Muncul Gerakan Coblos 3 Paslon, KPU Jakarta Minta Masyarakat Gunakan Hak Pilih dengan Benar
loading...
A
A
A
JAKARTA - Merespons kemunculan gerakan coblos 3 Paslon, Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Jakarta akan menggencarkan sosialisasi ke masyarakat. Hal itu agar para pemilih tak golput saat hari pencoblosan.
"Kalau dari KPU sendiri tentunya sosialisasi terus kami lakukan dalam rangka meningkatkan partisipasi masyarakat selain itu juga agar masyarakat menggunakan hak pilihnya secara baik dan benar," ujar Anggota Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Jakarta, Astri Megatari, Jumat (13/9/2024).
Namun, untuk menjangkau seluruh lapisan masyarakat di Jakarta, diakui Astri masih jadi pekerja rumah bagi pihaknya. Walaupun dia tetap berkeyakinan warga Jakarta yang cerdas dan kritis bisa menentukan sikap di pilkada serentak ini.
"Kami yakin, kami optimistis bahwa warga DKI jakarta sekarang cerdas -cerdas, kritis-kritis, dan semuanya bisa menilai ketiga paslon ini dengan pikiran dan pandangan yang terbuka," ucapnya.
Dengan melihat profile warga Jakarta yang cerdas dan peka terhadap digitalisasi, dia yakin para pemilih tak akan menyia-nyiakan suaranya.
"Masyarakat Jakarta justru semakin kritis dalam memilih siapa yang akan memimpin gubernur jakarta 5 tahun ke depan," tuturnya.
Dia mengingatkan, memilih memang hak setiap warga. Namun memprovokasi orang untuk tidak menggunakan hak suaranya bisa terancam pidana.
"Jadi memilih itu kan sebenernya hak masing-masing warga apakah memilih atau tidak. Namun jika kita mengajak masyarakat untuk tidak memilih itu bisa dipidanakan," katanya.
"Kalau dari KPU sendiri tentunya sosialisasi terus kami lakukan dalam rangka meningkatkan partisipasi masyarakat selain itu juga agar masyarakat menggunakan hak pilihnya secara baik dan benar," ujar Anggota Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Jakarta, Astri Megatari, Jumat (13/9/2024).
Namun, untuk menjangkau seluruh lapisan masyarakat di Jakarta, diakui Astri masih jadi pekerja rumah bagi pihaknya. Walaupun dia tetap berkeyakinan warga Jakarta yang cerdas dan kritis bisa menentukan sikap di pilkada serentak ini.
"Kami yakin, kami optimistis bahwa warga DKI jakarta sekarang cerdas -cerdas, kritis-kritis, dan semuanya bisa menilai ketiga paslon ini dengan pikiran dan pandangan yang terbuka," ucapnya.
Dengan melihat profile warga Jakarta yang cerdas dan peka terhadap digitalisasi, dia yakin para pemilih tak akan menyia-nyiakan suaranya.
"Masyarakat Jakarta justru semakin kritis dalam memilih siapa yang akan memimpin gubernur jakarta 5 tahun ke depan," tuturnya.
Dia mengingatkan, memilih memang hak setiap warga. Namun memprovokasi orang untuk tidak menggunakan hak suaranya bisa terancam pidana.
"Jadi memilih itu kan sebenernya hak masing-masing warga apakah memilih atau tidak. Namun jika kita mengajak masyarakat untuk tidak memilih itu bisa dipidanakan," katanya.
(maf)