El Medina Syeikh Ali Jaber Tuntut RS Medistra Junjung Kebebasan Beragama
loading...
A
A
A
JAKARTA - Yayasan El Medina Syeikh Ali Jaber Rahimahullah menuntut RS Medistra menjunjung kebebasan beragama bagi setiap warga negara Indonsia. Sebab, keberasan beragama dilidungi oleh undang-undang dan konstitusi Indonesia.
Tuntutan ini disampaikan El Medina SAJR kepada RS Medistra yang dididuga melakukan tindakan diskriminatif, sehingga menyebabkan pegawai RS Medistra harus keluar dari pekerjaan demi menjaga iman Islamnya. El Medina SAJR prihatin atas kasus tersebut.
"Kami meminta semua pihak institusi di Indonesia, terutama dalam hal ini RS Medistra menjaga kebebasan beragama setiap warga negara sebagaimana dilindungi oleh undang-undang dan konstitusi Indonesia. Kami juga menyampaikan keprihatinan atas tindakan diskriminatif terhadap pegawai muslimah di lingkungan RS Medistra, sehingga akhirnya berujung pada keluarnya dokter tersebut dari lingkungan RS Medistra," kata Founder dan Ketua Dewan Pembina El Medina SAJR, Deva Rachman dalam keterangan tertulisnya, Selasa (3/9/2024).
Deva Rachman prihatin karena di zaman modern masih ada yang mempermasalahkan jilbab atau hijab di lingkungan kerja. Padahal emansipasi wanita bagi muslimah harus ditingkatkan, terlebih mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam.
"Hijab bukan halangan bagi muslimah untuk berkarya dan memberikan kontribusi terbaik bagi masyarakat, keluarga, dan individu muslimah sendiri. Harusnya pihak RS Medistra bangga terhadap muslimah yang menjadi dokter spesialis dan bekerja di RS Medistra, bukan malah didiskriminasi," katanya.
Menurutnya, Indonesia harus menjadi tempat bagi seluruh muslimah untuk dapat berkiprah, bekerja, dan berkontribusi bagi masyarakat dengan perasaan nyaman, aman dan tenteram. Deva berharap hal ini tidak terjadi lagi.
Untuk diketahui, Yayasan El Medina Syeikh Ali Jaber Rahimahullah (SAJR) adalah yayasan yang didirikan untuk melanjutkan perjuangan almarhum Syeikh Ali Jaber yang wafat pada awal 2021. Yayasan ini didirikan oleh salah satu istri, Deva Rachman dan berfokus pada dakwah Al-Qur'an dan peningkatan kapasitas muslimah di Indonesia.
Sementara itu, Direktur RS Medistra Agung Budisatria menyampaikan permintaan maaf atas ketidaknyamanan yang ditimbulkan akibat isu diskriminasi yang dialami oleh salah seorang kandidat tenaga kesehatan dalam proses rekrutmen. Menurutnya, hal tersebut sedang dalam penanganan manajemen.
"RS Medistra inklusif dan terbuka bagi siapa saja yang mau bekerja sama untuk menghadirkan layanan kesehatan terbaik bagi masyarakat.Ke depan, kami akan terus melakukan proses kontrol ketat terhadap proses rekrutmen ataupun komunikasi, sehingga pesan yang kami sampaikan dapat dipahami dengan baik oleh semua pihak.Salam," kata Agung Budisatria dalam keterangan resminya.
Tuntutan ini disampaikan El Medina SAJR kepada RS Medistra yang dididuga melakukan tindakan diskriminatif, sehingga menyebabkan pegawai RS Medistra harus keluar dari pekerjaan demi menjaga iman Islamnya. El Medina SAJR prihatin atas kasus tersebut.
"Kami meminta semua pihak institusi di Indonesia, terutama dalam hal ini RS Medistra menjaga kebebasan beragama setiap warga negara sebagaimana dilindungi oleh undang-undang dan konstitusi Indonesia. Kami juga menyampaikan keprihatinan atas tindakan diskriminatif terhadap pegawai muslimah di lingkungan RS Medistra, sehingga akhirnya berujung pada keluarnya dokter tersebut dari lingkungan RS Medistra," kata Founder dan Ketua Dewan Pembina El Medina SAJR, Deva Rachman dalam keterangan tertulisnya, Selasa (3/9/2024).
Deva Rachman prihatin karena di zaman modern masih ada yang mempermasalahkan jilbab atau hijab di lingkungan kerja. Padahal emansipasi wanita bagi muslimah harus ditingkatkan, terlebih mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam.
"Hijab bukan halangan bagi muslimah untuk berkarya dan memberikan kontribusi terbaik bagi masyarakat, keluarga, dan individu muslimah sendiri. Harusnya pihak RS Medistra bangga terhadap muslimah yang menjadi dokter spesialis dan bekerja di RS Medistra, bukan malah didiskriminasi," katanya.
Menurutnya, Indonesia harus menjadi tempat bagi seluruh muslimah untuk dapat berkiprah, bekerja, dan berkontribusi bagi masyarakat dengan perasaan nyaman, aman dan tenteram. Deva berharap hal ini tidak terjadi lagi.
Untuk diketahui, Yayasan El Medina Syeikh Ali Jaber Rahimahullah (SAJR) adalah yayasan yang didirikan untuk melanjutkan perjuangan almarhum Syeikh Ali Jaber yang wafat pada awal 2021. Yayasan ini didirikan oleh salah satu istri, Deva Rachman dan berfokus pada dakwah Al-Qur'an dan peningkatan kapasitas muslimah di Indonesia.
Sementara itu, Direktur RS Medistra Agung Budisatria menyampaikan permintaan maaf atas ketidaknyamanan yang ditimbulkan akibat isu diskriminasi yang dialami oleh salah seorang kandidat tenaga kesehatan dalam proses rekrutmen. Menurutnya, hal tersebut sedang dalam penanganan manajemen.
"RS Medistra inklusif dan terbuka bagi siapa saja yang mau bekerja sama untuk menghadirkan layanan kesehatan terbaik bagi masyarakat.Ke depan, kami akan terus melakukan proses kontrol ketat terhadap proses rekrutmen ataupun komunikasi, sehingga pesan yang kami sampaikan dapat dipahami dengan baik oleh semua pihak.Salam," kata Agung Budisatria dalam keterangan resminya.
(abd)