Anies Minta Banjir Surut dalam 6 Jam, DPRD DKI: Sarana dan Prasarana Belum Mendukung
loading...
A
A
A
Kent juga mengingatkan agar Kasatpel (Kepala Satuan Pelaksana) di setiap kecamatan agar selalu sigap jika terjadi genangan di sejumlah titik di wilayahnya. Dengan begitu, bencana banjir tersebut dapat diselesaikan secara cepat, dan tidak sampai membuat warga mengalami kerugian harta benda akibat musibah banjir.
"Kasatpel kelurahan harus selalu sigap jika terdapat indikasi banjir. Jangan kerja setengah-setengah dalam menghadapi banjir apalagi di masa pandemi Vcovid-19 ini. Harus rutin mengecek rumah-rumah pompa yang bermasalah dan semua pompa mobile harus dalam keadaan prima," tuturnya.
Dalam menyikapi banjir di Jakarta, kata Kent, yang bertanggung jawab tidak hanya Suku Dinas SDA, Dinas Lingkungan Hidup dan Dinas Bina Marga juga mempunyai tanggung jawab dalam hal ini.
"Banjir di Jakarta diakibatkan karena berkurangnya area serapan air, karena pembangunan trotoar yang serampangan dan perubahan tata guna lahan, saluran air yang tidak memadai, dan juga perilaku masyarakat yang kurang peduli terhadap lingkungan dan suka buang sampah sembarangan," tandasnya.
Terakhir, Kent meminta kepada Gubernur Anies agar serius dalam melayani warganya dengan baik, terutama dalam mengatasi banjir yang kerap melanda sejumlah daerah di Jakarta.
"Seorang pemimpin yang baik adalah yang bisa memahami segala permasalahan yang terjadi di masyarakat, serta bisa bekerja secara cepat dan bisa memberikan solusi tanpa banyak beretorika dan hasilnya langsung bisa dirasakan oleh warganya, itu baru ciri-ciri seorang pemimpin yang ideal," pungkasnya.
Diketahui sebelumnya, saat memimpin apel kesiap iagaan menghadapi musim hujan tingkat Ibu Kota, Anies mengatakan, ketika curah hujan deras turun, banjir dapat surut dalam waktu 6 jam.
"Bila curah hujan di atas kapasitas sistem drainase kita, seluruh unsur bersiaga di sini. Insya Allah Jakarta bisa terbebas dari banjir. Dan bila terjadi curah hujan yang amat lebat kita bisa segera surut dalam waktu kurang dari 6 jam," imbuhnya.
Anies mengatakan rata-rata kapasitas sistem drainase di Jakarta adalah 100 mm per hari. Bila curah hujan di bawah itu, Anies menyebut tidak boleh terjadi banjir.
"Kasatpel kelurahan harus selalu sigap jika terdapat indikasi banjir. Jangan kerja setengah-setengah dalam menghadapi banjir apalagi di masa pandemi Vcovid-19 ini. Harus rutin mengecek rumah-rumah pompa yang bermasalah dan semua pompa mobile harus dalam keadaan prima," tuturnya.
Dalam menyikapi banjir di Jakarta, kata Kent, yang bertanggung jawab tidak hanya Suku Dinas SDA, Dinas Lingkungan Hidup dan Dinas Bina Marga juga mempunyai tanggung jawab dalam hal ini.
"Banjir di Jakarta diakibatkan karena berkurangnya area serapan air, karena pembangunan trotoar yang serampangan dan perubahan tata guna lahan, saluran air yang tidak memadai, dan juga perilaku masyarakat yang kurang peduli terhadap lingkungan dan suka buang sampah sembarangan," tandasnya.
Terakhir, Kent meminta kepada Gubernur Anies agar serius dalam melayani warganya dengan baik, terutama dalam mengatasi banjir yang kerap melanda sejumlah daerah di Jakarta.
"Seorang pemimpin yang baik adalah yang bisa memahami segala permasalahan yang terjadi di masyarakat, serta bisa bekerja secara cepat dan bisa memberikan solusi tanpa banyak beretorika dan hasilnya langsung bisa dirasakan oleh warganya, itu baru ciri-ciri seorang pemimpin yang ideal," pungkasnya.
Diketahui sebelumnya, saat memimpin apel kesiap iagaan menghadapi musim hujan tingkat Ibu Kota, Anies mengatakan, ketika curah hujan deras turun, banjir dapat surut dalam waktu 6 jam.
"Bila curah hujan di atas kapasitas sistem drainase kita, seluruh unsur bersiaga di sini. Insya Allah Jakarta bisa terbebas dari banjir. Dan bila terjadi curah hujan yang amat lebat kita bisa segera surut dalam waktu kurang dari 6 jam," imbuhnya.
Anies mengatakan rata-rata kapasitas sistem drainase di Jakarta adalah 100 mm per hari. Bila curah hujan di bawah itu, Anies menyebut tidak boleh terjadi banjir.
(thm)