Banyak Kecelakaan Libatkan Anak, Polda Metro Jaya buat Layanan Terpadu
loading...
A
A
A
JAKARTA - Masih banyaknya kecelakaan yang melibatkan anak di bawah umur membuat Ditlantas Polda Metro Jaya membuat layanan terpadu bagi anak yang terlibat dalam kecelakaan. Baik untuk korban maupun pelaku kecelakaan.
Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya kombes Pol Sambodo Purnomo Yogo mengatakan, program ini adalah hasil kerjasama antara Ditlantas POlda metro Jaya dengan Balai Pemasyarakatan (Bapas) serta Asosiasi Psikologi Forensik Indonesia. “Program ini adalah diimplementasikan dengan raung pelayanan anak terpadu dan kita tempatkan di Subdit Gakum,” kata Sambodo kepada wartawan Jumat (25/9/2020).
Dia menegaskan, dari data yang dimilikinya. Kecelakaan yang melibatkan anak di bawah umur dan membawa kendaraan selalu ada peningkatan. Seperti pada tahun 2018 ada sebanyak 559 anak yang terlibat langsung kecelakaan sebagai pelaku, sedangkan tahun 2019 ada 921 anak yang terlibat kecelakaan. “Kalau semester pertama pada tahun 2018 ada 239 anak, tahun 2019 ada 368 anak dan tahun 2020 ada 210 anak,” tegasnya. (Baca: Operasi Yustisi Sisir Permukiman Warga di Taman Sari Jakarta Barat)
Menurutnya, dalam menangani kecelakaan lalu lintas yang melibatkan anak-anak maka harus melibatkan Bapas. Selain itu, untuk mengontrol kejiawaan anak-anak maa pihaknya juga melihatkan psikolog. “Semuanya kita libatkan, baik itu dalam anak-anak sebagai pelaku, korban maupun saksi,” ujarnya. Sedangkan untuk psikologi anak berguna sebagai trauma healing.
Dengan adanya RPAT ini maka nantinya pihaknya memiliki data apa penyebab dari laka lantas terutama yang melibatkan anak-anak. “Nantinya data ini yang kita pakai untuk membuat program pencegahan dan penanganan laka lantas,” pungkasnya.
Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya kombes Pol Sambodo Purnomo Yogo mengatakan, program ini adalah hasil kerjasama antara Ditlantas POlda metro Jaya dengan Balai Pemasyarakatan (Bapas) serta Asosiasi Psikologi Forensik Indonesia. “Program ini adalah diimplementasikan dengan raung pelayanan anak terpadu dan kita tempatkan di Subdit Gakum,” kata Sambodo kepada wartawan Jumat (25/9/2020).
Dia menegaskan, dari data yang dimilikinya. Kecelakaan yang melibatkan anak di bawah umur dan membawa kendaraan selalu ada peningkatan. Seperti pada tahun 2018 ada sebanyak 559 anak yang terlibat langsung kecelakaan sebagai pelaku, sedangkan tahun 2019 ada 921 anak yang terlibat kecelakaan. “Kalau semester pertama pada tahun 2018 ada 239 anak, tahun 2019 ada 368 anak dan tahun 2020 ada 210 anak,” tegasnya. (Baca: Operasi Yustisi Sisir Permukiman Warga di Taman Sari Jakarta Barat)
Menurutnya, dalam menangani kecelakaan lalu lintas yang melibatkan anak-anak maka harus melibatkan Bapas. Selain itu, untuk mengontrol kejiawaan anak-anak maa pihaknya juga melihatkan psikolog. “Semuanya kita libatkan, baik itu dalam anak-anak sebagai pelaku, korban maupun saksi,” ujarnya. Sedangkan untuk psikologi anak berguna sebagai trauma healing.
Dengan adanya RPAT ini maka nantinya pihaknya memiliki data apa penyebab dari laka lantas terutama yang melibatkan anak-anak. “Nantinya data ini yang kita pakai untuk membuat program pencegahan dan penanganan laka lantas,” pungkasnya.
(hab)