Pilkada Tangsel, Konsepindo Sebut Peluang Benpilar Lebih Tinggi

Jum'at, 20 November 2020 - 14:01 WIB
loading...
Pilkada Tangsel, Konsepindo...
salip menyalip sebelum waktu pencoblosan adalah hal biasa dalam pilkada, tetapi biasanya terjadi pada kontestan yang sama-sama kuat. Foto: SINDOnews/Dok
A A A
TANGERANG SELATAN - Direktur Riset Kantor Konsultan Politik Konsepindo, Sapraji, menyambut baik hasil survei Pilkada Tangerang Selatan (Tangsel) yang dilakukan Lembaga Survei Indikator Politik Indonesia yang dipimpin Burhanuddin Muhtadi.

Temuan survei sendiri menyatakan pasangan Muhamad-Rahayu Saraswati berhasil menyalip pasangan Benyamin Davnie-Pilar Saga (Benpilar), walaupun masih dalam arsir margin error.

Sapraji menilai salip menyalip sebelum waktu pencoblosan adalah hal biasa dalam pilkada, tetapi biasanya terjadi pada kontestan yang sama-sama kuat. Dalam hal disalipnya pasangan Benyamin-Pilar oleh Muhamad-Saras, ia menilai hal itu cukup mengejutkan. Jadi wajar kalau menjadi perbincangan.

Sapraji menyampaikan, lembaga survei Konsepindo Research and Consulting telah beberapa kali menyelenggarakan survei Pilkada Tangsel, namun tidak mendeteksi adanya stagnansi pada pasangan Benpilar. Dalam survei lembaganya, Benpilar juga tidak pernah mengalami penurunan elektabilitas, tapi memang kenaikannya lamban karena posisinya elektabilitasnya sudah cukup tinggi.

"Pasangan Benyamin Davnie-Pilar Saga Ichsan elektabilitasnya sudah di atas angka 40 persen, sementara Muhamad-Saras masih di angka 20 persenan lebih. Selisih kedua paslon masih di atas 10 persen. Kita akan turun lagi survei akhir November ini," ujarnya di kantornya di kawasan BSD City, Jumat (20/11/2020).

Sapraji menambahkan, perbedaan hasil survei antar lembaga merupakan hal biasa. Bisa saja pada satu lembaga survei, salah satu pasangan calon terdeteksi positif laju kenaikan elektabilitasnya, bisa juga sebaliknya. (Baca juga: Survei Indikator, Muhamad-Saraswati Unggul dari Benyamin-Pilar)

Menurutnya, para paslon dan timses serta konsultan politiknya justru harus berterima kasih jika ada lembaga yang murah hati mau membuka surveinya ke publik. Itu artinya ada tambahan data pembanding buat mereka. Soal siapa yang menang di survei itu tidak masalah, yang terpenting adalah menang pada hari pencoblosan.

"Kalau menangnya di quick count baru itu repot sekali, karena itu bukan survei opini tapi hitung cepat sistematis. Intinya hasil survei Indikator ini bisa jadi referensi bagi siapapun, khususnya bagi Banpilar untuk memenangkan kontestasi," ujarnya.

Mengenai ramainya pembahasan hasil survei Indikator itu, ia menilai hal demikian sebagai seuatu yang wajar. Kalau melihat data tracking Indikator yang dipublikasikan kemarin, jelas sekali terlihat sebenarnya baru pada awal November 2020, Muhamad menyalip Benyamin, itupun dinyatakan masih dalam arsir margin error.

Jelas sekali terlihat datanya, kalau Muhamad sebelumnya selalu kalah. Melalui data Indikator kita bisa lihat Muhamad melesat elektabilitasnya dalam dua bulan terakhir.

"Kan begini, mungkin saja, ini mungkin ya. Semua pihak berasumsi pasangan Benpilar itu paling kuat, ini termasuk mitra kontesnya sendiri memosisikan begitu, lalu ada satu survei menemukan posisinya kesalip, ya jadi ramai, wajar itu. Jangan-jangan semua pihak tidak yakin juga dengan temuan itu. Pihak Muhamad mungkin senang tapi juga tidak terlalu yakin apalagi pihak Benyamin Davnie," bebernya.

Sapraji menyesalkan tidak dipublisnya data perkembangan popularitas para kandidat. Padahal itu penting karena dari data Indikator yang beredar, pada survei akhir Juli sampai awal Agustus, popularitas Muhamad masih di bawah 50 persen.

"Jadi kita tidak tahu di survei Agustus, Okober, November yang datanya disajikan itu, seberapa dikenal dan disukai Muhamad, apakah menyalip Benyamin juga. Jadi memang soal melambungnya elektabilitas Muhamad, pertanyaan yang muncul adalah apa sih hebatnya Muhamad sampai melonjak dahsyat begitu. Apa yang dilakukannya, apa yang dilakukan timnya. Ada kesalahan apa pada kubu Benyamin hingga disalip Muhamad dan seterusnya," katanya.

Sapraji sendiri berpendapat, di ujung pertarungan akan terjadi kontestasi yang seru. Ibarat mesin yang sudah panas, di ujung pertarungan akan saling meraung. Mesin yang pengalaman akan menang.

"Nah mesin Benyamin ini cukup berpengalaman ikut balap pilkada. Jadi peluang Benyamin memenangkan pilkada tetap lebih tinggi dari Muhamad dan Azizah" pungkasnya.
(thm)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1747 seconds (0.1#10.140)