3 Penumpang KRL Positif Corona, PT KCI: Penyebaran Virus Dapat Terjadi di Manapun
loading...
A
A
A
KCI telah bekerja sama dengan TNI melalui Marinir dan Kodim setempat, Polri melalui kehadiran 74 personel Brimob di sebelas stasiun, dan satpol PP maupun dinas perhubungan di stasiun. (Baca juga: Gubernur Jabar Umumkan 3 Penumpang KRL Bogor-Jakarta Positif COVID-19 )
Mengenai kepadatan pada dua hingga tiga perjalanan KRL terutama pada jam pulang kerja yang juga menjelang jam buka puasa, PT KCI mengantisipasi dengan memperketat batasan pengguna yang diizinkan masuk ke peron stasiun dan ke dalam kereta sebagaimana yang dilakukan pada stasiun-stasiun keberangkatan di pagi hari.
Pintu stasiun juga ditutup tepat pada pukul 18.00 WIB sesuai aturan PSBB untuk mencegah kepadatan pada jadwal kereta terakhir."Untuk semakin meningkatkan kedisiplinan maka mulai Senin 4 Mei 2020 bila masih terdapat kereta yang melebihi kapasitas, ditandai dengan pengguna duduk maupun berdiri tidak sesuai marka yang ada, maka kereta tidak akan diberangkatkan kembali hingga para pengguna mengikuti aturan kapasitas maksimum sejumlah 60 orang per kereta,"tuturnya.
Dari 761 perjalanan KRL yang beroperasi setiap harinya, 90 persen perjalanan berjalan dengan kondisi sangat minim pengguna, hal ini terpantau dari data volume penumpang, data pengguna yang melakukan tap in maupun tap out di stasiun, pantauan petugas di lapangan, maupun gambar-gambar yang diunggah para pengguna ke sosial media.
Kepadatan yang sempat terjadi selama masa PSBB di Jakarta dan kota-kota penyangganya berdasarkan catatan KCI adalah pada 13 April ketika hari kerja pertama PSBB di Jakarta dan banyak perusahaan yang belum menginstruksikan karyawan bekerja dari rumah, kemudian pada 20 April kepadatan terjadi di luar Stasiun Cilebut, dan pada 30 April lalu pada KA 1178, dimana perubahan jadwal kerja pada bulan Ramadhan dan menjelang waktu berbuka puasa membuat pengguna berkonsentrasi mengejar jadwal KRL yang memungkinkan mereka berbuka di rumah.
Untuk mengendalikan kepadatan ini, diperlukan kepedulian masyarakat dalam menggunakan KRL. Jam masuk dan pulang kerja yang bersamaan memang jadi tantangan.NamunKCI mengajak para pengguna untuk tetap bersabar menunggu KRL yang kosong agar tetap menjaga physical distancing.
"Setelah kerja sama untuk melakukan test swab ini, KCI juga sangat terbuka untuk bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Pemerintah Kota/Kabupaten terkait untuk menemukan solusi guna bersama-sama menyaring masyarakat yang akan naik KRL. Sehingga,physical distancing bisa tercapai lebih maksimal sementara tetap dapat melayani masyarakat yang benar-benar memerlukan transportasi publik," tegasnya.
Mengenai kepadatan pada dua hingga tiga perjalanan KRL terutama pada jam pulang kerja yang juga menjelang jam buka puasa, PT KCI mengantisipasi dengan memperketat batasan pengguna yang diizinkan masuk ke peron stasiun dan ke dalam kereta sebagaimana yang dilakukan pada stasiun-stasiun keberangkatan di pagi hari.
Pintu stasiun juga ditutup tepat pada pukul 18.00 WIB sesuai aturan PSBB untuk mencegah kepadatan pada jadwal kereta terakhir."Untuk semakin meningkatkan kedisiplinan maka mulai Senin 4 Mei 2020 bila masih terdapat kereta yang melebihi kapasitas, ditandai dengan pengguna duduk maupun berdiri tidak sesuai marka yang ada, maka kereta tidak akan diberangkatkan kembali hingga para pengguna mengikuti aturan kapasitas maksimum sejumlah 60 orang per kereta,"tuturnya.
Dari 761 perjalanan KRL yang beroperasi setiap harinya, 90 persen perjalanan berjalan dengan kondisi sangat minim pengguna, hal ini terpantau dari data volume penumpang, data pengguna yang melakukan tap in maupun tap out di stasiun, pantauan petugas di lapangan, maupun gambar-gambar yang diunggah para pengguna ke sosial media.
Kepadatan yang sempat terjadi selama masa PSBB di Jakarta dan kota-kota penyangganya berdasarkan catatan KCI adalah pada 13 April ketika hari kerja pertama PSBB di Jakarta dan banyak perusahaan yang belum menginstruksikan karyawan bekerja dari rumah, kemudian pada 20 April kepadatan terjadi di luar Stasiun Cilebut, dan pada 30 April lalu pada KA 1178, dimana perubahan jadwal kerja pada bulan Ramadhan dan menjelang waktu berbuka puasa membuat pengguna berkonsentrasi mengejar jadwal KRL yang memungkinkan mereka berbuka di rumah.
Untuk mengendalikan kepadatan ini, diperlukan kepedulian masyarakat dalam menggunakan KRL. Jam masuk dan pulang kerja yang bersamaan memang jadi tantangan.NamunKCI mengajak para pengguna untuk tetap bersabar menunggu KRL yang kosong agar tetap menjaga physical distancing.
"Setelah kerja sama untuk melakukan test swab ini, KCI juga sangat terbuka untuk bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Pemerintah Kota/Kabupaten terkait untuk menemukan solusi guna bersama-sama menyaring masyarakat yang akan naik KRL. Sehingga,physical distancing bisa tercapai lebih maksimal sementara tetap dapat melayani masyarakat yang benar-benar memerlukan transportasi publik," tegasnya.
(mhd)