Dubes Denmark Dukung dan Puji Penerapan Kawasan Rendah Emisi di Kota Tua

Kamis, 18 Februari 2021 - 09:00 WIB
loading...
Dubes Denmark Dukung dan Puji Penerapan Kawasan Rendah Emisi di Kota Tua
Duta Besar Denmark untuk Indonesia Rasmus Abildgaard Kristensen mengungkapkan dukungan dan memuji penerapan kawasan rendah emisi di Kota Tua Jakarta. Foto/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Duta Besar Denmark untuk Indonesia Rasmus Abildgaard Kristensen mengungkapkan dukungan dan memuji penerapan kawasan rendah emisi di Kota Tua Jakarta. Dukungan dan pujian itu disampaikan melalui akun twitter Lars Bo Larsen @DubesDenmark.

“Saat Jakarta memperkenalkan Kawasan Rendah Emisi (LEZ) skala kecil di Kota Tua, berikut beberapa pelajaran dari Kopenhagen sebagai ibu kota pertama di dunia yang memperkenalkan Kawasan Pejalan Kaki Rendah Emisi. @aniesbaswedan @DKIJakarta @TfJakarta @trotoarian,” cuit akun twitter @DubesDenmark pada 17 Februari 2021.

Dubes Denmark Dukung dan Puji Penerapan Kawasan Rendah Emisi di Kota Tua


Dia juga menyertakan video berdurasi sekitar 2,10 menit dengan latar belakang Kota Tua. Berikut isi lengkap rekaman video tersebut.

“Jakarta baru saja membuka kawasan khusus pejalan kaki di area Kota Tua, tepat di belakang saya ini. Menyambut baik inisiatif ini, saya akan berbagi cerita saat pertama kali kawasan serupa dibangun di Kota Copenhagen.

Karena Copenhagen merupakan ibu kota pertama di dunia yang membangun jalur khusus bagi pejalanan kaki. Ide kawasan khusus pejalan kaki saat itu dianggap kontroversial.

Bahkan arsitek perancangnya harus mendapat pengawalan khusus dari polisi. Saat jalur pejalan kaki resmi dibuka, seperti yang baru saja dilakukan di Kota Tua. (Baca juga; LEZ Kembali Diberlakukan di Kota Tua Mulai Senin, Sejumlah Fasilitas Ditambah )

Tapi sekarang, 9 dari 10 warga Copenhagen justru ingin area pejalan kaki diperbanyak, mengapa? Perubahan persepsi itu menurut saya terjadi dalam beberapa tahap.

Fase pertama, pemilik toko di area tersebut melihat bahwa adanya jalur pejalan kaki ternyata membuat area terse but menjadi ramai dikunjungi dan konsumen pun meningkat bagi usaha kecil di sana.

Fase kedua terjadi saat para ahli mulai melihat perubahan pada perilaku masyarakat Copenhagen saat itu, mereka jadi lebih banyak berjalan kaki dan memilih untuk bersepeda saat bepergian. (Baca juga; Kaya Potensi Ekonomi Kreatif, UI Dorong Pengembangan Kota Tua sebagai Heritage Tourism )

Hal inilah yang dikemudian hari menjadi tradisi bersepeda yang dikenal dengan istilah Viking Adventure karena saat ini lebih dari dua pertiga penduduk Copenhagen memilih untuk bersepeda ke tempat kerja secara rutin.

Fase ketika, yang juga dialami di Jakarta, adalah tantangan perubahan iklim global yang kita hadapi. Tersedianya kawasan seperti ini yang digunakan dengan semestinya, juga akan turunkan tingkat emisi karbon sehingga masyarakat dapat ikut berkontribusi dalam memecahkan masalah iklim global dunia.

Dan, saat ini kita sedang berada pada fase keempat yang berkaitan erat dengan kesehatan karena berjalan kaki dan bersepeda membuat tubuh kita sehat serta membuat ibu kota jadi tempat yang lebih sehat bagi semua. Dengan warga yang lebih sehat tentunya jumlah pasien di rumah sakit juga akan menurun.

Jadi saya sangat mendukung pembangunan kawasan pejalan kaki di area Kota Tua ini. Saya berharap setelah pandemi berakhir, kawasan ini akan menjadi inspirasi untuk gaya hidup yang baru dan lebih baik di Jakarta. Terima kasih.”
(wib)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1829 seconds (0.1#10.140)