Orang Tanpa Gejala Covid-19 di Kota Bogor Melonjak Jadi 35 Orang
loading...
A
A
A
BOGOR - Pemkot Bogor menyatakan jumlah kasus positif Covid-19 dari orang tanpa gejala (OTG) jumlah sebanyak 35 orang. Secara total jumlah pasien positif Corona di Kota Bogor mencapai 64 orang.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor Sri Nowo Retno selaku Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Covid-19 Kota Bogor menjelaskan, berdasarkan data hasil monitoring hingga pukul 14.00 WIB ada penambahan kasus pasien dengan kategori atau status terkonfirmasi positif total berjumlah 64 orang.
"Terdapat penambahan jumlah pasien terkonfirmasi Positif yang kemarin berjumlah 58 orang hari ini bertambah enam orang menjadi 64 orang. Dengan rincian sembuh/selesai sebanyak tiga orang, masih dalam pengawasan atau perawatan 50 orang dan meninggal menjadi 11 orang," kata Sri dalam keterangan pers tertulisnya, Jumat (17/04/2020).
Hal yang patut diwaspadai, Pemkot melalui Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Bogor beberapa hari terakhir ini merilis kategori atau status baru kasus yakni OTG yang kian hari jumlahnya terus melonjak."Hingga saat ini OTG di Kota Bogor kembali bertambah menjadi 35 kasus, dengan rincian selesai/sembuh 6 orang, masih dalam pemantauan 29 orang dan belum ada yang meninggal," katanya.
Dia menuturkan, OTG itu seseorang yang berpotensi menularkan Covid-19 namun tak menunjukan gejala. Misalkan, dilihat dari segi fisik, daya tahan tubuhnya bagus tapi dia bisa cepat menularkan ke orang lain melalui kontak fisik yang tak diketahui atau memiliki gejala. "Karena tidak ada gejala dia biasa saja, tapi justru dia yang menularkan, ada beberapa kelompok yang rentan tertular Covid-19, saat punya komorfid (penyakit penyerta) misalkan diabetes, jantung, lansia dan ada penyerta dia bisa masuk adrs itu yg paling bahaya, kalau yang muda-muda staminanya sehat, Insya Allah," ujarnya.
Maka dari itu, lanjut dia, pentingnya untuk diam di rumah dan memakai masker saat wabah Covid-19. Bahkan pihaknya mewajibkan para OTG untuk mengisolasi diri selama 14 hari. "Jadi OTG ini kita dapat dari hasil tracing yang positif," paparnya.
Pihaknya sengaja memasukkan istilah baru terkait kasus Covid-19 ini lantaran pihak Kementerian Kesehatan telah merevisi empat pedoman penanganan Covid-19. "Yang jelas orang yang masuk dalam kategori OTG ini didapat dari hasil tracing. Itu orang yang risiko tertular karena dia kontak erat dengan penderita positif kalau dulu namanya ODP tanpa gejala," katanya.
Selain OTG, penambahan kasus juga terjadi pada status Pasien Dalam Pengawasan (PDP) saat ini pihaknya mencatat total sudah ada 130 orang dengan rincian 33 orang selesai, masih dalam pengawasan 73 orang dan meninggal 24 orang.
"Untuk meninggal bagi PDP sebanyak 24 orang hingga saat ini masih menunggu hasil lab swab Litbangkes Kemenkes RI. Sedangkan untuk Orang Dalam Pemantauan (ODP) hingga saat ini total berjualan 966 orang, selesai 592 orang dan masih dalam pemantauan 374 orang dan meninggal masih nol," ucapnya.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor Sri Nowo Retno selaku Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Covid-19 Kota Bogor menjelaskan, berdasarkan data hasil monitoring hingga pukul 14.00 WIB ada penambahan kasus pasien dengan kategori atau status terkonfirmasi positif total berjumlah 64 orang.
"Terdapat penambahan jumlah pasien terkonfirmasi Positif yang kemarin berjumlah 58 orang hari ini bertambah enam orang menjadi 64 orang. Dengan rincian sembuh/selesai sebanyak tiga orang, masih dalam pengawasan atau perawatan 50 orang dan meninggal menjadi 11 orang," kata Sri dalam keterangan pers tertulisnya, Jumat (17/04/2020).
Hal yang patut diwaspadai, Pemkot melalui Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Bogor beberapa hari terakhir ini merilis kategori atau status baru kasus yakni OTG yang kian hari jumlahnya terus melonjak."Hingga saat ini OTG di Kota Bogor kembali bertambah menjadi 35 kasus, dengan rincian selesai/sembuh 6 orang, masih dalam pemantauan 29 orang dan belum ada yang meninggal," katanya.
Dia menuturkan, OTG itu seseorang yang berpotensi menularkan Covid-19 namun tak menunjukan gejala. Misalkan, dilihat dari segi fisik, daya tahan tubuhnya bagus tapi dia bisa cepat menularkan ke orang lain melalui kontak fisik yang tak diketahui atau memiliki gejala. "Karena tidak ada gejala dia biasa saja, tapi justru dia yang menularkan, ada beberapa kelompok yang rentan tertular Covid-19, saat punya komorfid (penyakit penyerta) misalkan diabetes, jantung, lansia dan ada penyerta dia bisa masuk adrs itu yg paling bahaya, kalau yang muda-muda staminanya sehat, Insya Allah," ujarnya.
Maka dari itu, lanjut dia, pentingnya untuk diam di rumah dan memakai masker saat wabah Covid-19. Bahkan pihaknya mewajibkan para OTG untuk mengisolasi diri selama 14 hari. "Jadi OTG ini kita dapat dari hasil tracing yang positif," paparnya.
Pihaknya sengaja memasukkan istilah baru terkait kasus Covid-19 ini lantaran pihak Kementerian Kesehatan telah merevisi empat pedoman penanganan Covid-19. "Yang jelas orang yang masuk dalam kategori OTG ini didapat dari hasil tracing. Itu orang yang risiko tertular karena dia kontak erat dengan penderita positif kalau dulu namanya ODP tanpa gejala," katanya.
Selain OTG, penambahan kasus juga terjadi pada status Pasien Dalam Pengawasan (PDP) saat ini pihaknya mencatat total sudah ada 130 orang dengan rincian 33 orang selesai, masih dalam pengawasan 73 orang dan meninggal 24 orang.
"Untuk meninggal bagi PDP sebanyak 24 orang hingga saat ini masih menunggu hasil lab swab Litbangkes Kemenkes RI. Sedangkan untuk Orang Dalam Pemantauan (ODP) hingga saat ini total berjualan 966 orang, selesai 592 orang dan masih dalam pemantauan 374 orang dan meninggal masih nol," ucapnya.
(hab)