Stok Darah PMI Menipis, Pasien Operasi Terancam Tak Tertangani

Rabu, 25 Maret 2020 - 17:00 WIB
Stok Darah PMI Menipis, Pasien Operasi Terancam Tak Tertangani
Stok Darah PMI Menipis, Pasien Operasi Terancam Tak Tertangani
A A A
JAKARTA - PMI Jakarta Utara mengalami penurunan stok darah sejak virus Corona (Covid-19) mewabah. Imbauan social distancing atau jaga jarak membuat masyarakat takut berkumpul untuk donor darah.

Kepala Unit Transfusi Darah PMI Jakarta Utara dr. Ulfa Suryani mengungkapkan, saat ini target 9.000 kantong per bulan tidak dapat lagi terpenuhi. Bahkan, dari stok 69 kantong bulan ini hanya tersisa 30 kantong.

Dalam beberapa hari terakhir, kata Ulfa, tidak ada yang pertambahan. Kondisi ini tak sebanding dengan permintaan dari rumah sakit yang terus bertambah. Imbasnya, banyak operasi yang tertunda.

“Untuk persiapan operasi enggak bisa dilakukan karena enggak ada darah. Kalau misalnya operasi buka dada atau buka perut, kan harus ada darah di situ,” tuturnya, Rabu (25/3/2020). (Baca juga: Corona Kian Mengganas, 790 Orang Positif, 58 Meninggal Dunia)

Menurut Ulfa, penurunan stok darah mencapai 90 persen lantaran banyak pembatalan kegiatan donor karena larangan berkerumpul. Kondisi ini diperburuk dengan informasi paranoid yang tersebar di media sosial. Masyarakat kemudian memilih di rumah, padahal sejatinya mendonor itu cuman butuh dua orang saja.

“Orang takut. Ya inilah kadang teror informasi ini yang kadang salah diinterpretasikan masyarakat yang tidak mengerti gitu. Akhirnya paranoid. Padahal kan seharusnya informasinya sudah disharing,” tuturnya.

Kurangnya stok darah di PMI jelas mengancam jiwa masyarakat. Selain sejumlah operasi medis tidak bisa dilaksanakan, ada beberapa jenis penyakit yang sangat bergantuk pada stok darah.

Salah satunya pasien thalasemia, yang memang pengobatannya bergantung pada darah. Mereka kini terancam tak tertangani. “Kemudian ya, kematian akan meningkat,” kata Ulfa Suryani. (Baca juga:DKI Bagikan Logistik untuk ODP, PDP dan Keluarga Pasien Positif Covid-19)

Tak hanya mengancam penderita thalasemia, bagi pasien pendarahan, misalnya orang yang melahirkan kini tidak mendapatkan darah.

“Bukan hanya kematian karena Corona, tapi kematian karena pendarahan yang tidak ada stok darahnya. Karena darah tidak bisa diganti dengan obat apapun,” tutupnya.
(thm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4778 seconds (0.1#10.140)