Kisah Mistis Penggali Makam COVID-19, Diikuti Sosok Perempuan Tua Bawa Linggis
loading...
A
A
A
TANGERANG SELATAN - Bagi Aldi, (20) yang sudah tiga tahun menjadi pekerja lepas di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Jombang, Ciputat, Tangerang Selatan (Tangsel), bekerja dari pagi dan pulang larut malam merupakan hal biasa.
Bagi Aldi saat TPU Jombang hanya menjadi makam umum warga sekitar, pekerjaannya sebagai tukang gali makam tak terlalu berat. Paling banyak hanya ada 1-2 jenazah yang dikubur setiap hari.
Sejak TPU Jombang diperuntukkan bagi pemakaman jenazah pasien COVID-19, pekerjaan Aldi meningkat hingga dua kali lipat dari hari biasa. Bahkan terkadang, sehari bisa menggali makam untuk 5 hingga 6 jenazah pasien COVID-19. (Baca juga; Selama PSBB, Seluruh Wisata Kepulauan Seribu Ditutup )
Seiring intensitas pekerjaanya yang meningkat, Aldi mengungkapkan ada kisah mistis yang dialaminya. Pria yang baru memiliki seorang anak itu, pernah diikuti oleh sosok perempuan berusia tua hingga depan rumah setelah memakamkan jenazah pukul 01.00 WIB.
"Waktu itu saya baru selesai makamin jenazah, sekitar jam 1 dinihari. Terus saya pulang ke rumah, nggak terlalu jauh juga dari sini. Waktu saya habisin rokok di depan rumah, ada perempuan ibu-ibu bawa linggis yang biasa dipakai buat gali tanah kubur. Wajahnya nggak jelas terlihat, dia pakai baju kembang-kembang, rambutnya panjang," tutur Aldi kepada Okezone di TPU Jombang, Rabu (23/9/2020).
Menyaksikan penampakan tak biasa di keheningan malam, bulu kuduk Aldi tiba-tiba meremang. Dia pun sempat berucap ayat-ayat suci di dalam hati. Beberapa saat, sosok perempuan tua itu hanya terdiam tanpa bergerak di depan rumah dengan wajah menatap ke bagian sisi lain.
"Dia diem aja di depan rumah, cuma memang wajahnya nggak ngadep langsung ke saya, ngadep ke arah samping. Saya baca-baca (ayat suci) juga. Nggak lama hilang sendiri. Itu anehnya kayak semacam ngasih tanda, soalnya perempuan itu bawa linggis yang memang saya pakai buat bantu penggalian makam juga," imbuhnya.
Dia melanjutkan, kejadian mistis itu terjadi saat awal-awal dia mulai memakamkan jenazah pasien COVID-19. Selanjutnya sudah tak pernah mengalami kejadian serupa. Aldi pun memang tak merasa was-was dengan aktivitas di area pemakaman, meski buah hatinya di rumah baru berusia sekira 2 bulan.
"Memang orang-orang tua bilangnya kalau ada bayi wanginya ngundang makhluk yang begituan. Tapi karena memang kerjaan saya di makam, mau cari kerja tempat lain juga belum tentu ada apalagi musim (pandemi) begini. Yang penting sebelum masuk rumah, saya dah bersih-bersih aja," ucapnya.
Dia menambahkan, proses memakamkan jenazah pasien COVID-19 harus melalui prosedur yang telah ditentukan. Misalnya menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) lengkap, dari masker, hazmat, sarung tangan, hingga sepatu. (Baca juga; Akhirnya, Insentif Penggali Kubur COVID-19 di Kota Bekasi Bakal Cair )
"Makaminnya kan beda, jenazah COVID-19 itu kan dalam peti semua. Kita harus pakaian lengkap APD, abis itu kalau dah selesai badan kita disemprot disinfektan juga. Pasti lebih kerasa capeknya, pengap juga susah nafas kita pakai masker," tambahnya.
Dengan berbagai risiko yang dijalani, Aldi dan 9 penggali lainnya hanya menerima upah jasa dari tiap kali menggali makam. Satu tim yang terdiri dari 5 pekerja menerima Rp1 juta dalam setiap lubang kubur. Dengan begitu, masing-masing mendapat bayaran Rp200.000 satu kali proses pemakaman.
TPU Jombang memiliki luas sekitar 2,2 hektare, setelah luas lahan sebelumnya yang mencapai 3,6 hektare terpotong akibat pembangunan ruas jalan tol. Area makam jenazah Covid sendiri terletak di bagian belakang. Dari data terakhir, jenazah pasien COVID-19 yang dimakamkan di sana telah mencapai lebih dari 214 orang.
Bagi Aldi saat TPU Jombang hanya menjadi makam umum warga sekitar, pekerjaannya sebagai tukang gali makam tak terlalu berat. Paling banyak hanya ada 1-2 jenazah yang dikubur setiap hari.
Sejak TPU Jombang diperuntukkan bagi pemakaman jenazah pasien COVID-19, pekerjaan Aldi meningkat hingga dua kali lipat dari hari biasa. Bahkan terkadang, sehari bisa menggali makam untuk 5 hingga 6 jenazah pasien COVID-19. (Baca juga; Selama PSBB, Seluruh Wisata Kepulauan Seribu Ditutup )
Seiring intensitas pekerjaanya yang meningkat, Aldi mengungkapkan ada kisah mistis yang dialaminya. Pria yang baru memiliki seorang anak itu, pernah diikuti oleh sosok perempuan berusia tua hingga depan rumah setelah memakamkan jenazah pukul 01.00 WIB.
"Waktu itu saya baru selesai makamin jenazah, sekitar jam 1 dinihari. Terus saya pulang ke rumah, nggak terlalu jauh juga dari sini. Waktu saya habisin rokok di depan rumah, ada perempuan ibu-ibu bawa linggis yang biasa dipakai buat gali tanah kubur. Wajahnya nggak jelas terlihat, dia pakai baju kembang-kembang, rambutnya panjang," tutur Aldi kepada Okezone di TPU Jombang, Rabu (23/9/2020).
Menyaksikan penampakan tak biasa di keheningan malam, bulu kuduk Aldi tiba-tiba meremang. Dia pun sempat berucap ayat-ayat suci di dalam hati. Beberapa saat, sosok perempuan tua itu hanya terdiam tanpa bergerak di depan rumah dengan wajah menatap ke bagian sisi lain.
"Dia diem aja di depan rumah, cuma memang wajahnya nggak ngadep langsung ke saya, ngadep ke arah samping. Saya baca-baca (ayat suci) juga. Nggak lama hilang sendiri. Itu anehnya kayak semacam ngasih tanda, soalnya perempuan itu bawa linggis yang memang saya pakai buat bantu penggalian makam juga," imbuhnya.
Dia melanjutkan, kejadian mistis itu terjadi saat awal-awal dia mulai memakamkan jenazah pasien COVID-19. Selanjutnya sudah tak pernah mengalami kejadian serupa. Aldi pun memang tak merasa was-was dengan aktivitas di area pemakaman, meski buah hatinya di rumah baru berusia sekira 2 bulan.
"Memang orang-orang tua bilangnya kalau ada bayi wanginya ngundang makhluk yang begituan. Tapi karena memang kerjaan saya di makam, mau cari kerja tempat lain juga belum tentu ada apalagi musim (pandemi) begini. Yang penting sebelum masuk rumah, saya dah bersih-bersih aja," ucapnya.
Dia menambahkan, proses memakamkan jenazah pasien COVID-19 harus melalui prosedur yang telah ditentukan. Misalnya menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) lengkap, dari masker, hazmat, sarung tangan, hingga sepatu. (Baca juga; Akhirnya, Insentif Penggali Kubur COVID-19 di Kota Bekasi Bakal Cair )
"Makaminnya kan beda, jenazah COVID-19 itu kan dalam peti semua. Kita harus pakaian lengkap APD, abis itu kalau dah selesai badan kita disemprot disinfektan juga. Pasti lebih kerasa capeknya, pengap juga susah nafas kita pakai masker," tambahnya.
Dengan berbagai risiko yang dijalani, Aldi dan 9 penggali lainnya hanya menerima upah jasa dari tiap kali menggali makam. Satu tim yang terdiri dari 5 pekerja menerima Rp1 juta dalam setiap lubang kubur. Dengan begitu, masing-masing mendapat bayaran Rp200.000 satu kali proses pemakaman.
TPU Jombang memiliki luas sekitar 2,2 hektare, setelah luas lahan sebelumnya yang mencapai 3,6 hektare terpotong akibat pembangunan ruas jalan tol. Area makam jenazah Covid sendiri terletak di bagian belakang. Dari data terakhir, jenazah pasien COVID-19 yang dimakamkan di sana telah mencapai lebih dari 214 orang.
(wib)