Bogor Tetapkan Status Darurat Bencana Selama 2 Pekan

Jum'at, 03 Januari 2020 - 17:56 WIB
Bogor Tetapkan Status Darurat Bencana Selama 2 Pekan
Bogor Tetapkan Status Darurat Bencana Selama 2 Pekan
A A A
CIBINONG - Pemkab Bogor menetapkan status darurat bencana selama dua pekan. Langkah ini diambil karena korban jiwa dan jumlah wilayah yang terdampak bencana alam pada Selasa (1/1/2020) terus bertambah.

Pernyataan status darurat bencana tersebut dibuat Bupati Bogor Ade Yasin menyusul laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) yang mencatat 26 dari 40 kecamatan di Kabupaten Bogor."Pada lokasi-lokasi wilayah di kecamatan tersebut ditetapkan sebagai darurat bencana," kata Ade, Jumat (3/1/2019). Status darurat bencana ditetapkan sejak 2 Januari 2020 hingga 16 Januari 2020. (Baca juga: Banjir dan Longsor di Bogor, Korban Meninggal 11 Orang)

Bupati mengungkapkan, sebagai upaya penanganan yang diakibatkan bencana tersebut, pihaknya telah memerintahkan BPBD dan dinas terkait untuk melakukan tindakan dan kegiatan serta kordinasi.

"Dalam pelaksanaan penanganan darurat bencana, yang dianggap perlu, guna memulihkan sarana dan prasarana yang terkena bencan. Sehingga tata kehidupan dan penghidupan masyarakat kembali normal," ujarnya. (Baca juga: Banjir di Kabupatan Bogor, Tiga Warga Meninggal Terseret Arus)

Ade menyebutkan, berdasarkan laporan BPBD hingga saat ini korban meninggal sebanyak 16 orang. Masing-masing 13 orang meninggal akibat bencana longsor dan 3 orang akibat banjir.

"Korban meninggal karena banjir ditemukan di Kecamatan Gunung Putri, sementara korban meninggal akibat longsor berada di tiga kecamatan yakni Kecamatan Sukajaya, Nanggung, dan Cigudeg. Saat ini BPBD dan tim SAR gabungan masih berusaha melakukan pencarian warga yang tertimbun longsor. Sehingga kemungkinan korban bertambah," ujarnya.

Sementara itu, longsor terparah terjadi di Kecamatan Sukajaya. Bahkan, tim SAR gabungan hingga saat ini masih kesulitan mengakses lokasi, lantaran akses jalan utama masih tertutup reruntuhan tanah longsor.

Berdasarkan data Pusat Data dan Informasi BPBD Kabupaten Bogor, ada 11 desa yang terdampak longsor, lima desa diantaranya masih terisolasi, yakni Desa Harkatjaya, Cileuksa, Pasir Madang, Desa Urug, dan Pasir Madang.

"Nah dua dari lima desa itu belum tersentuh bantuan maupun evakuasi yaitu Desa Cileksa dan Cisarua," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bogor, Yani Hasan, Jumat (3/01/2019).

Longsor terparah terjadi di Desa Harkat Jaya dan Pasir Madang. Di Harkat Jaya empat orang meninggal dunia dan tiga orang lainnya dinyatakan hilang diduga tertimbun longsor. Sedikitnya 11 bangunan rata dengan tanah.

Korban meninggal yakni Charly (5), Asti (45), Muhammad Hudri (24), dan Rumsah (65). Sedangkan korban hilang Amri (60), Maesaroh (25), dan Cicih (5). Mereka adalah warga Kampung Harapan Jaya, Desa Harkat Jaya.

Sedangkan di Desa Pasir Madang ada dua kampung yakni Kampung Setu Kubangan dan Kampung Gunung Kembang. Bahkan, di dua kampung tersebut, ada beberapa rumah warga rata tertimbun longsor.

"Saat ini ada 300 jiwa yang mengungsi di kantor desa. Selain itu, ada 30 KK di Pondok Pesantren, dan 15 orang di kantor kecamatan mereka juga belum mendapat bantuan secara maksimal karena akses ke sana masih tertutup longsor. Namun hari ini hasil briefing pengiriman logistik akan menggunakan helikopter dipimpin oleh Wing 4 Lanud ATS," terangnya.
(shf)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7441 seconds (0.1#10.140)