Abuya Uci Pernah Didatangi Pria Depresi yang Hendak Melakukan Penyerangan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Abuya KH Uci Thurtusi , pemimpin Pondok Pesantren Al-Istiqlaliyyah di Kampung Cilongok, Pasar Kemis, Kabupaten Tangerang pernah didatangi pria depresi. Diduga pria tersebut menjadikan Abuya Uci sasaran penyerangan .
Peristiwa yang menghebohkan tersebut terjadi pada Sabtu (26/9/2020). Saat itu, Abuya Uci sedang melaksanakan salat pukul 19.00 WIB.
Baca juga: Santri Kenang Sosok Abuya Uci, Ulama Karismatik dan Berpengaruh di Tangerang
Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi yang saat itu menjabat Kapolresta Tangerang mengatakan, pria depresi yang diduga akan melakukan penyerangan itu bernama Sugiono (55), warga Rajeg Mulya.
"Awalnya S datang sekitar pukul 17.00 WIB. Dia menyampaikan sama teman-teman di sini ingin ketemu Pak Kiai," ujar Ade di Pondok Pesantren Al-Istiqlaliyyah.
Kemudian, oleh para santri dijawab bahwa Kiai sedang memimpin pengajian. Jarak dari gerbang depan dengan tempat pengajian sekitar 50 meter dan mereka akhirnya ketemu.
Baca juga: Mengenal Sosok Abuya Uci, Ulama Kharismatik Banten yang Juga Sahabat Gus Dur
Dalam pertemuan dengan Sugiono, Abuya Uci sempat bertanya ada apa? Namun, dijawab pria itu tidak ada apa-apa. Abuya pun kembali ke pondok. Begitupun dengan Sugiono langsung pergi meninggalkan lokasi.
"Pukul 19.00 WIB S datang lagi dan ingin bertemu kiai. Dijawab sedang salat Magrib, tapi dia memaksa. Melihat gelagat tidak baik, S dibawa ke sekretariat," kata Ade Ary.
Saat dibawa ke sekretariat, Sugiono sempat berselisih paham dengan santri. Sugiono juga sempat mengamuk dan dipukuli para santri. "Ngomongnya ngelantur, katanya maksud dia ingin bertemu kiai menyampaikan pesan gaib. Tetapi saat ditanya dia tidak tahu juga," ujarnya.
Baca juga: Ulama Kharismatik Tangerang Abuya KH Uci Thurtusi Meninggal Dunia
Abuya Uci wafat pada Selasa (6/4/2021) kemudian dimakamkan di sekitar Pondok Pesantren Al-Istiqlaliyyah, Kampung Cilongok, Pasar Kemis, Kabupaten Tangerang. Ulama kharismatik asal Tangerang, Banten ini juga dikenal dekat dengan KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur).
Lihat Juga: Suswono Bersama Ratusan Ulama Rumuskan Kebijakan Rahmatan lil'Alamin untuk Masa Depan Jakarta
Peristiwa yang menghebohkan tersebut terjadi pada Sabtu (26/9/2020). Saat itu, Abuya Uci sedang melaksanakan salat pukul 19.00 WIB.
Baca juga: Santri Kenang Sosok Abuya Uci, Ulama Karismatik dan Berpengaruh di Tangerang
Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi yang saat itu menjabat Kapolresta Tangerang mengatakan, pria depresi yang diduga akan melakukan penyerangan itu bernama Sugiono (55), warga Rajeg Mulya.
"Awalnya S datang sekitar pukul 17.00 WIB. Dia menyampaikan sama teman-teman di sini ingin ketemu Pak Kiai," ujar Ade di Pondok Pesantren Al-Istiqlaliyyah.
Kemudian, oleh para santri dijawab bahwa Kiai sedang memimpin pengajian. Jarak dari gerbang depan dengan tempat pengajian sekitar 50 meter dan mereka akhirnya ketemu.
Baca juga: Mengenal Sosok Abuya Uci, Ulama Kharismatik Banten yang Juga Sahabat Gus Dur
Dalam pertemuan dengan Sugiono, Abuya Uci sempat bertanya ada apa? Namun, dijawab pria itu tidak ada apa-apa. Abuya pun kembali ke pondok. Begitupun dengan Sugiono langsung pergi meninggalkan lokasi.
"Pukul 19.00 WIB S datang lagi dan ingin bertemu kiai. Dijawab sedang salat Magrib, tapi dia memaksa. Melihat gelagat tidak baik, S dibawa ke sekretariat," kata Ade Ary.
Saat dibawa ke sekretariat, Sugiono sempat berselisih paham dengan santri. Sugiono juga sempat mengamuk dan dipukuli para santri. "Ngomongnya ngelantur, katanya maksud dia ingin bertemu kiai menyampaikan pesan gaib. Tetapi saat ditanya dia tidak tahu juga," ujarnya.
Baca juga: Ulama Kharismatik Tangerang Abuya KH Uci Thurtusi Meninggal Dunia
Abuya Uci wafat pada Selasa (6/4/2021) kemudian dimakamkan di sekitar Pondok Pesantren Al-Istiqlaliyyah, Kampung Cilongok, Pasar Kemis, Kabupaten Tangerang. Ulama kharismatik asal Tangerang, Banten ini juga dikenal dekat dengan KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur).
Lihat Juga: Suswono Bersama Ratusan Ulama Rumuskan Kebijakan Rahmatan lil'Alamin untuk Masa Depan Jakarta
(jon)