Kasus Corona Melonjak, Wagub DKI Minta Tingkatkan Tes PCR
loading...
A
A
A
JAKARTA - Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria (Ariza) menjelaskan, kenaikan kasus virus Corona (Covid-19) yang tembus 2 ribu per hari di Ibu Kota lantaran adanya peningkatan jumlah swab test Polymerase Chain Reaction (PCR).
(Baca juga: Indonesia Tutup Akses WNA di 2021, DPR: Jangan Sampai Kecolongan)
Ariza mengatakan, Pemprov DKI Jakarta sudah 9 kali lebih banyak dari standar WHO dalam melakukan swab test PCR yakni 1 per 1.000 orang setiap pekan.
(Baca juga: Indonesia Mulai Larang WNA Masuk pada 1-14 Januari 2021)
"Terkait adanya peningkatan, satu memang test PCR kita tingkatkan terus di Jakarta ini, dari 6 ribu, 7 ribu, dan 10 ribu. Standar kami, ingin rata-rata 10 ribu, bahkan sudah lebih, 11-12 ribu. Bahkan jumlahnya sudah 9 kali dari standar WHO dalam sepekan," kata Ariza di Balai Kota, Jakarta, Senin (28/12/2020).
(Baca juga: Cegah Covid-19 Jenis Baru, Komisi I DPR Dukung Indonesia Tutup Akses WNA di 2021)
Ariza menerangkan, melonjaknya kenaikan kasus Covid-19 per hari Jakarta juga karena faktor keterlambatan sejumlah rumah sakit yang melaporkan temuan kasus Covid-19 di tempatnya.
emang pelaporan itu kan kami rumah sakit macam-macam, ada Rumah Sakit BUMD, BUMN, RSUD, swasta, dan sebagainya. Memang ada beberapa dari tempat lain yang datanya terlambat, sehingga itu yang kami sebut rapelan, yang harusnya data disetor hari ini ternyata yang disetor hari ini sudah 2-3 hari sebelumnya, sehingga menumpuk, dan terjadi peningkatan," ucap dia.
Politisi Gerindra itu berharap pihak rumah sakit tidak lagi terlambat dalam melaporkan jumlah kasus Covid-19 hariannya. Dia mengklaim, Pemprov DKI masih bisa menangani pandemi Covid-19.
"Yang harus dilihat adalah sejauh mana kami bisa menangani ini, faktanya angka kesembuhan terus meningkat, 91, 92 persen, dan angka kematian terus turun, 1,8-1,7 persen. ini menunjukan bahwa kami semua bisa menangani ini dengan cukup baik dan terkendali," jelas Ariza.
Ariza mengatakan, Pemprov DKI tidak menutup kemungkinan akan mengambil kebijakan emergency break atau rem darurat dengan kembali memperketat Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Ibu Kota.
(Baca juga: Indonesia Tutup Akses WNA di 2021, DPR: Jangan Sampai Kecolongan)
Ariza mengatakan, Pemprov DKI Jakarta sudah 9 kali lebih banyak dari standar WHO dalam melakukan swab test PCR yakni 1 per 1.000 orang setiap pekan.
(Baca juga: Indonesia Mulai Larang WNA Masuk pada 1-14 Januari 2021)
"Terkait adanya peningkatan, satu memang test PCR kita tingkatkan terus di Jakarta ini, dari 6 ribu, 7 ribu, dan 10 ribu. Standar kami, ingin rata-rata 10 ribu, bahkan sudah lebih, 11-12 ribu. Bahkan jumlahnya sudah 9 kali dari standar WHO dalam sepekan," kata Ariza di Balai Kota, Jakarta, Senin (28/12/2020).
(Baca juga: Cegah Covid-19 Jenis Baru, Komisi I DPR Dukung Indonesia Tutup Akses WNA di 2021)
Ariza menerangkan, melonjaknya kenaikan kasus Covid-19 per hari Jakarta juga karena faktor keterlambatan sejumlah rumah sakit yang melaporkan temuan kasus Covid-19 di tempatnya.
emang pelaporan itu kan kami rumah sakit macam-macam, ada Rumah Sakit BUMD, BUMN, RSUD, swasta, dan sebagainya. Memang ada beberapa dari tempat lain yang datanya terlambat, sehingga itu yang kami sebut rapelan, yang harusnya data disetor hari ini ternyata yang disetor hari ini sudah 2-3 hari sebelumnya, sehingga menumpuk, dan terjadi peningkatan," ucap dia.
Politisi Gerindra itu berharap pihak rumah sakit tidak lagi terlambat dalam melaporkan jumlah kasus Covid-19 hariannya. Dia mengklaim, Pemprov DKI masih bisa menangani pandemi Covid-19.
"Yang harus dilihat adalah sejauh mana kami bisa menangani ini, faktanya angka kesembuhan terus meningkat, 91, 92 persen, dan angka kematian terus turun, 1,8-1,7 persen. ini menunjukan bahwa kami semua bisa menangani ini dengan cukup baik dan terkendali," jelas Ariza.
Ariza mengatakan, Pemprov DKI tidak menutup kemungkinan akan mengambil kebijakan emergency break atau rem darurat dengan kembali memperketat Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Ibu Kota.