidak Mau Anak Muda yang Maju Menjauhi Agama )
"Komunikasi ketika bencana itu datang, dan sosialisasikan kepada warga. Memang di titik ini terus dilakukan upaya untuk menyelesaikan persoalan secara permanen. Dengan meminta bantuan kepada pemerintah provinsi atau pemerintah pusat terkait dengan pembangunan infrastruktur," jelas Bima Arya.
Akan tetapi, kata dia, karena pembangunan infrastruktur ini masih berproses, tentunya kesiagaan warga yang didukung oleh kesiapan sistem koordinasi ini mutlak menjadi penting. "Hari ini kita melakukan simulasi, untuk memantapkan ketika terjadi hal - hal yang tidak diinginkan, semua sudah siap," ujarnya.
Terpisah, Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Kota Bogor, Theofilo Patrocinio Freitas menjelaskan, simulasi ini sebagai bentuk dari antisipasi bencana. Terutama membiasakan masyarakat maupun petugas agar siap apabila terjadi bencana. (Baca juga; Bima Arya Pamer Foto 'Drama Pagi' Bersama Ridwan Kamil, Warganet: Kayak FBI Stylenya )
"Masyarakat dan petugas semua bisa menempatkan diri dimana posisi jalur evakuasi atau dimana titik kumpul. Lalu masyarakat juga tahu harus lapor kemana saja dan petugas juga tahu apa yang dilakukan," kata Theo.
Simulasi dimulai dengan laporan pantauan Bendung Katulampa jika sudah mencapai ketinggian yang maksimal atau menuju siaga satu. Dengan waktu satu jam, air dari Katulampa sudah tiba di Kampung Bebek. Sehingga laporan dari Pintu Air Katulampa menjadi warning agar warga Kampung Bebek siaga.
Di tempat yang sama, Camat Bogor Utara, Marse Hendra Saputra mengungkapkan bahwa pada prinsipnya instansi di tingkat kecamatan hingga kelurahan terus memberikan imbauan kepada warga untuk selalu memantau kondisi wilayahnya.
"Di sini juga kebetulan sudah ada Satgas Ciliwung yang setiap saat begitu debit air di Katulampa naik, informasi sudah sampai. Begitu ambang di batas siaga dua, itu sudah kami persiapkan sebelum masuk ke siaga satu," kata Marse.
(wib)