Anies Minta Banjir Surut dalam 6 Jam, DPRD DKI: Sarana dan Prasarana Belum Mendukung
loading...
A
A
A
Kent mengaku sering berkeliling ke sejumlah wilayah yang kerap kebanjiran untuk menginvestigasi permasalahan yang sudah lama dirasakan oleh warga Jakarta. Hingga akhirnya, ia menemukan satu kesimpulan tentang sumber masalah banjir yang kerap menghantui warga ketika hujan turun.
"Saya menemukan, banyak sekali gorong-gorong saluran air atau U Ditch di wilayah ini tidak menyambung dan kecil dan juga ada beberapa tempat yang masih tidak mempunyai saluran air. Jadi pada saat hujan besar mengakibatkan air menumpuk, maka air itu tidak akan mengalir ke kali, hingga menyebabkan banjir," tuturnya.
Kent pun menduga, permasalahan saluran-saluran air di DKI Jakarta rata-rata sama seperti ini hingga bisa menyebabkan banjir di sejumlah permukiman warga dan jalan. Karena ukuran saluran air sangat kecil, dan belum lagi jika tersumbat sampah.
"Saya menduga seluruh saluran air di Jakarta ukuran mulutnya kecil, sehingga air tidak mengalir dengan baik dan maksimal, ditambah lagi jika ada sampah yang menyumbat," tuturnya.
Oleh karena itu, Kent meminta Pemprov DKI, khususnya Dinas Sumber Daya Air, agar memperhatikan dan bisa dijadikan skala prioritas untuk pengerjaan saluran air. Pasalnya, banyak laporan permukiman warga yang kerap kebanjiran.
"Penyebab utama banjir di Jakarta adalah hasil dari pembangunan saluran yang serampangan. Seharusnya Pemprov DKI selalu intens dalam mengecek saluran air," ujarnya.
Kent juga meminta Anies melakukan pengecekan secara berkala di beberapa rumah pompa, serta harus mempertimbangkan kesiapan emergency/darurat pompa jika sewaktu-waktu terjadi blackout pada saat hujan besar.
"Harus dipikirkan juga tentang kesiapan emergency di rumah pompa, agar sewaktu-waktu jika terjadi blackout di waktu hujan deras dan air kiriman, pompa bisa berfungi dengan baik dan maksimal. Kesiapan emergency di rumah-rumah pompa wajib 100 persen dan kesiapan pompanya juga wajib 100 persen, itu dua hal yang harus dipersiapkan dengan baik dalam menghadapi musim penghujan," tuturnya.
Selain itu, operator di rumah pompa yang tersebar di seluruh wilayah DKI Jakarta itu harus selalu di briefing agar bisa bekerja secara serius dan fokus jika ada indikasi akan terjadi banjir di DKI Jakarta.
"Kalau memang kekurangan rumah pompa, ya harus dibangun lagi yang baru, terutama di daerah-daerah yang memang rawan banjir. Hal itu dilakukan agar penanganan banjir bisa maksimal," sambung Kent.
"Saya menemukan, banyak sekali gorong-gorong saluran air atau U Ditch di wilayah ini tidak menyambung dan kecil dan juga ada beberapa tempat yang masih tidak mempunyai saluran air. Jadi pada saat hujan besar mengakibatkan air menumpuk, maka air itu tidak akan mengalir ke kali, hingga menyebabkan banjir," tuturnya.
Kent pun menduga, permasalahan saluran-saluran air di DKI Jakarta rata-rata sama seperti ini hingga bisa menyebabkan banjir di sejumlah permukiman warga dan jalan. Karena ukuran saluran air sangat kecil, dan belum lagi jika tersumbat sampah.
"Saya menduga seluruh saluran air di Jakarta ukuran mulutnya kecil, sehingga air tidak mengalir dengan baik dan maksimal, ditambah lagi jika ada sampah yang menyumbat," tuturnya.
Oleh karena itu, Kent meminta Pemprov DKI, khususnya Dinas Sumber Daya Air, agar memperhatikan dan bisa dijadikan skala prioritas untuk pengerjaan saluran air. Pasalnya, banyak laporan permukiman warga yang kerap kebanjiran.
"Penyebab utama banjir di Jakarta adalah hasil dari pembangunan saluran yang serampangan. Seharusnya Pemprov DKI selalu intens dalam mengecek saluran air," ujarnya.
Kent juga meminta Anies melakukan pengecekan secara berkala di beberapa rumah pompa, serta harus mempertimbangkan kesiapan emergency/darurat pompa jika sewaktu-waktu terjadi blackout pada saat hujan besar.
"Harus dipikirkan juga tentang kesiapan emergency di rumah pompa, agar sewaktu-waktu jika terjadi blackout di waktu hujan deras dan air kiriman, pompa bisa berfungi dengan baik dan maksimal. Kesiapan emergency di rumah-rumah pompa wajib 100 persen dan kesiapan pompanya juga wajib 100 persen, itu dua hal yang harus dipersiapkan dengan baik dalam menghadapi musim penghujan," tuturnya.
Selain itu, operator di rumah pompa yang tersebar di seluruh wilayah DKI Jakarta itu harus selalu di briefing agar bisa bekerja secara serius dan fokus jika ada indikasi akan terjadi banjir di DKI Jakarta.
"Kalau memang kekurangan rumah pompa, ya harus dibangun lagi yang baru, terutama di daerah-daerah yang memang rawan banjir. Hal itu dilakukan agar penanganan banjir bisa maksimal," sambung Kent.