Ganjil Genap di Bogor Ditiadakan, Sektor Ekonomi Kembali Bergairah

Rabu, 10 Maret 2021 - 14:46 WIB
loading...
Ganjil Genap di Bogor...
Aturan ganjil genap pada akhir pekan di Kota Bogor ditiadakan sementara untuk relaksasi sektor ekonomi. Foto: Dok SINDOnews
A A A
BOGOR - Aturan ganjil genap pada akhir pekan di Kota Bogor ditiadakan sementara untuk relaksasi sektor ekonomi . Hal itu memang cukup berdampak positif pada tempat usaha seperti pasar, mall dan lainnya karena tingkat kunjungan mengalami kenaikan.

Direktur Utama Perumda Pasar Pakuan Jaya Muzakkir mengatakan, kondisi pasar berdasarkan data lama saat ganjil genap terbilang drop. Pasar kering menurun 40-50 persen dan pasar basah 20-30 persen.
Baca juga: Dishub Catat Tanpa Ganjil Genap di Bogor, Kendaraan Padat Luar Biasa

Sedangkan, saat mulai relaksasi atau ditiadakannya ganjil genap penurunan pada pasar kering hanya sekitar 20-30 persen dan pasar basah 10-15 persen.

"Tanpa ganjil genap kondisi pasar normal kembali. Pedagang meminta tidak ada lagi ganjil genap untuk mendongkrak ekonomi karena kondisi pasar khususnya pasar kering masa panennya ada di akhir pekan. Berdasarkan data yang ada 40 - 50 persen atau mungkin lebih pembeli di pasar Kota Bogor berasal dari luar Kota Bogor," ujar Muzakkir, Rabu (10/3/2021).

Untuk sektor perdagangan, Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperdagin) Kota Bogor Ganjar Gunawan menuturkan berdasarkan mapping saat tidak ganjil genap ada anomali atau fenomena menarik terkait traffic customer. Dari 26 titik, ada 6 titik yang mengalami kenaikan kunjungan ke ritel atau toko swalayan dan sisanya menurun.

Total pengunjung ke pusat perbelanjaan, pada 27-28 Februari 2021 saat ganjil genap berdasarkan sampling total pengunjung sebanyak 140.259 orang. Namun, ketika tidak ada ganjil genap jumlah pengunjung pada pekan pertama Maret 2021 justru hanya 129.384 orang atau turun sekitar 7-8 persen.

Kemudian terkait penjualan BBM di 10 SPBU berdasarkan koordinasi dengan Hiswana Migas rata-rata mengalami penurunan mengingat mobilitas warga dan kendaraan menurun, rata-rata penurunan juga terjadi di beberapa restoran dan hotel.

"Kesimpulan kami, traffic customer tidak semata-mata akibat dampak ganjil genap tetapi juga dipengaruhi gajian karyawan. Untuk swasta rata-rata gajian di akhir bulan, sekitar 25-28 setiap bulan untuk memenuhi belanja bulanan. Dari ritel tidak terlalu mempermasalahkan ganjil genap karena yang pertama ritel memiliki semacam prime time pengunjung, kedua tergantung sistem gajian bulanan. Berbeda dengan rumah makan, kafe dan resto yang tidak ingin ganjil genap diterapkan," beber Ganjar.
Baca juga: Akhir Pekan Tanpa Ganjil Genap, Begini Kondisi Lalu Lintas di Kota Bogor

Sektor wisata, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kota Bogor Atep Budiman mengatakan okupansi hotel, obyek wisata dan omzet, berdasarkan perbandingan data di awal ada penurunan seiring tren dari tahun ke tahun pada awal tahun memang rendah.

"Tapi, ada peningkatan di saat kebijakan ganjil genap di periode akhir bulan Februari 2021 sebesar 54,87 persen. Kemudian awal Maret 2021 sudah ada peningkatan kembali 57,08 persen," ujarnya.

Pada obyek wisata, di awal penerapan ganjil genap penurunan wisatawan ada di kisaran 30-60 persen, di akhir Februari penurunannya meningkat 20 persen sampai ke maksimal angka kisaran 80 persen. Saat relaksasi, di pekan pertama angka menunjukkan adanya peningkatan sebesar 14 persen.
Baca juga: Ganjil Genap Bogor Ditiadakan karena Berimbas Negatif pada Ekonomi, Ini Kata Dedie A Rachim

Untuk omzet resto dan kafe, awal penerapan ganjil genap menurun sekitar 45 persen. Pada ganjil genap tahap berikutnya penurunannya meningkat menjadi 65 persen dan pada akhir pekan kemarin ketika relaksasi ada peningkatan kembali omzet sekitar 20 persen.

"Secara keseluruhan untuk pariwisata dengan adanya relaksasi, ada respons dan peningkatan cukup signifikan di hotel, tempat makan, resto dan tempat wisata," katanya.
(jon)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1789 seconds (0.1#10.140)