Pengurukan Situ di Tangsel Berlanjut, Mantan Mensos Bakal Lapor Polda
loading...
A
A
A
TANGERANG SELATAN - Puluhan truk pengangkut tanah terlihat lalu lalang memasuki kawasan di Kampung Setu, Jalan Puspiptek, Setu, Tangerang Selatan (Tangsel). Peningkatan aktivitas itu diketahui telah berlangsung sejak beberapa hari lalu.
Muatan tanah merah diturunkan di area proyek pengurukan situ di Kampung Setu. Terlihat pula satu unit alat berat backhoe terus menderu meratakan tanah menguruk situ. Saat ini sebagian area situ terus menyusut dan berubah menjadi daratan.
Situ di lokasi itu dimiliki beberapa orang, termasuk ada pula sebagian lahannya milik Puspiptek yang terletak paling ujung. Dahulunya, area tersebut merupakan sawah resapan. Namun lama-kelamaan, dataran yang cekung menjadikan lahan itu terendam air hingga banyak yang menyebutnya sebagai situ.
Salah satu pemilik lahan menginginkan wajah situ berubah menjadi area bisnis. Pengurukan pun dilakukan di atas lahannya yang memiliki luas sekitar 2,5 hektare. Tak sepenuhnya situ akan diuruk, pengelola proyek menyebut hanya menguruk 40% dari luas lahan situ. (Baca juga; Diprotes Mantan Mensos, Suap Izin Pengurukan Situ di Tangsel Terbongkar )
Sayangnya, tak ada izin dalam pengerjaan proyek pengurukan itu. Bahkan Satpol PP telah mendatangi lokasi untuk menyegel beberapa pekan lalu, namun pengelola tetap membandel melanjutkan pengurukan. Segel pun diabaikan.
Saat dikonfirmasi ke Kelurahan Setu, Kecamatan Setu, hingga Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP), semua kompak memastikan bahwa belum ada proses perizinan yang masuk terkait pengurukan situ di sana. Padahal, proyek tersebut telah berjalan sejak Januari 2021.
"Kita akan lapor ke Polda Metro, Insya Allah Senin besok. Sekarang kita sedang siapkan kelengkapan dokumen dan bukti-bukti di lapangan," kata mantan Menteri Sosial (Mensos) Bachtiar Chamsyah, Sabtu (13/03/21). (Baca juga; Protes Pengurukan Situ Dicuekin, Bachtiar Chamsyah: Saya Malu sebagai Bekas Menteri 9 Tahun )
Mantan Mensos itu tinggal persis berdampingan dengan lokasi situ yang diuruk. Dia satu-satunya warga sekitar yang berani angkat suara mewakili warga lain dalam menentang pengurukan tanpa izin di lokasi. Menurut dia, perizinan akan terbit seiring kajian yang dilakukan dinas terkait.
"Perizinan itu kan sudah jadi ketentuan. Kemarin sudah disegel, tapi sampai sekarang terus berjalan, terus diuruk. Satpol PP, Pemda, sudah nggak dianggapnya. Padahal pada pertemuan terakhir, dinas terkait mengharuskan proyek dihentikan sampai perizinan itu terbit," ucapnya.
Pengelola proyek pengurukan itu dimotori mantan lurah bernama Abdullah Serin. Dia pernah pula menjabat sebagai anggota DPRD. Namun masyarakat sekitar lebih mengenalnya sebagai tokoh sekaligus dedengkot jawara di Tangsel.
Abdullah Serin tak lagi sendiri menjalankan proyek itu, lantaran telah mengalir pula sokongan dari M Saleh Asnawi yang merupakan ketua partai politik di Tangsel. Bahkan secara terang-terangan, mereka menyatakan siap melanjutkan pengurukan di lokasi.
Saat ditanyakan kembali terkait perizinan di lokasi, baik Saleh Asnawi atau pun Abdullah Serin nampak gamang menjawab. Akhirnya keduanya mengakui bahwa perizinan belum terbit karena prosesnya masih berjalan.
"Terima kasih masukannya, nanti akan kita tempuh (perizinan)," jelas Abdullah sebelumnya saat mengkarifikasi soal pengurukan itu. (Baca juga; Perseteruan Mantan Lurah vs Mantan Mensos Kian Memanas, sang Jawara Dapat Dukungan Ketua Parpol )
Lihat Juga: Aturan di Polda Metro Jaya untuk Bripda Ferarri sebagai Polisi dan Pemain Sepak Bola Profesional
Muatan tanah merah diturunkan di area proyek pengurukan situ di Kampung Setu. Terlihat pula satu unit alat berat backhoe terus menderu meratakan tanah menguruk situ. Saat ini sebagian area situ terus menyusut dan berubah menjadi daratan.
Situ di lokasi itu dimiliki beberapa orang, termasuk ada pula sebagian lahannya milik Puspiptek yang terletak paling ujung. Dahulunya, area tersebut merupakan sawah resapan. Namun lama-kelamaan, dataran yang cekung menjadikan lahan itu terendam air hingga banyak yang menyebutnya sebagai situ.
Salah satu pemilik lahan menginginkan wajah situ berubah menjadi area bisnis. Pengurukan pun dilakukan di atas lahannya yang memiliki luas sekitar 2,5 hektare. Tak sepenuhnya situ akan diuruk, pengelola proyek menyebut hanya menguruk 40% dari luas lahan situ. (Baca juga; Diprotes Mantan Mensos, Suap Izin Pengurukan Situ di Tangsel Terbongkar )
Sayangnya, tak ada izin dalam pengerjaan proyek pengurukan itu. Bahkan Satpol PP telah mendatangi lokasi untuk menyegel beberapa pekan lalu, namun pengelola tetap membandel melanjutkan pengurukan. Segel pun diabaikan.
Saat dikonfirmasi ke Kelurahan Setu, Kecamatan Setu, hingga Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP), semua kompak memastikan bahwa belum ada proses perizinan yang masuk terkait pengurukan situ di sana. Padahal, proyek tersebut telah berjalan sejak Januari 2021.
"Kita akan lapor ke Polda Metro, Insya Allah Senin besok. Sekarang kita sedang siapkan kelengkapan dokumen dan bukti-bukti di lapangan," kata mantan Menteri Sosial (Mensos) Bachtiar Chamsyah, Sabtu (13/03/21). (Baca juga; Protes Pengurukan Situ Dicuekin, Bachtiar Chamsyah: Saya Malu sebagai Bekas Menteri 9 Tahun )
Mantan Mensos itu tinggal persis berdampingan dengan lokasi situ yang diuruk. Dia satu-satunya warga sekitar yang berani angkat suara mewakili warga lain dalam menentang pengurukan tanpa izin di lokasi. Menurut dia, perizinan akan terbit seiring kajian yang dilakukan dinas terkait.
"Perizinan itu kan sudah jadi ketentuan. Kemarin sudah disegel, tapi sampai sekarang terus berjalan, terus diuruk. Satpol PP, Pemda, sudah nggak dianggapnya. Padahal pada pertemuan terakhir, dinas terkait mengharuskan proyek dihentikan sampai perizinan itu terbit," ucapnya.
Pengelola proyek pengurukan itu dimotori mantan lurah bernama Abdullah Serin. Dia pernah pula menjabat sebagai anggota DPRD. Namun masyarakat sekitar lebih mengenalnya sebagai tokoh sekaligus dedengkot jawara di Tangsel.
Abdullah Serin tak lagi sendiri menjalankan proyek itu, lantaran telah mengalir pula sokongan dari M Saleh Asnawi yang merupakan ketua partai politik di Tangsel. Bahkan secara terang-terangan, mereka menyatakan siap melanjutkan pengurukan di lokasi.
Saat ditanyakan kembali terkait perizinan di lokasi, baik Saleh Asnawi atau pun Abdullah Serin nampak gamang menjawab. Akhirnya keduanya mengakui bahwa perizinan belum terbit karena prosesnya masih berjalan.
"Terima kasih masukannya, nanti akan kita tempuh (perizinan)," jelas Abdullah sebelumnya saat mengkarifikasi soal pengurukan itu. (Baca juga; Perseteruan Mantan Lurah vs Mantan Mensos Kian Memanas, sang Jawara Dapat Dukungan Ketua Parpol )
Lihat Juga: Aturan di Polda Metro Jaya untuk Bripda Ferarri sebagai Polisi dan Pemain Sepak Bola Profesional
(wib)