Penjelasan Dirut RSUP Persahabatan soal Penolakan Warga Terhadap Tenaga Medis

Rabu, 25 Maret 2020 - 15:33 WIB
Penjelasan Dirut RSUP Persahabatan soal Penolakan Warga Terhadap Tenaga Medis
Penjelasan Dirut RSUP Persahabatan soal Penolakan Warga Terhadap Tenaga Medis
A A A
JAKARTA - Direktur Utama RSUP Persahabatan Jakarta, Rita Rogayah membenarkan adanya penolakan warga atas tenaga medis yang tinggal di lingkungan sekitar. Namun, penolakan warga terhadap perawat dan dokter RSUP Persahabatan yang merawat pasien positif Covid-19 bukan berupa pengusiran.

Menurut Rita, penolakan ini terjadi akibat masyarakat memandang bahwa tenaga medis yang bertugas di RSUP Persahabatan bisa menularkan virus Corona di tengah permukiman warga."Jadi sebetulnya mereka bukan diusir. Tapi mereka tidak nyaman karna ada stigma mereka bekerja di RSUP Persahabatan sebagai rumah sakit infeksi sehingga mereka kalau kembali ke rumah, mereka merasa sepertinya menularkan penyakit Covid 19 dan membawa virus ke rumah," kata Rita di RSUP Persahabatan, Pulogadung, Jakarta Timur, Rabu (25/3/2020).

Rita menjelasakan, tenaga medis RSUP Persahabatan yang tinggal di lingkungan sekitar bukan diusir melainkan merasa tidak nyaman karena warga khawatir tertular virus Corona dari tenaga medis yang merawat pasien Covid-19. "Lingkungan itu menstigma mereka itu membawa penyakit gitu. Jadi sebetulnya mereka bukan diusir tapi merasa tidaknya nyaman karena lingkungan menganggap mereka bekerja di Rumah Sakit infeksi dan nanti bisa membawa virus saat pulang," ungkapnya.

Dia menuturkan, disaat wabah virus Corona menjangkit Indonesia maka harus ada edukasi terhadap masyarakat sekitar agar tidak panik berlebihan. Sebab, kata dia, tidak mungkin tenaga medis merawat pasien Covid-19 tanpa Alat Pelimdung Diri (APD).

Terlebih, tenaga media yang merawat pasien Covid-19 pun secara rutin dicek kondisi kesehatannya untuk memastikan terhindar dari Covid-19. (Baca: Oknum Masyarakat Tolak Tenaga Medis yang Tangani Corona di RSUP Persahabatan)

"Itulah yang mesti kita pahami, berarti kita harus memberikan edukasi yang lebih banyak kepada masyarakat sehingga tidak perlu panik, tapi ikutilah apa yang harus dilakukan. Lebih baik jangan keluar rumah, kita isolasi diri kita masing- masing, kita berada dirumah tidak perlu keluar," ucapnya.
(whb)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5565 seconds (0.1#10.140)