PSBB Jilid II, GPMI Sebut Ini Demi Kepentingan Semua
loading...
A
A
A
JAKARTA - Keputusan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dalam menerapkan kembali Pembatasan Sosial Berskala Besar ( PSBB ) jilid dua atau PSBB pengetatan tidak selamanya ditanggapi negatif oleh masyarakat.
Ketua Umum Gerakan Persaudaraan Muslim Indonesia (GPMI) Jakarta Raya H Syarief Hidayatulloh mengatakan, jika melihat secara dekat dan faktual pasti akan memahami tindakan Gubernur DKI Jakarta ini demi kepentingan semua.
“Awalnya saya tidak bisa menerima begitu saja. Begitu saya kroscek, kebijakan ini memang dilakukan untuk pencegahan ke depan. Ini keputusan yang terbaik dan ujungnya akan manis,” ujarnya, Rabu (16/9/2020). (Baca juga: Damkar Jakarta Timur Semprot Disinfektan di 6.069 Lokasi)
PSBB jilid dua berlaku selama dua pekan mulai 14-27 September 2020. Penerapan PSBB itu mengacu pada Pergub Nomor 88 Tahun 2020 terkait perubahan Pergub Nomor 33 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan PSBB dalam Penanganan Covid-19 di DKI Jakarta.
Beberapa waktu lalu, dia sempat kroscek sendiri. Di sebuah rumah sakit kondisinya penuh. Ada yang ditempatkan di tenda dan yang di IGD belum masuk ruangan rawat. Dan itu hampir semua terjadi di rumah sakit.
“Ada beberapa teman yang terkena. Ada yang sudah tiga hari terkena dan sekarang almarhum semua. Ada dua teman saya yang sedang isolasi,” katanya.
Saat ini, orang sehat masuk rumah sakit, bisa jadi ODP (Orang Dalam Pengawasan). Kemarin, ada tiga orang terdiri dari anak, ibu, dan bapak, dalam jangka waktu tiga jam, meninggal.
H Syarief saat ditelepon langsung mengurus dan membantu. Yang mengurus tiga orang tersebut, salah satu anak yang masih berstatus mahasiswi. Satu anak lainnya dari keluarga ini sedang dirawat di RSD Wisma Atlet, Kemayoran.
“Bayangkan dalam satu hari, tiga jam, merenggut tiga nyawa dalam satu keluarga. Satu lagi masih dirawat di rumah sakit berbeda. Satu anak lainnya yang mengurus sedang isolasi mandiri,” katanya. (Baca juga: Viral Antrean Ambulans di RSD Wisma Atlet, Ini Penjelasannya)
Kondisi ini adalah cobaan. Semua harus memaklumi, tidak usah saling menyalahkan. “Mari sama-sama menjaga sehingga yang datang ke rumah sakit semakin berkurang. Mari menjaga pola hidup,” ucapnya.
Karena itu, PSBB Jakarta ini untuk warga. Karena jika tidak ditekan dengan PSBB tidak mungkin rumah sakit akan membangun tambahan dalam waktu singkat.
“Pak Anies sudah menginjak rem darurat, saya mengimbau semuanya agar dapat menaati peraturan agar tidak menyebar lagi penyakit ini,” kata Syarief.
Menurutnya, masyarakat sudah sangat sadar protokol kesehatan. Saat di pasar, misalnya ibu-ibu pergi ke pasar sudah memakai masker, masuk pasar sudah sadar cuci tangan.
Ketua Umum Gerakan Persaudaraan Muslim Indonesia (GPMI) Jakarta Raya H Syarief Hidayatulloh mengatakan, jika melihat secara dekat dan faktual pasti akan memahami tindakan Gubernur DKI Jakarta ini demi kepentingan semua.
“Awalnya saya tidak bisa menerima begitu saja. Begitu saya kroscek, kebijakan ini memang dilakukan untuk pencegahan ke depan. Ini keputusan yang terbaik dan ujungnya akan manis,” ujarnya, Rabu (16/9/2020). (Baca juga: Damkar Jakarta Timur Semprot Disinfektan di 6.069 Lokasi)
PSBB jilid dua berlaku selama dua pekan mulai 14-27 September 2020. Penerapan PSBB itu mengacu pada Pergub Nomor 88 Tahun 2020 terkait perubahan Pergub Nomor 33 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan PSBB dalam Penanganan Covid-19 di DKI Jakarta.
Beberapa waktu lalu, dia sempat kroscek sendiri. Di sebuah rumah sakit kondisinya penuh. Ada yang ditempatkan di tenda dan yang di IGD belum masuk ruangan rawat. Dan itu hampir semua terjadi di rumah sakit.
“Ada beberapa teman yang terkena. Ada yang sudah tiga hari terkena dan sekarang almarhum semua. Ada dua teman saya yang sedang isolasi,” katanya.
Saat ini, orang sehat masuk rumah sakit, bisa jadi ODP (Orang Dalam Pengawasan). Kemarin, ada tiga orang terdiri dari anak, ibu, dan bapak, dalam jangka waktu tiga jam, meninggal.
H Syarief saat ditelepon langsung mengurus dan membantu. Yang mengurus tiga orang tersebut, salah satu anak yang masih berstatus mahasiswi. Satu anak lainnya dari keluarga ini sedang dirawat di RSD Wisma Atlet, Kemayoran.
“Bayangkan dalam satu hari, tiga jam, merenggut tiga nyawa dalam satu keluarga. Satu lagi masih dirawat di rumah sakit berbeda. Satu anak lainnya yang mengurus sedang isolasi mandiri,” katanya. (Baca juga: Viral Antrean Ambulans di RSD Wisma Atlet, Ini Penjelasannya)
Kondisi ini adalah cobaan. Semua harus memaklumi, tidak usah saling menyalahkan. “Mari sama-sama menjaga sehingga yang datang ke rumah sakit semakin berkurang. Mari menjaga pola hidup,” ucapnya.
Karena itu, PSBB Jakarta ini untuk warga. Karena jika tidak ditekan dengan PSBB tidak mungkin rumah sakit akan membangun tambahan dalam waktu singkat.
“Pak Anies sudah menginjak rem darurat, saya mengimbau semuanya agar dapat menaati peraturan agar tidak menyebar lagi penyakit ini,” kata Syarief.
Menurutnya, masyarakat sudah sangat sadar protokol kesehatan. Saat di pasar, misalnya ibu-ibu pergi ke pasar sudah memakai masker, masuk pasar sudah sadar cuci tangan.
(jon)