PSBB DKI Diperpanjang, M Taufik: Pilihan Pahit, Terpapar atau Ekonomi Sulit
loading...
A
A
A
JAKARTA - DPRD DKI Jakarta menilai kebijakan perpanjangan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di Jakarta hingga 4 Juni 2020 mendatang merupakan pilihan pahit. Ini dilakukan guna memutus mata rantai penyebaran Covid-19.
Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta M Taufik mengatakan, kebijakan PSBB diperpanjang adalah pilihan pahit. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, kata dia, dihadapkan pada posisi terjepit. (Baca: Perang Penghabisan Lawan Corona, PSBB DKI Diperpanjang hingga 4 Juni 2020)
"Antara terapapar dan ekonomi sulit. Artinya PSBB diperpanjang untuk menyelamatkan nyawa warga DKI Jakarta dan dampaknya ekonomi sulit," kata Taufik dalam siaran tertulis yang diterima SINDOnews pada Selasa (19/5/2020).
Ketua DPD Partai Gerindra DKI Jakarta ini menuturkan, PSBB harus benar-benar dipatuhi agar memutus mata rantai Covid-19. "Kita terus pantau dan analisa. Insya Allah, jika PSBB ini selesai maka Corona landai kuncinya adalah taat dan patuh tetap di rumah, jaga jarak dan jaga kesehatan," ungkapnya.
Dia melanjutkan, ekonomi Ibu Kota saat diterpa Corona sudah kedodoran. Hal ini terlihat dari APBD DKI Jakarta yang awalnya Rp89,7 triliun menjadi Rp47 triliun. "Pasca Corona kita akan geber kebangkitan ekonomi rakyat. Karena, roda ekonomi di bawah remuk dan harus segera dibenahi," ujarnya.
Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta M Taufik mengatakan, kebijakan PSBB diperpanjang adalah pilihan pahit. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, kata dia, dihadapkan pada posisi terjepit. (Baca: Perang Penghabisan Lawan Corona, PSBB DKI Diperpanjang hingga 4 Juni 2020)
"Antara terapapar dan ekonomi sulit. Artinya PSBB diperpanjang untuk menyelamatkan nyawa warga DKI Jakarta dan dampaknya ekonomi sulit," kata Taufik dalam siaran tertulis yang diterima SINDOnews pada Selasa (19/5/2020).
Ketua DPD Partai Gerindra DKI Jakarta ini menuturkan, PSBB harus benar-benar dipatuhi agar memutus mata rantai Covid-19. "Kita terus pantau dan analisa. Insya Allah, jika PSBB ini selesai maka Corona landai kuncinya adalah taat dan patuh tetap di rumah, jaga jarak dan jaga kesehatan," ungkapnya.
Dia melanjutkan, ekonomi Ibu Kota saat diterpa Corona sudah kedodoran. Hal ini terlihat dari APBD DKI Jakarta yang awalnya Rp89,7 triliun menjadi Rp47 triliun. "Pasca Corona kita akan geber kebangkitan ekonomi rakyat. Karena, roda ekonomi di bawah remuk dan harus segera dibenahi," ujarnya.
(hab)