Bima Arya: Kasus Covid-19 di Kota Bogor Meningkat 15%
loading...
A
A
A
BOGOR - Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto menyebutkan kasus pasien terkonfirmasi positif Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) di wilayahnya meningkat 15% dengan status zona merah alias berisiko tinggi.
Bima Arya melansir data Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 Kota Bogor, jumlah kasus positif mencapai 1.387 orang dengan rincian masih sakit sebanyak 395 orang, selesai 941 orang, meninggal 51 orang."Hari ini ada penambahan kasus 28 orang, masih dalam pemantauan 14 orang. Maka per hari ini Kota Bogor masih berada di zona merah karena ada lonjakan kasus positif Covid-19. Jadi kasus positif meningkat 15%dibanding minggu sebelumnya," ungkap Bima Arya, dalam keterangan persnya, Senin (5/10/2020).
Namun, lanjut Bima, penting untuk dilihat secara detaill kasus positif Covid-19 di Kota Bogor ini adalah berapa persen komposisi akibat klaster-klaster yang dianggap menjadi sumber penularan. "Kalau kita dalami lagi, kasus positif Covid-19 ini sebagian besar ini memang klaster keluarga. Jadi ada 179 kasus positif ini, 118 di antaranya berasal dari klaster keluarga," kata Bima. (Baca: Lakukan Unjuk Rasa, Anisa Bahar Minta DPRD Gunakan Hak Angket Agar Anies Cabut PSBB)
Namun kalau didalami lagi, klaster keluarga ini, menurutnya ada data yang penting yakni 32% dari klaster keluarga ini disebabkan oleh tempat kerja atau perkantoran di Kota Bogor. "Jadi yang terpapar di keluarga ini adalah terpapar di perkantoran, itu 32%. Sebanyak 29% dari fasilitas ksehatan, kemudian dari Jakarta dan luar kota itu 19%, acara-acara keluarga 4%, transmisi lokal artinya dari permukiman itu 7%, transportasi 2%, mal, kantin dan minimarket masing-masing 3%," tuturnya.
Dengan demikian, lanjut Bima Arya, data tersebut menguatkan bahwa saat ini yang paling berbahaya adalah klaster perkantoran. "Klaster pertama adalah klaster keluarga, klaster kedua tadi ada klaster perkantoran, tetapi ketika klaster keluarga dibedah, komposisi terbesar tetap adalah tempat kerja dan luar kota.Sedangkan data yang kami miliki, dari tempat umum seperti rumah makan dan restoran itu persentasinya kecil," ucapnya.
Bima Arya melansir data Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 Kota Bogor, jumlah kasus positif mencapai 1.387 orang dengan rincian masih sakit sebanyak 395 orang, selesai 941 orang, meninggal 51 orang."Hari ini ada penambahan kasus 28 orang, masih dalam pemantauan 14 orang. Maka per hari ini Kota Bogor masih berada di zona merah karena ada lonjakan kasus positif Covid-19. Jadi kasus positif meningkat 15%dibanding minggu sebelumnya," ungkap Bima Arya, dalam keterangan persnya, Senin (5/10/2020).
Namun, lanjut Bima, penting untuk dilihat secara detaill kasus positif Covid-19 di Kota Bogor ini adalah berapa persen komposisi akibat klaster-klaster yang dianggap menjadi sumber penularan. "Kalau kita dalami lagi, kasus positif Covid-19 ini sebagian besar ini memang klaster keluarga. Jadi ada 179 kasus positif ini, 118 di antaranya berasal dari klaster keluarga," kata Bima. (Baca: Lakukan Unjuk Rasa, Anisa Bahar Minta DPRD Gunakan Hak Angket Agar Anies Cabut PSBB)
Namun kalau didalami lagi, klaster keluarga ini, menurutnya ada data yang penting yakni 32% dari klaster keluarga ini disebabkan oleh tempat kerja atau perkantoran di Kota Bogor. "Jadi yang terpapar di keluarga ini adalah terpapar di perkantoran, itu 32%. Sebanyak 29% dari fasilitas ksehatan, kemudian dari Jakarta dan luar kota itu 19%, acara-acara keluarga 4%, transmisi lokal artinya dari permukiman itu 7%, transportasi 2%, mal, kantin dan minimarket masing-masing 3%," tuturnya.
Dengan demikian, lanjut Bima Arya, data tersebut menguatkan bahwa saat ini yang paling berbahaya adalah klaster perkantoran. "Klaster pertama adalah klaster keluarga, klaster kedua tadi ada klaster perkantoran, tetapi ketika klaster keluarga dibedah, komposisi terbesar tetap adalah tempat kerja dan luar kota.Sedangkan data yang kami miliki, dari tempat umum seperti rumah makan dan restoran itu persentasinya kecil," ucapnya.
(hab)