Kisah Jenazah Covid-19 yang Nyaris Tertukar di RSUD Bogor
loading...
A
A
A
BOGOR - Sebuah video keluarga pasien yang kecewa dengan pelayanan RSUD Kota Bogor menangani jenazah Covid-19 beredar melalui WhatsApp. Bahkan, jenazah keluarga pasien itu nyaris tertukar.
Dalam video berdurasi 49 detik yang diterima Okezone terlihat suasana belakang RSUD Kota Bogor. Terdengar suara perempuan perekam video melontarkan kekecewaanya terhadap rumah sakit yang menangani jenazah anggota keluarganya sambil berjalan menuju ruang instalasi forensik. (Baca juga: Pecah Rekor 57 Per Hari, Sudah 4.000 Jenazah COVID-19 Dimakamkan di TPU Tegal Alur)
"Ini benar-benar sudah parah ya. Ini mamah saya sudah meninggal dari jam 12 malam sampai sekarang belum dibawa. Terus salah ngambil pasien lagi," cetus perempuan dalam video singkat tersebut.
Dikonfirmasi, anak dari sang ibu berinisial D membenarkan kejadian dalam video yang beredar tersebut. Video itu terjadi setelah ibunya meninggal pada Rabu 30 Desember 2020 lalu.
"Intinya mamah saya meninggal hari Rabu 30 Desember jam 00.05 WIB. Jenazah mamah saya sampai jam 10 pagi baru bisa diambil dari rumah sakit. Sedangkan jenazah tidak boleh lebih dari 4 jam ya itu pun ada insiden ketuker jenazahnya," kata D saat dikonfirmasi wartawan, Minggu (3/1/2021).
Ketika itu, pihak rumah sakit tidak mengizinkan keluarga melihat jenazah karena terkait status terkonfirmasi positif Covid-19. Namun, entah kenapa keluarga merasa ingin sekali melihatnya.
"Akhirnya sampai humasnya datang boleh dilihat. Setelah dilihat ternyata bukan jenazah mamah saya, tapi laki-laki berkumis. Mamah saya belum diurus, mamah saya masih di ruang isolasi," ungkapnya.
Keluarga pun terkejut dengan adanya kejadian itu. Lantas, dia meminta rumah sakit mengawal proses pemulangan jenazah sampai penguburan.
"Bayangkan apabila keluarga mengiyakan atau tidak melihat ini (jenazah). Ini siapa yang dibawa ke rumah? Siapa yang dikuburin? Siapa yang saya doain saya tangisin? Masalahnya sudah clear, Allah Maha Besar, Allah memperlihatkan sendiri kepada humasnya sendiri seperti ini akhirnya saya lari dari forensik, saya kejar saya panggil saya bilang saya mau bapak kawal sampai selesai. Oke dikawal," ungkap D. (Baca juga: Malam Pergantian Tahun, Ini Kisah Penggali Kubur Jenazah COVID-19 yang Tetap Standby)
Warga Leuwiliang, Kabupaten Bogor itu mengaku rumah sakit telah meminta maaf langsung kepada keluarganya atas kejadian tersebut, termasuk persoalan dokumen kematian yang tidak sesuai.
"Rumah sakit mengakui kesalahan, humasnya datang ke rumah minta maaf. Setelah ini clear, ada lagi pendokumentasian kematian mamah saya ditulis hari Selasa udah jelas Rabu. Saya bilang saya gak mau tau ini penting loh, dia bilang siap," ujarnya.
Dengan kejadian ini, dia berharap menjadi pembelajaran bagi semua ke depan agar lebih baik lagi terutama terhadap pasien status Covid-19. "Bagi saya gak masalah mamah meninggal karena Covid karena bukan aib bagi saya. Saya sangat menerima apapun. Yang saya sempat gak terima ya itu. Semoga menjadi pembelajaran," kata D.
Dalam video berdurasi 49 detik yang diterima Okezone terlihat suasana belakang RSUD Kota Bogor. Terdengar suara perempuan perekam video melontarkan kekecewaanya terhadap rumah sakit yang menangani jenazah anggota keluarganya sambil berjalan menuju ruang instalasi forensik. (Baca juga: Pecah Rekor 57 Per Hari, Sudah 4.000 Jenazah COVID-19 Dimakamkan di TPU Tegal Alur)
"Ini benar-benar sudah parah ya. Ini mamah saya sudah meninggal dari jam 12 malam sampai sekarang belum dibawa. Terus salah ngambil pasien lagi," cetus perempuan dalam video singkat tersebut.
Dikonfirmasi, anak dari sang ibu berinisial D membenarkan kejadian dalam video yang beredar tersebut. Video itu terjadi setelah ibunya meninggal pada Rabu 30 Desember 2020 lalu.
"Intinya mamah saya meninggal hari Rabu 30 Desember jam 00.05 WIB. Jenazah mamah saya sampai jam 10 pagi baru bisa diambil dari rumah sakit. Sedangkan jenazah tidak boleh lebih dari 4 jam ya itu pun ada insiden ketuker jenazahnya," kata D saat dikonfirmasi wartawan, Minggu (3/1/2021).
Ketika itu, pihak rumah sakit tidak mengizinkan keluarga melihat jenazah karena terkait status terkonfirmasi positif Covid-19. Namun, entah kenapa keluarga merasa ingin sekali melihatnya.
"Akhirnya sampai humasnya datang boleh dilihat. Setelah dilihat ternyata bukan jenazah mamah saya, tapi laki-laki berkumis. Mamah saya belum diurus, mamah saya masih di ruang isolasi," ungkapnya.
Keluarga pun terkejut dengan adanya kejadian itu. Lantas, dia meminta rumah sakit mengawal proses pemulangan jenazah sampai penguburan.
"Bayangkan apabila keluarga mengiyakan atau tidak melihat ini (jenazah). Ini siapa yang dibawa ke rumah? Siapa yang dikuburin? Siapa yang saya doain saya tangisin? Masalahnya sudah clear, Allah Maha Besar, Allah memperlihatkan sendiri kepada humasnya sendiri seperti ini akhirnya saya lari dari forensik, saya kejar saya panggil saya bilang saya mau bapak kawal sampai selesai. Oke dikawal," ungkap D. (Baca juga: Malam Pergantian Tahun, Ini Kisah Penggali Kubur Jenazah COVID-19 yang Tetap Standby)
Warga Leuwiliang, Kabupaten Bogor itu mengaku rumah sakit telah meminta maaf langsung kepada keluarganya atas kejadian tersebut, termasuk persoalan dokumen kematian yang tidak sesuai.
"Rumah sakit mengakui kesalahan, humasnya datang ke rumah minta maaf. Setelah ini clear, ada lagi pendokumentasian kematian mamah saya ditulis hari Selasa udah jelas Rabu. Saya bilang saya gak mau tau ini penting loh, dia bilang siap," ujarnya.
Dengan kejadian ini, dia berharap menjadi pembelajaran bagi semua ke depan agar lebih baik lagi terutama terhadap pasien status Covid-19. "Bagi saya gak masalah mamah meninggal karena Covid karena bukan aib bagi saya. Saya sangat menerima apapun. Yang saya sempat gak terima ya itu. Semoga menjadi pembelajaran," kata D.
(jon)