Ini Alasan Bupati Bogor Ade Yasin Ingin Bangun Jalur Puncak 2
loading...
A
A
A
BOGOR - Bupati Bogor Ade Yasin bersikukuh dan optimistis Jalan Poros Tengah Timur atau Jalur Puncak 2 segera dibangun agar dapat mendongkrak perekonomian masyarakat wilayah Bogor Timur.
Tak hanya itu, Ade Yasin juga menyebutkan keberadaannya dapat mengurangi kemacetan di jalur Puncak 1, juga dapat menekan angka kemiskinan serta meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di lima Kecamatan wilayah Bogor Timur Kabupaten Bogor. (Baca juga; Bupati Bogor Ade Yasin Resmi Luncurkan Program Rp1 Miliar Setiap Desa )
Ade menjelaskan, dari 5,45 juta Penduduk Kabupaten Bogor, sekitar 10,09% penduduk atau lebih dari 550.000 penduduk yang tinggal di lima Kecamatan wilayah Bogor Timur, yaitu Citeureup, Babakan Madang, Cariu, Tanjungsari, dan Sukamakmur. Mereka akan merasakan dampak pengembangan jalur Puncak 2 tersebut.
"Bahkan lebih dari 190.000 penduduk di 18 desa akan mendapatkan akses langsung dari jalur Puncak 2 itu," kata Ade Yasin dalam keterangan resmi yang diterima, Minggu (21/3/2021). (Baca juga; Bupati Bogor Ade Yasin Targetkan 2025 Semua Bidang Tanah Bersertifikat )
Tidak hanya itu, ada sekitar 24.917 penduduk miskin di lima Kecamatan Wilayah Bogor Timur, yang akan dilewati jalur Puncak 2. Terutama wilayah Kecamatan Sukamakmur dengan jumlah penduduk miskin terbanyak yang mencapai 17.360 jiwa.
"Saat ini konsentrasi kegiatan ekonomi masih terpusat di wilayah tengah yaitu Babakan Madang dan Citeureup terutama disektor industri, konstruksi serta perdagangan dan jasa," katanya.
Kemudian, lanjut dia, dengan adanya jalur Puncak 2 ini diharapkan akan mendongkrak perekonomian masyarakat Bogor Timur terutama sektor pertanian di wilayah Kecamatan Tanjungsari dan Sukamakmur.
Menurut dia, wilayah Bogor Timur memiliki potensi alam seperti gunung, Rawa Gede di Desa Sirnajaya dan wisata alam Khayangan di Desa Wargajaya Kecamatan Sukamakmur serta produksi pertanian yang melimpah. Salah satunya adalah Kopi Robusta Van Catangmalang Winey. Kopi terbaik Kabupaten Bogor yang pernah meraih penghargaan di Paris dengan predikat silver gourmet.
Sejak dilakukan pengembangan jalur Puncak 2 pada tahun 2019, yang sebelumnya Pendapatan Asli Daerah (PAD) sektor pariwisata wilayah Bogor Timur pada 2018 adalah nol. Kini PAD sektor pariwisata Bogor Timur mencapai 10 miliar.
"Pengembangan jalur puncak ini, berdampak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi wilayah Bogor Timur. Jika perekonomian meningkat maka angka kemiskinan juga akan menurun," ungkapnya.
Ade Yasin juga mengungkapkan, pengembangan jalur Puncak 2 diharapkan mampu meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di wilayah Bogor Timur.
"Mengingat IPM yang akan dilintasi jalur puncak 2 memiliki IPM cukup rendah seperti IPM Kecamatan Citeureup dibawah rata-rata IPM Kabupaten Bogor yaitu 70,65, lalu IPM Babakan Madang 65,49, Kecamatan Cariu 59,17, Kecamatan Tanjungsari 56,71 dan Kecamatan Sukamakmur dengan IPM tetendah yakni 52,23," katanya.
Tak hanya itu, Ade Yasin juga menyebutkan keberadaannya dapat mengurangi kemacetan di jalur Puncak 1, juga dapat menekan angka kemiskinan serta meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di lima Kecamatan wilayah Bogor Timur Kabupaten Bogor. (Baca juga; Bupati Bogor Ade Yasin Resmi Luncurkan Program Rp1 Miliar Setiap Desa )
Ade menjelaskan, dari 5,45 juta Penduduk Kabupaten Bogor, sekitar 10,09% penduduk atau lebih dari 550.000 penduduk yang tinggal di lima Kecamatan wilayah Bogor Timur, yaitu Citeureup, Babakan Madang, Cariu, Tanjungsari, dan Sukamakmur. Mereka akan merasakan dampak pengembangan jalur Puncak 2 tersebut.
"Bahkan lebih dari 190.000 penduduk di 18 desa akan mendapatkan akses langsung dari jalur Puncak 2 itu," kata Ade Yasin dalam keterangan resmi yang diterima, Minggu (21/3/2021). (Baca juga; Bupati Bogor Ade Yasin Targetkan 2025 Semua Bidang Tanah Bersertifikat )
Tidak hanya itu, ada sekitar 24.917 penduduk miskin di lima Kecamatan Wilayah Bogor Timur, yang akan dilewati jalur Puncak 2. Terutama wilayah Kecamatan Sukamakmur dengan jumlah penduduk miskin terbanyak yang mencapai 17.360 jiwa.
"Saat ini konsentrasi kegiatan ekonomi masih terpusat di wilayah tengah yaitu Babakan Madang dan Citeureup terutama disektor industri, konstruksi serta perdagangan dan jasa," katanya.
Kemudian, lanjut dia, dengan adanya jalur Puncak 2 ini diharapkan akan mendongkrak perekonomian masyarakat Bogor Timur terutama sektor pertanian di wilayah Kecamatan Tanjungsari dan Sukamakmur.
Menurut dia, wilayah Bogor Timur memiliki potensi alam seperti gunung, Rawa Gede di Desa Sirnajaya dan wisata alam Khayangan di Desa Wargajaya Kecamatan Sukamakmur serta produksi pertanian yang melimpah. Salah satunya adalah Kopi Robusta Van Catangmalang Winey. Kopi terbaik Kabupaten Bogor yang pernah meraih penghargaan di Paris dengan predikat silver gourmet.
Sejak dilakukan pengembangan jalur Puncak 2 pada tahun 2019, yang sebelumnya Pendapatan Asli Daerah (PAD) sektor pariwisata wilayah Bogor Timur pada 2018 adalah nol. Kini PAD sektor pariwisata Bogor Timur mencapai 10 miliar.
"Pengembangan jalur puncak ini, berdampak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi wilayah Bogor Timur. Jika perekonomian meningkat maka angka kemiskinan juga akan menurun," ungkapnya.
Ade Yasin juga mengungkapkan, pengembangan jalur Puncak 2 diharapkan mampu meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di wilayah Bogor Timur.
"Mengingat IPM yang akan dilintasi jalur puncak 2 memiliki IPM cukup rendah seperti IPM Kecamatan Citeureup dibawah rata-rata IPM Kabupaten Bogor yaitu 70,65, lalu IPM Babakan Madang 65,49, Kecamatan Cariu 59,17, Kecamatan Tanjungsari 56,71 dan Kecamatan Sukamakmur dengan IPM tetendah yakni 52,23," katanya.
(wib)