Polisi Selidiki Kaburnya Korban Penusukan Penyerangan di Kampung Melayu
loading...
A
A
A
JAKARTA - Polda Metro Jaya melakukan penyelidikan terkait kaburnya seorang korban penyerangan sekelompok orang tak dikenal di kolong jalan layang Terminal Kampung Melayu, Jakarta Timur. Korban berinisial IS kabur saat menjalani perawatan di RS polri Kramat, Jakarta Timur.
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Yusri Yunus mengatakan, ada dua korban dengan luka tusuk senjata tajam yakni, berinisial MH (34), dan IS (37) dalam peristiwa penyerangan yang terjadi bersamaan dengan aksi penyerangan di Mapolsek Ciracas , Jakarta Timur, pada Sabtu, 29 Agusrus 2020 lalu."Korban MH menghilang usai menjalani perawatan di RS Polri pada Sabtu 29 Agustus 2020 lalu," kata Yusri kepada wartawan Senin (7/9/2020).
Yusri menuturkan, saat masih dalam perawatan, korban MH mengaku dikeroyok sekelompok orang di kolong jalan layang Terminal Kampung Melayu, Jakarta Timur atau tepat pada hari penyerangan Polsek Ciracas. Namun, Yusri enggan menyangkutpautkan kejadian tersebut dengan penyerangan terhadap Mapolsek Ciracas.
MH mendapatkan luka tusuk di punggung kiri, dan para pelaku yang diperkirakan berjumlah sepuluh orang tega meninggalkan senjata tajam tertancap di punggung MH. “Kami belum menemukan adanya korelasi antar inseden tersebut dengan yang terjadi di Polsek Ciracas, korban juga belum dimintai keterangan lebih jauh karena dia menghilang alias kabur,” tegasnya. (Baca: Terkait Hoaks, Polisi Akan Jemput Paksa Hadi Pranoto)
MH sebelumnya bercerita kepada petugas dianiaya sekelompok orang berboncengan sepeda motor menghampiri dirinya. Mereka datang dari Jalan Otista, masuk ke area terminal, lalu lawan arah ke area MH berjualan yang juga tempat angkutan-angkutan M06 jurusan Kampung Melayu-Gandaria ngetem. Tanpa mengatakan apapun, para pelaku menyerang siapa saja yang ditemui.
Pisau pun ditinggalkan para pelaku tertancap pada punggung kiri MH. Dia lantas meminta salah satu orang di sana untuk membantu mencabut pisau. Setelah itu, rekan-rekannya menolong dengan membawanya ke klinik 24 jam. Karena tidak ada dokter yang bisa menangani, dia dirujuk ke Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Kecamatan Jatinegara. Mencurigai luka MH akibat tindak kejahatan, tenaga kesehatan di sana memintanya melapor dulu ke polisi.
Selain MH, ada satu korban lagi yaitu pembeli kopi yang sehari-hari bekerja sebagai tukang sampah, IS. Meski lebih parah karena ada delapan luka tusuk senjata tajam, IS memilih pulang kampung ke Cilacap, Jawa Tengah usai dirawat beberapa jam di rumah sakit.
Kasat Reskrim Polrestro Jakarta Timur AKBP Imron Ermawan, mengatakan, MH memang sudah membuat LP tetapi belum dimintai keterangan guna menyusun berita acara pemeriksaan (BAP). Pengusutan penyerangan berdarah di Kampung Melayu membutuhkan BAP tersebut. Pihak polres menunggu MH selesai pemulihan dulu di rumahnya, baru kemudian akan diundang untuk BAP. “Pelaku tetap dikejar,” tegas Imron.
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Yusri Yunus mengatakan, ada dua korban dengan luka tusuk senjata tajam yakni, berinisial MH (34), dan IS (37) dalam peristiwa penyerangan yang terjadi bersamaan dengan aksi penyerangan di Mapolsek Ciracas , Jakarta Timur, pada Sabtu, 29 Agusrus 2020 lalu."Korban MH menghilang usai menjalani perawatan di RS Polri pada Sabtu 29 Agustus 2020 lalu," kata Yusri kepada wartawan Senin (7/9/2020).
Yusri menuturkan, saat masih dalam perawatan, korban MH mengaku dikeroyok sekelompok orang di kolong jalan layang Terminal Kampung Melayu, Jakarta Timur atau tepat pada hari penyerangan Polsek Ciracas. Namun, Yusri enggan menyangkutpautkan kejadian tersebut dengan penyerangan terhadap Mapolsek Ciracas.
MH mendapatkan luka tusuk di punggung kiri, dan para pelaku yang diperkirakan berjumlah sepuluh orang tega meninggalkan senjata tajam tertancap di punggung MH. “Kami belum menemukan adanya korelasi antar inseden tersebut dengan yang terjadi di Polsek Ciracas, korban juga belum dimintai keterangan lebih jauh karena dia menghilang alias kabur,” tegasnya. (Baca: Terkait Hoaks, Polisi Akan Jemput Paksa Hadi Pranoto)
MH sebelumnya bercerita kepada petugas dianiaya sekelompok orang berboncengan sepeda motor menghampiri dirinya. Mereka datang dari Jalan Otista, masuk ke area terminal, lalu lawan arah ke area MH berjualan yang juga tempat angkutan-angkutan M06 jurusan Kampung Melayu-Gandaria ngetem. Tanpa mengatakan apapun, para pelaku menyerang siapa saja yang ditemui.
Pisau pun ditinggalkan para pelaku tertancap pada punggung kiri MH. Dia lantas meminta salah satu orang di sana untuk membantu mencabut pisau. Setelah itu, rekan-rekannya menolong dengan membawanya ke klinik 24 jam. Karena tidak ada dokter yang bisa menangani, dia dirujuk ke Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Kecamatan Jatinegara. Mencurigai luka MH akibat tindak kejahatan, tenaga kesehatan di sana memintanya melapor dulu ke polisi.
Selain MH, ada satu korban lagi yaitu pembeli kopi yang sehari-hari bekerja sebagai tukang sampah, IS. Meski lebih parah karena ada delapan luka tusuk senjata tajam, IS memilih pulang kampung ke Cilacap, Jawa Tengah usai dirawat beberapa jam di rumah sakit.
Kasat Reskrim Polrestro Jakarta Timur AKBP Imron Ermawan, mengatakan, MH memang sudah membuat LP tetapi belum dimintai keterangan guna menyusun berita acara pemeriksaan (BAP). Pengusutan penyerangan berdarah di Kampung Melayu membutuhkan BAP tersebut. Pihak polres menunggu MH selesai pemulihan dulu di rumahnya, baru kemudian akan diundang untuk BAP. “Pelaku tetap dikejar,” tegas Imron.
(hab)